Jumat, 23 Oktober 2009

Harta Karun

Hari ini kiriman buku yang saya pesan dari Amazon.com datang.
Ada satu buku yang langsung saya sambar dan baca seketika.
Judulnya: "Stuff ,The Secret Lives of Everyday Things".
Buku itu tipis, hanya 86 halaman, tapi informasi di dalamnya
bercerita tentang perjalanan ribuan mil dari mana barang-
barang kita berasal dan ke mana barang-barang kita berakhir.

Dimulai sejak SD, saat saya pertama kali tahu bahwa plastik
memakan waktu ratusan tahun untuk musnah, saya sering merenung:
orang gila mana yang mencipta sesuatu yang tak musnah ratusan
tahun tapi masa penggunaannya hanya dalam skala jam-bahkan detik?
Bungkus permen yang hanya bertahan sepuluh detik di tangan, lalu
masuk tong sampah, ditimbun di tanah dan baru hancur setelah
si pemakan permen menjadi fosil.

Sukar membayangkan apa jadinya hidup ini tanpa plastik,
tanpa cat, tanpa deterjen, tanpa karet, tanpa mesin, tanpa bensin,
tanpa fashion. Dan sebagai konsumen dalam sistem perdagangan modern,
sejak kita lahir rantai pengetahuan tentang awal dan akhir dari
segala sesuatu yang kita konsumsi telah diputus.

Kita tidak tahu dan tidak dilatih untuk mau tahu ke mana
kemasan styrofoam yang membungkus nasi rames kita pergi,
berapa banyak pohon yang ditebang untuk koran yang kita baca
setengah jam saja, beban polutan yang diemban baju-baju semusim
yang kita beli membabi-buta.

Untuk aktivitas harian yang kita lewatkan tanpa berpikir,
yang terasa wajar-wajar saja, pernahkah kita berhitung bahwa
untuk hidup 24 jam kita bisa menghabiskan sumber daya Bumi ini
berkali-kali lipat berat tubuh kita sendiri?

Untuk menyiram 200 cc air kencing, kita memakai 3 liter air.
Untuk mencuci secangkir kopi, kita butuh air sebaskom. Untuk
memproduksi satu lapis daging burger yang mengenyangkan perut
setengah hari dibutuhkan sekitar 2,400 liter air.
Produksi satu set PC seberat 24 kg yang parkir di atas meja kerja
kita menghasilkan 62 kg limbah, memakai 27,594 liter air, dan
mengonsumsi listrik 2,300 kwh. Bagaimana dengan chip kecil yang
bekerja di dalamnya? Limbah yang dihasilkan untuk memproduksinya
4,500 kali lipat lebih berat daripada berat chip itu sendiri.

Mengetahui mata rantai tersembunyi ini bisa menimbulkan berbagai
reaksi. Kita bisa frustrasi karena terjepit dalam ketergantungan
gaya hidup yang tak bisa dikompromi, kita bisa juga semakin apatis
karena tidak mau pusing. Yang jelas, sesungguhnya ini adalah
pengetahuan yang sudah saatnya dibuka.

Pelajaran Ilmu Alam, selain belajar penampang daun dan membedah
jantung katak, dapat dibuat lebih empiris dengan mempelajari hulu
dan hilir dari benda-benda yang kita konsumsi, sehingga tanggung
jawab akan alam ini telah disosialisasikan sejak kecil.

Pernahkah kita merenung, saat kita memasuki gedung FO empat
lantai, Pasar Baru, atau berjalan-jalan ke Gasibu pada hari
Minggu di mana ada lautan PKL: tidakkah semua baju dan barang-
barang itu mampu memenuhi kecukupan penduduk satu kota ?
Tapi kenapa barang-barang ini tidak ada habisnya diproduksi?
Setiap hari selalu ada jubelan pakaian baru yang menggelontori
pasar. Pernahkah kita merenung, saat kita memasuki hypermarket
dan melihat ratusan macam biskuit, ratusan varian mie instan,
dan ratusan merk sabun: haruskah kita memiliki pilihan sebanyak itu?

Pernahkah kita merenung, apa yang kita inginkan sesungguhnya
jauh melebihi apa yang kita butuhkan?

Atas nama kecukupan, satu manusia bisa hidup dengan lima pasang
baju dalam setahun, bahkan lebih. Atas nama fashion, jumlah itu
menjadi tidak berbatas. Atas nama kebutuhan, satu manusia bisa hidup
dengan beberapa pilihan panganan dalam sehari. Atas nama selera
dan nafsu, seisi Bumi tidak akan sanggup memenuhi keinginan satu manusia.

Permasalahan ini memang bisa dilihat dari berbagai kaca mata.
Seorang ekonom mungkin akan menyalahkan sistem kapitalisme dan
globalisasi. Seorang sosialis akan mengatakan ini masalah
distribusi dan pemerataan.
Tapi jika kita runut, satu demi satu, bahwa Bumi adalah kumpulan
negara, negara adalah kumpulan kelompok, dan kelompok adalah
kumpulan individu, permasalahan ini akan kembali ke pangkuan kita.

Dan kesadaran serta kemauan kitalah yang pada akhirnya akan
memungkinkan sebuah perubahan sejati.

Belum pernah dalam sejarah kemanusiaan keputusan harian kita
menjadi sangat menentukan. Tidak perlu menunggu Amerika
menyepakati protocol Kyoto, tidak perlu juga menunggu penjarah
hutan tertangkap, setiap langkah kita-memilih merk, kuantitas,
tempat, gaya hidup-adalah pilihan politis dan ekologis yang
menentukan masa depan seisi Bumi.

Saya belum bisa mengorbankan komputer karena itulah instrumen
saya bekerja, tapi saya bisa lebih awas dengan jam penggunaan
dan mematikannya jika tidak perlu. Saya belum bisa mengorbankan
kebutuhan akan informasi, tapi saya bisa memilih membaca berita
lewat internet atau membaca koran di tempat publik ketimbang
berlangganan langsung. Bagaimana dengan fashion?

Di dunia citra ini, dengan profesi yang mengharuskan banyak
tampil di muka publik, saya pun belum bisa mengorbankan
keperluan fashion (baca: membeli busana lebih sering dari
yang dibutuhkan), tapi saya bisa membuat komitmen dengan lemari
pakaian, yakni baju yang saya miliki tidak boleh melebihi
kapasitas lemari saya. Jika lebih, maka harus ada yang keluar.

Dan setiap beberapa bulan saya dihadapkan pada kenyataan bahwa
ada baju yang tidak saya pakai setahun lebih atau baju yang cuma
sekali dipakai dan tak pernah lagi. Bukan cuma baju, ada juga buku,
pernik rumah, alat dapur, bahkan sabun dan sampo yang utuh tak disentuh.

Alhasil, dalam rumah saya ada semacam peti-peti 'harta karun',
yang berisikan barang-barang yang harus keluar dari peredaran,
karena jika dipertahankan hanya menjadi kelebihan tanpa lagi
unsur manfaat. Harta karun ini lantas harus dicarikan lagi outlet
untuk penyaluran.

Pada waktu perayaan 17 Agustus, di kompleks saya diselenggarakan
bazaar. Para warga menyewa stand untuk berjualan. Saya ikut
berpartisipasi, dan sayalah satu-satunya penjual barang bekas
di antara penjual barang-baru baru.
Karena bukan demi cari untung, barang-barang itu saya lepas
dengan harga sangat murah. Yang membeli bukan cuma warga
kompleks, tapi juga dari kampung sekitar.

Hari pertama, saya sudah kehabisan dagangan. Terpaksa saya
mengontak saudara-saudara saya yang barangkali juga punya barang
bekas untuk disalurkan. Sama dengan saya, mereka pun punya
timbunan harta karun yang entah harus diapakan.
Stand saya menjadi salah satu stand paling laris selama bazaar
berlangsung. Dan kakak saya terkaget-kaget dengan penghasilan
yang ia dapat dari tumpukan barang yang sudah dianggap sampah.

Berjualan di bazaar tentu bukan satu-satunya jalan, ada aneka
cara kreatif lain untuk memanfaatkan harta karun kita, termasuk
juga disumbangkan.
Namun yang lebih sukar adalah memulai membuat komitmen-komitmen
pembatasan diri. Berkomitmen dengan rak buku, dengan lemari
pakaian, dengan rak kamar mandi, dengan laci dapur,
dan pada intinya... dengan diri sendiri.
Siapkah kita menentukan batasan dan berjalan dalam koridor itu?

Dan, yang lebih susah lagi, adalah pengendalian diri dari awal
bersua aneka pilihan yang membombardir kita setiap hari, lalu
sadar dan mawas akan rantai sebab-akibat yang menyertai pilihan
kita. Membuka diri untuk info dan pengetahuan ekologi adalah
salah satu cara pembekalan yang baik.

Walaupun sekilas tampak merepotkan dan bikin frustrasi, tapi
kantong kresek yang kita buang tadi pagi tidak akan hilang
oleh sihir, dan hamburger yang kita makan tidak dipetik dari
pohon. Rantai yang menyertai barang-barang itu tidak akan hilang
hanya karena kita menolak tahu.

Banyak orang yang berkomentar pada saya, " Aduh , Wi .
Kamu bikin hidup tambah susah saja." Dan mereka benar.
Hidup ini tak mudah. Untuk itu kita justru harus belajar menghargai
setiap jengkalnya. Memilih hidup yang lebih sederhana, hidup
dengan tempo yang lebih pelan, hidup dengan pengasahan kesadaran,
tak hanya membantu kita lebih eling dan terkendali,
tapi juga membantu Bumi ini dan jutaan manusia yang dijadikan alas
kaki oleh industri demi pemenuhan nafsu konsumsi kita sendiri.

Lingkaran setan? Ya. Tapi tidak berarti kita tak sanggup berubah.
Selama ini kita adalah pembeli yang berlari. Dalam kecepatan
tinggi kita bertransaksi, sabet sana sabet sini,
tanpa tahu lagi apa yang sesungguhnya kita cari.
Berhentilah sejenak. Marilah kita berjalan

By. Dewi Lestari - RSD

------------------------
Sebarkanlah ke teman terdekat kita, untuk mengurangi beban
bumi kita walau sekecil apapun peran serta kita,
pasti bermanfaat ..:D!

Kamis, 22 Oktober 2009

Habatussauda

Berobatlah kalian dengan Habbassauda. Sesungguhnya, pada Habbassauda terdapat obat dari segala penyakit, kecuali maut.” (hadits).

Habbassauda mempunyai nama latin Nigella sativa. Di Indonesia, Habbassauda dikenal dengan nama jintan hitam. Konon, tumbuhan ini sudah dikenal sejak zaman Romawi Kuno. Raja-raja Romawi Kuno dikubur bersama biji-biji jintan hitam. Biji-biji tersebut berfungsi untuk mengawetkan mayat.

Jintan hitam merupakan sejenis tumbuhan yang banyak terdapat dikawasan Mediterania dan daerah gurun. Tanaman ini tumbuh liar pada ketinggian 100 meter di atas permukaan laut. Biasanya ditanam di daerah pegunungan, bisa juga ditanam di pekarangan rumah atau ladang sebagai tanaman rempah-rempah.Jintan hitam sendiri sebenarnya adalah biji tanaman berbentuk kerucut dan berwarna hitam. Batang tanaman ini lembut dan berbunga kuning. Jintan hitam sering disebut juga jintan pahit.

Ahli pengobatan Yunani Kuno, Dioscoredes, pada abad pertama mencatat bahwa jintan hitam digunakan untuk mengobati sakit kepala saluran pernapasan, sakit gigi, dan cacing usus.

Penelitian terbaru membuktikan, si biji hitam ini punya kemampuan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, asma bronkial, bronchitis, rematik, meningkatkan produksi ASI, mengobati kanker, dls.

Jintan hitam banyak dimanfaatkan untuk industri pengobatan. Biji tanaman ini diolah dalam bentuk kemasan berupa pil (kapsul) maupun minyak. Ekstrak jintan hitam dalam bentuk minyak punya rasa pahit dan getir. Baunya juga menyengat. Itu karena jintan hitam mengandung berbagai macam zat yang berguna untuk kesehatan tubuh.Di antara zat tersebut adalah oleat (omega 9), linoleat (omega 6), linolenat (omega 3), fitosterol, alkaloid, asam amino, saponin melantin, zat pahit nigelin, nigelon, timokinon, dan minyak atsiri. Minyak atsiri umumnya bersifat antibakteri, antiperadangan, dan menghangatkan perut.

Beberapa Manfaat Habbassauda

1. Menguatkan sistem kekebalan

Penelitian Dr. Basil Ali dari College of Medicine di Universitas King Faisal menyebutkan bahwa jintan hitam mampu meningkatkan jumlah cells T. Sel ini merupakan pembunuh alami. Efektivitasnya hingga 72 persen jika dibandingkan dengan plasebo (hanya 7 persen).

2. Obat Kanker dan AIDS

Ekstra jintan hitam dapat digunakan sebagai bioregulator dari beberapa penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh, di antaranya kanker dan AIDS.
Menurut Prof. G. Reimuller, direktur Institut Immonologi dari Universitas Munich, jintan hitam bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menyerang penyakit seperti kanker dan AIDS.

3. Meningkatkan daya ingat, konsentrasi, dan kewaspadaan

Asam linoleat, oleat, dan linolenat merupakan nutrisi bagi sel otak. Nutrisi ini berguna untuk meningkatkan daya ingat dan dan kecerdasan. Nutrisi ini juga berfungsi untuk memperbaiki peredaran darah ke otak. Jadi jintan hitam ini sangat cocok diberikan pada anak usia pertumbuhan dan lansia.

4. Meningkatkan bioaktivitas hormon

Jintan hitam mengandung setrol yang berfungsi sebagai sintesa dan bioaktivitas hormon-hormon dalam tubuh manusia. Dengan meningkatnya aktivitas hormon reproduksi, misalnya, maka rahim menjadi subur. Rahim yang subur akan membantu kesehatan janin serta mempermudah kelahiran.

5. Menetralkan racun

Racun di dalam tubuh dapat mengganggu metabolisme dan menurunkan fungsi organ penting seperti hati, paru-paru, dan otak. Gejala ringan keracunan bisa berupa diare, muntah, pusing, gangguan pernapasan, dan menurunnya daya konsentrasi. Jintan hitam mengandung saponin yang dapat menetralkan adan membersihkan racun dalam tubuh.

6. Memulihkan kesehatan ibu bersalin

Jintan hitam mujarab untuk memulihkan kesehatan ibu pasca melahirkan. Air ekstrak jintan bisa menghilangkan rasa lesu, sakit kepala, menurunkan demam, serta menyembuhkan luka-luka.

7. Antiradang

Jintan hitam mengandung zat anti inflamasi yang mampu mengurangi radang (bengkak).
Jadi, baik untuk penderita asma (mengurangi radang paru-paru), eksim (gatal -gatal, kulit merah) dan arthritis (bengkak sendi).

Herbal medicine
by Wulan

Bagaimana Cara Kita Bahagia


Seorang lelaki berumur 92 tahun yang mempunyai selera tinggi, percaya diri, dan bangga akan dirinya sendiri, yang selalu berpakaian rapi setiap hari sejak jam 8 pagi, dengan rambutnya yang teratur rapi meskipun dia buta, masuk ke panti jompo hari ini.
Istrinya yang berumur 70 tahun baru-baru ini meninggal, sehingga dia harus masuk ke panti jompo.
Setelah menunggu dengan sabar selama beberapa jam di lobi, dia tersenyum manis ketika diberi tahu bahwa kamarnya telah siap. Ketika dia berjalan mengikuti penunjuk jalan ke elevator, aku menggambarkan keadaan kamarnya yang kecil, termasuk gorden yang ada di jendela kamarnya. Saya menyukainya, katanya dengan antusias seperti seorang anak kecil berumur 8 tahun yang baru saja mendapatkan seekor anjing. "Pak, anda belum melihat kamarnya, tahan dulu perkataan tersebut.". "Hal itu tidak ada hubungannya", dia menjawab.

"Kebahagiaan adalah sesuatu yang kamu putuskan di awal. Apakah aku akan menyukai kamarku atau tidak, tidak tergantung dari bagaimana perabotannya diatur tapi bagaimana aku mengatur pikiranku. Aku sudah memutuskan menyukainya. Itu adalah keputusan yang kubuat setiap pagi ketika aku bangun tidur."

"Aku punya sebuah pilihan, aku bisa menghabiskan waktu di tempat tidur menceritakan kesulitan-kesulitan yang terjadi padaku karena ada bagian tubuhnya yang tidak bisa berfungsi lagi, atau turun dari tempat tidur dan berterima kasih atas bagian-bagian yang masih berfungsi."

Setiap hari adalah hadiah, dan selama mataku terbuka, aku akan memusatkan perhatian pada hari yang baru dan semua kenangan indah dan bahagia yang pernah kualami dan kusimpan. Hanya untuk kali ini dalam hidupku. Umur yang sudah tua adalah seperti simpanan di bank. Kita akan mengambil dari yang telah kita simpan.

Jadi, nasehatku padamu adalah untuk menyimpan sebanyak-banyaknya kebahagiaan di bank kenangan kita.
Terima kasih padamu yang telah mengisi bank kenanganku.
Aku sedang menyimpannya.

Ingat-ingatlah
lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia:

1. Bebaskan hatimu dari rasa benci.
2. Bebaskan pikiranmu dari segala kekuatiran.
3. Hiduplah dengan sederhana.
4. Berikan lebih banyak (give more)
5. Jangan terlalu banyak mengharap (expectless)


Kafemuslimah.com

Ternyata bahagia ada didalam hati kita sendiri.