Sabtu, 19 Februari 2011

E-Mail dari Rasulullah

Sebuah E-mail dari rasulullah yang mengugah jiwa..:D
untuk kita Umatnya, semoga akan terketuk hati kita, amiin..

Malam sudah cukup larut, namun mata ini masih tak bisa terpejam. Semua tugas-tugas kantor yang kubawa pulang sudah selesai, tak lupa kusediakan setengah jam sebelum pukul 23.00 untuk membalas beberapa email yang baru sempat terbaca malam ini. Nyaris saja kupilih menu shut down setelah sebelumnya menutup semua jendela di layar komputer, tiba-tiba muncul alert yahoo masuknya email baru. You have 1 new message(s)....

Seperti biasanya, aku selalu tersenyum setiap kali alert itu muncul, karena sudah bisa diduga, email itu datang dari orang-orang, sahabat, saudara, kerabat, intinya, aku selalu senang menunggu kabar melalui email dari mereka. Tapi yang ini ... Ooopss ... ini pasti main-main ... disitu tertulis ..From: Muhammad Rasul Allah

Walaupun sudah seringkali menerima junk mail atau beraneka spam, namun kali ini aku tidak menganggapnya sebagai email sampah atau orang sedang main-main denganku. Maklum, meski selama ini sering sekali teman-teman yang ngerjain, tapi kali ini, sekonyol-konyolnya teman-teman sudah pasti tidak ada yang berani mengatasnamakan Rasulullah Saw. Maka dengan hati-hati, kuraih mouse-ku dan ... klik ...

Salam sejahtera saudaraku, bagaimana khabar imanmu hari ini ...
Kebaikan apa yang sudah kau perbuat hari ini, sebanyak apa perbuatan dosamu hari ini ...


Aku tersentak ... degub didada semakin keras, sedetik kemudian, ritmenya terus meningkat cepat. Kuhela nafas dalam-dalam untuk melegakan rongga dada yang serasa ditohok teramat keras hingga menyesakkan. Tiga pertanyaan awal dari Rasulullah itu membuatku menahan nafas sementara otakku berputar mencari dan memilih kata untuk siap-siap me-reply email tersebut. Barisan kalimat Rasulullah belum selesai, tapi rasanya terlalu berat untuk melanjutkannya. Antara takut dan penasaran bergelut hingga akhirnya kuputuskan untuk membacanya lagi.

Cinta seorang ummat kepada Rasulnya, harus tercermin dalam setiap perilakunya. Tidak memilih tempat, waktu dan keadaan. Karena aku, akan selalu mencintai ummatku, tak kenal lelah. Masihkah kau mencintaiku hari ini?

Air menetes membasahi pipiku, semakin kuteruskan membaca kalimat-kalimatnya, semakin deras air yang keluar dari sudut mataku.

Pengorbanan seorang ummat terhadap agamanya, jangan pernah berhenti sebelum Allah menghendaki untuk berhenti. Dan kau tahu, kehendak untuk berhenti memberikan pengorbanan itu, biasanya seiring dengan perintah yang diberikan-Nya kepada Izrail untuk menghentikan semua aktifitas manusia. Sampai detik ini, pernahkah kau berkorban untuk Allah?.

Kusorot ketengah halaman ....

Sebagai Ayah, aku contohkan kepada ummatku untuk menyayangi anak-anak mereka dengan penuh kasih. Kuajari juga bagaimana mencintai istri-istri tanpa sedikit melukai perasaannya, sehingga kudapati istri-istriku teramat mencintaiku atas nama Allah. Aku tidak pernah merasakan memiliki orangtua seperti kebanyakan ummatku, tapi kepada orang-orang yang lebih tua, aku sangat menghormati, kepada yang muda, aku mencintai mereka. Sudahkah hari ini kau mencium mesra dan membelai lembut anak-anakmu seperti yang kulakukan terhadap Fatimah? Masihkah panggilan sayang dan hangat menghiasi hari-harimu bersama istrimu? Sudahkah juga kau menjadi pemimpin yang baik untuk keluargamu, seperti aku mencontohkannya langsung terhadap keluargaku?.

Satu hentakkan page down lagi ...

Aku telah memberi contoh bagaimana berkasih sayang kepada sesama mukmin, bersikap arif dan bijak namun tegas kepada manusia dari golongan lainnya, termasuk menghormati keberadaan makhluk lain dimuka bumi. Saudaraku ..

Cukup sudah. Aku tak lagi sanggup meneruskan rentetan kalimatnya hingga habis. Masih tersisa panjang isi email dari Rasulullah, namun baru yang sedikit ini saja, aku merasa tidak kuat. Aku tidak sanggup meneruskan semuanya karena sepertinya Rasulullah sangat tahu semua kesalahan dan kekuranganku, dan jika kulanjutkan hingga habis, yang pasti semuanya tentang aku, tentang semua kesalahan dan dosa-dosaku.

Kuhela nafas panjang berkali-kali, tapi justru semain sesak. Tiba-tiba pandanganku menjadi gelap, entah apa yang terjadi. Sudah tibakah waktuku? Padahal aku belum sempat me-reply email Rasulullah itu untuk memberitahukan kepada beliau bahwa aku tidak akan menjawab semua emailku dengan kata-kata. Karena aku yakin, Rasul lebih senang aku memperbaiki semua kesalahanku hari ini dan hari-hari sebelumnya, dari pada harus bermanis-manis mengumbar kata memikat hati, yang biasanya tak berketerusan dengan amal yang nyata.

Pandanganku kini benar-benar gelap, pekat sampai tak ada lagi yang bisa terlihat. Hingga ... nit... nit... alarm jam tanganku berbunyi. 00.00 WIB. Ah, kulirik komputerku, kosong, kucari-cari email dari Rasulullah di inbox-ku. Tidak ada.

Astaghfirullaah, mungkinkah Rasulullah manusia mulia itu mau mengirimi ummatnya yang belum benar-benar mencintainya ini sebuah email?
Ternyata aku hanya bermimpi, mungkin mimpi yang berangkat dari kerinduan jiwaku akan bertemu Rasul Allah.

Ya Allah.. tuntunlah hamba , ……jangan biarkan hamba jauh dari-MU Yaa Allah….. ampunilah dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku… Amiiin

Allahumma sholli ala Muhammad wa ala alli ala Muhammad.
By: Bayu Gautama

Temuan Ilmiah : Syukur Menambah Nikmat

Ilmuwan meneliti peran sikap bersyukur atau berterima kasih. Bersyukur, selain menyehatkan jiwa-raga, juga mendorong terjalin dan terbinanya persahabatan antar manusia. Sikap berterima kasih atau bersyukur mendorong terjalin dan terbinanya persahabatan antar manusia. Inilah kesimpulan S.B. Alqoe dkk. asal University of Virginia, Amerika Serikat (AS). Hasil penelitiannya dimuat di jurnal ilmiah Emotion, edisi Juni 2008 dengan judul “Beyond reciprocity: gratitude and relationships in everyday life” (Lebih dari sekedar hubungan timbal balik: sikap bersyukur dan persahabatan dalam hidup keseharian).

Dalam karya ilmiah itu para ilmuwan meneliti peran sikap bersyukur atau berterima kasih yang muncul secara alamiah dalam perkumpulan mahasiswa di perguruan tinggi selama acara “pekan pemberian hadiah” dari anggota lama kepada anggota baru. Para anggota baru mencatat tanggapan atas manfaat yang mereka dapatkan selama pekan tersebut.

Di akhir pekan itu, dan satu bulan kemudian, anggota lama dan anggota baru menilai keadaan persahabatan dan hubungan di antara mereka. Kesimpulannya, rasa terima kasih atas pemberian hadiah berpeluang memicu terbentuknya dan terpeliharanya persahabatan di antara mereka.

Aneka Manfaat Syukur
Selain jalinan persahabatan yang baik, sikap bersyukur kini terbukti secara ilmiah memicu pula aneka manfaat lain. Di antaranya manfaat kesehatan jasmani, ruhani dan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik. Tidak heran jika “gratitude research” atau “penelitian tentang sikap bersyukur” menjadi salah satu bidang yang banyak diteliti ilmuwan abad ke-21 ini.

Profesor psikologi asal University of California, Davis, AS, Robert Emmons, sekaligus pakar terkemuka di bidang penelitian “sikap bersyukur”, telah memperlihatkan bahwa dengan setiap hari mencatat rasa syukur atas kebaikan yang diterima, orang menjadi lebih teratur berolah raga, lebih sedikit mengeluhkan gejala penyakit, dan merasa secara keseluruhan hidupnya lebih baik.

Dibandingkan dengan mereka yang suka berkeluh kesah setiap hari, orang yang mencatat daftar alasan yang membuat mereka berterima kasih juga merasa bersikap lebih menyayangi, memaafkan, gembira, bersemangat dan berpengharapan baik mengenai masa depan mereka. Di samping itu, keluarga dan rekan mereka melaporkan bahwa kalangan yang bersyukur tersebut tampak lebih bahagia dan lebih menyenangkan ketika bergaul.

Tak tersentuh Sebelumnya
Dulu, sikap bersyukur atau berterima kasih sama sekali tidak terjamah dalam kajian ilmuwan psikologi tatkala profesor Emmons mulai mengkajinya di tahun 1998. Penelitian pertama prof Emmons melibatkan para mahasiswa kuliah psikologi kesehatan di universitasnya.

Saat itu sang profesor mewajibkan sebagian dari para mahasiswa tersebut untuk menuliskan lima hal yang menjadikan mereka bersyukur setiap hari. Sedangkan mahasiswa selebihnya diminta mencatat lima hal yang menjadikan mereka berkeluh kesah. Tiga pekan kemudian, mahasiswa yang bersyukur memberitahukan adanya peningkatan dalam hal kesehatan jiwa-raga dan semakin membaiknya hubungan kemasyarakatan dibandingkan rekan mereka yang suka menggerutu.

Di tahun-tahun berikutnya, profesor Emmons melakukan aneka penelitian yang melibatkan beragam kondisi manusia, termasuk pasien penerima organ cangkok, orang dewasa yang menderita penyakit otot-saraf dan murid kelas lima SD yang sehat. Di semua kelompok manusia ini, hasilnya sama: orang yang memiliki catatan harian tentang ungkapan rasa syukurnya mengalami perbaikan kualitas hidupnya.

Dampak Latihan Bersyukur
Melalui latihan, perasaan bersyukur dapat dibiasakan dalam diri seseorang. Pelatihan sengaja untuk menanamkan rasa syukur ini ternyata membawa dampak positif dalam beragam sisi kehidupan.

Dalam penelitian menggunakan metoda membandingkan, ditemukan bahwa mereka yang menuliskan rasa syukurnya setiap pekan mendapatkan manfaat jasmani-ruhani yang lebih baik dibandingkan mereka yang terbiasa mencatat peristiwa menjengkelkan dan kejadian yang biasa-biasa saja. Di antara manfaat ini adalah olah raga yang lebih teratur, lebih sedikit mengeluhkan gejala penyakit badan, merasa hidupnya secara keseluruhan lebih baik, dan berpengharapan lebih baik di minggu mendatang.

Manfaat lain sikap berterima kasih tampak pada keberhasilan dalam mewujudkan cita-cita. Dibandingkan dengan orang-orang yang bersikap sebaliknya, mereka yang senantiasa memiliki daftar ungkapan rasa syukur lebih cenderung mengalami kemajuan dalam pencapaian cita-cita mereka. Cita-cita ini dapat berupa prestasi akademis, hubungan antar-sesama dan kondisi kesehatan.

Penelitian lain dilakukan dengan melatih pembiasaan sikap bersyukur setiap hari pada diri sendiri. Kondisi positif seperti: waspada, bersemangat, tabah, penuh perhatian, dan daya hidup pada orang muda dewasa meningkat akibat pembiasaan sikap bersyukur. Perbaikan kondisi sebaik ini tidak dijumpai pada orang yang dilatih bersikap menggerutu atau pada orang yang menganggap dirinya lebih sejahtera dibanding orang lain.

Selain itu, mereka yang memiliki rasa syukur setiap hari lebih memiliki jiwa sosial yang lebih baik dibandingkan mereka yang suka berkeluh kesah dan suka menganggap orang lain kurang beruntung. Golongan yang pertama tersebut cenderung menolong seseorang yang memiliki masalah pribadi, atau telah membantu dukungan semangat kepada orang lain.

Pasien pun tak luput dari penelitian seputar sikap bersyukur ini. Dengan melibatkan sejumlah orang dewasa pengidap penyakit otot-saraf, pelatihan membiasakan sikap bersyukur berdampak baik pada pasien tersebut. Di antaranya adalah kualitas dan lama tidur yang lebih baik, lebih optimis dalam menilai kehidupan, lebih eratnya perasaan persahabatan dengan orang lain, serta suasana hati tenteram yang lebih sering dibandingkan dengan mereka yang tidak dilatih bersikap syukur.

Ketika syukur menjadi kebiasaan
Insan yang bersyukur menyatakan diri mereka merasakan tingginya perasaan positif, kepuasan hidup, semangat hidup, dan pengharapan baik di masa depan. Mereka juga mengalami kemurungan dan tekanan batin dengan kadar rendah.

Kalangan yang memiliki kebiasaan kuat dalam bersyukur atau berterima kasih memiliki kemampuan menyelami jiwa orang lain dan mengambil sudut pandang orang lain. Mereka ditengarai lebih dermawan dan lebih ringan tangan oleh orang-orang di jalinan persahabatan mereka.

Terdapat pula kaitan antara kerohanian seseorang dengan sikap bersyukur. Kecenderungan bersyukur lebih banyak dilakukan mereka yang secara teratur menghadiri acara keagamaan dan terlibat dalam kegiatan keagamaan seperti berdoa atau sembahyang dengan membaca bacaan relijius berkali-kali. Kaum yang bersyukur lebih cenderung mengakui keyakinan akan keterkaitan seluruh kehidupan, serta rasa ikatan dan tanggung jawab terhadap orang lain.

Pribadi-pribadi yang bersyukur dilaporkan memiliki sifat materialistis yang rendah. Mereka tidak begitu menaruh perhatian penting pada hal-hal yang bersifat materi. Mereka cenderung tidak menilai keberhasilan atau keberuntungan diri mereka sendiri dan orang lain dari jumlah harta benda yang mereka kumpulkan.

Dibandingkan dengan kaum yang kurang berterima kasih, kalangan yang bersyukur cenderung bukan berwatak pendengki terhadap kaum kaya, dan bersikap mudah memberikan apa yang mereka punya kepada orang lain.

Nikmat Bertambah
Profesor Emmons menuangkan hasil-hasil temuan ilmiahnya itu dalam buku terkenalnya “Thanks! How the New Science of Gratitude Can Make You Happier” (Terima kasih! Bagaimana Ilmu Baru tentang Bersyukur Dapat Menjadikan Anda Lebih Bahagia) yang terbit tahun lalu. Buku ini memaparkan pula 10 kiat untuk menanamkan rasa syukur sepanjang tahun demi mendapatkan nikmat karunia yang bermanfaat dalam kehidupan.

Karena itu kita sebagai muslim patut bersyukur karena dgn kita selama ini Bersyukur kepada Allah Sang Pencipta maka nikmatNya pasti akan bertambah.















From ; Spiritual Sinergi Semesta.blog

7 Kebiasaan dalam Meraih Sukses

Sering kali kita berpikir, bagaimana caranya agar kita bisa sukses dan kaya secara materil dengan waktu cepat, tapi sedikit di antara kita tidak memikirkan arti kesuksesan itu sendiri, disini kita jabarkan sukses dari kacamata berbeda.
Kebiasaan kita sangat menentukan arah yang akan kita lalui, ini sedikit motivasi buat kita-kita untuk meraih sukses :)



1. Kebiasaan Mengucap Syukur

Ini adalah kebiasaan istimewa yang bisa mengubah hidup selalu menjadi lebih baik. Bahkan agama mendorong kita bersyukur tidak saja untuk hal-hal yang baik, tapi juga dalam kesusahan dan hari-hari yang buruk. Ada rahasia besar di balik ucapan syukur rasa syukur yang terbukti sepanjang sejarah.
Memang kadang rasa syukur tidak muncul begitu saja, namun kita bisa mulai dari hal2 kecil. syukur/do'a dimulai sejak kita bangun tidur sampai kita akan tidur kembali.

Mulailah mensyukuri kehidupan, mensyukuri rahmat Allah baik itu rejeki, pekerjaan, kesehatan, keluarga, sahabat, dan sebagainya. Lama kelamaan Anda bisa bersyukur/sabar atas suatu kesusahan atau situasi yang buruk.

Seperti firman Allah Swt.; Jika kamu bersyukur pasti akan Kutambah (nikmat-Ku)untukmu, dan bila kamu kufur, maka sesungguhnya siksa-Ku amat pedih.
(QS. Al-Ibrahim (14 : 7)

2. Kebiasaan Berpikir Positif

Hidup kita dibentuk oleh apa yang paling sering kita pikirkan. Kalau selalu berpikiran positif, kita cenderung menjadi pribadi yang yang positif. Ciri-ciri dari pikiran yang positif selalu mengarah kepada kebenaran, kebaikan, kasih sayang, harapan dan suka cita. Sering-seringlah memantau apa yang sedang Anda pikirkan. Kalau Anda terbenam dalam pikiran negatif, kendalikanlah segera ke arah yang positif. Jadikanlah berpikir positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif yang akan Anda alami.
Dan bergaulah bersama orang2 yang berpikiran positif dan ceria maka anda akan mendapat pengaruh rasa positif itu pada diri anda. cobalah maka hidup anda akan terasa lebih ringan.


3. Kebiasaan Berempati

Kemampuan berhubungan dengan orang lain merupakan kelebihan yang dimiliki oleh banyak orang sukses. Dan salah satu unsur penting dalam berhubungan dengan orang lain adalah empati, kemampuan atau kepekaan untuk memandang dari sudut pandang orang lain. Orang yang empati bahkan bisa merasakan perasaan orang lain, mengerti keinginannya dan menangkap motif di balik sikap orang lain. Ini berlawanan sekali dengan sikap egois, yang justru menuntut diperhatikan dan dimengerti orang lain. Meskipun tidak semua orang mudah berempati, namun kita bisa belajar dengan membiasakan diri melakukan tindakan-tindakan yang empati.
Misalnya, jadilah pendengar yang baik, belajarlah menempatkan diri pada posisi orang lain, belajarlah melakukan apa yang Anda ingin orang lain lakukan kepada Anda, dan sebagainya. Atau jika kita muhad sedih melihat orang susah maka berarti kita memiliki rasa empati.

4. Kebiasaan Mendahulukan yang Penting

Pikirkanlah apa saja yang paling penting, dan dahulukanlah. Jangan biarkan hidup Anda terjebak dalam hal-hal yang tidak penting/ hal-hal kecil. sementara hal-hal yang penting/ besar terabaikan. Mulailah memilah-milah mana yang penting dan mana yg tidak, kebiasaan mendahulukan yang penting akan membuat hidup Anda efektif dan produktif dan meningkatkan citra diri Anda secara signifikan.

Mulailah anda berpikir besar dan serius... maka anda akan mendapatkan hal2 besar dan berharga..., misal motivasi diri untuk memiliki sebuah rumah, berarti dimulai dgn berhemat, menabung, berusaha mencari tempat dan modal tambahan, dsb..,
maka jika kita fokus sesuatu yg besar dan konsisten maka insya Allah kerja keras kita akan segera terwujud namun jangan lupa harus dibarengi dgn do'a kepada Allah Swt. agar memudahkan keinginan kita.

5. Kebiasaan Bertindak

Bila Anda sudah mempunyai pengetahuan dan sudah mempunyai tujuan/rencana yang hendak dicapai dan sudah mempunyai kesadaran mengenai apa yang harus dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah bertindak. Biasakan untuk mengahargai waktu, lawanlah rasa malas dengan bersikap aktif. Banyak orang yang gagal dalam hidup karena hanya mempunyai impian dan hanya mempunyai tujuan tapi tak mau melangkah.
Seperti kata pepatah dari motivator Andri Wongso : Seribu kilometer jarak yang ditempuh dimulai dengan langkah pertama. Jadi actionlah..dibarengi dgn kehati-hatian alias tidak sembrono..

6. Kebiasaan Menabur Benih Kebaikan

Prinsip tabur benih ini berlaku dalam kehidupan. Pada waktunya Anda akan menuai yang Anda tabur. Bayangkanlah, betapa kayanya hidup Anda bila Anda selalu menebar benih ‘kebaikan’. Tapi sebaliknya, betapa miskinnya Anda bila rajin menabur keburukan.
Seperti kiasan kita sebaiknya menabur benuh bunga di taman di berbagai tempat, agar jika tiba waktunya berkembang akan indah dipandang mata.
Dan ingatlah bahwa bumi itu bulat jadi apa yang kita lempar akan kembali kepada kita.

7. Kebiasaan Hidup Jujur

Tanpa kejujuran, kita tidak bisa menjadi pribadi yang utuh, bahkan bisa merusak harga diri dan masa depan Anda sendiri. Mulailah membiasakan diri bersikap jujur, tidak saja kepada diri sendiri tapi juga terhadap orang lain. Mulailah mengatakan kebenaran, meskipun mengandung resiko. Bila Anda berbohong, kendalikanlah kebohongan Anda sedikit demi sedikit.
Dimanapun anda berada kejujuran anda akan selalu bernilai dan akhirnya dapat membedakan anda dengan pribadi lain.
Ingatlah sesuah pepatah ; Sekali lacung ke Ujian seumur hidup orang tidak akan percaya, maka jadilah orang yang jujur dan dapat dipercaya / amanah.

Semoga bermanfaat..

Senin, 07 Februari 2011

Lima Barang Pengancam Kesehatan

Bahaya yang mengancam kesehatan ternyata ada di dalam rumah Anda sendiri. Apa saja?
Siapa sangka, barang-barang di rumah kita bisa menjadi sumber penyakit yang berbahaya bagi kesehatan. Karena itu kita perlu memperhatikannya.


Berikut daftar barang-barang tersebut, seperti yang dikutip dari Genius Beauty.

1. Talenan Kayu
Hingga kini, benda ini masih menjadi barang yang selalu ada di dapur. Fungsinya sebagai tatakan saat memotong bahan-bahan mentah untuk di masak. Menurut John Oxford, peneliti dari Universitas London, sebuah talenan kayu dapat menyimpan ribuan bakteri penyebab penyakit. Sisa potongan makanan yang mengendap dapat membuat koloni bakteri baru dan mengendap di kayu. Bakteri tersebut akan menempel di setiap bahan makanan yang kita potong.

2. Talenan Plastik
Seringkali digunakan untuk mengganti talenan kayu yang lebih tradisional. Tak semua talenan terbuat dari plastik yang aman. Bahan plastik bisa berbahaya jika tidak sengaja terkonsumsi. Pilihlah produk talenan plastik yang menjamin keamanan plastiknya. Jika Anda tak yakin, saat talenan sudah tergores, lebih baik ganti dengan yang baru

3. Sikat gigi
Peneliti dari Universitas Manchester mengungkap bahwa sebanyak 10 juta bakteri bisa berkumpul di sikat gigi. Tak hanya itu, virus penyakit dan jamur bisa berkembang biak di sana. Para peneliti menyarankan Anda untuk mengganti sikat gigi 2-3 bulan sekali.

4. Handuk
Kondisinya kurang lebih sama dengan sikat gigi. Dan untuk menghilangkan bakteri yang berkumpul di dalamnya, perlu pemanasan hingga 90 derajat celcius.
Setiap kali habis pakai harus kita keringkan dan di cuci secara teratur min. 3 minggu sekali.

5. Bantal
Bakteri yang berkumpul pada bantal bisa menyebabkan gangguan pernapasan, gatal-gatal dan demam. Professor Jean Amberline, dari British Society for Allergy menyarankan untuk mengganti sarung bantal secara teratur, serta mengganti bantal setiap 2 tahun sekali.

Ayu Kinanti/yahoo

Minggu, 06 Februari 2011

Riset: Pensiun Bikin 10 Tahun Lebih Muda

Banyak orang mengira pensiun itu menakutkan dan membosankan karena bakalan ga ada kegiatan namun ternyata sebuah riset membuktikan sebaliknya justru membuat orang merasa 10 tahun lebih muda. Mengapa ..?? yuk lihat, semoga bermanfaat ..:D


Jangan takut pensiun, sebab penelitian menunjukkan pensiun bisa membuat 10 tahun lebih muda. Selain itu, sakit punggung, depresi, dan stroke ikut sirna

Hidayatullah.com--Bila Anda mendekati masa pensiun kerja dan takut takkan bahagia, tak usah khawatir. Peneliti menyebutkan bahwa dengan berhenti bekerja, Anda akan merasa 10 tahun lebih muda. Sakit punggung, leher, depresi, dan stroke pun sirna jika sudah pensiun.

Studi membuktikan bahwa tekanan mental dan psikologis akan hilang seiring habisnya masa kerja dan akan terasa efeknya selama 1 dekade.

Meski sudah banyak orang tahu dan memperkirakan bahwa jika seseorang berhenti pergi ke kantor tiap hari, hidupnya akan lebih baik, namun ternyata bagi kesehatan dampaknya jauh lebih baik dari yang diperkirakan.

Studi yang menghabiskan waktu 14 tahun ini menyebutkan bahwa semakin berat tuntutan suatu pekerjaan, semakin signifikan efeknya terhadap masa pensiun. Peneliti mengatakan, sakit punggung dan leher juga dapat hilang. Begitu juga dengan depresi, asma, dan stres yang memicu stroke.

"Pensiun berdampak sangat tinggi terhadap kesehatan, tergantung dari ketidaknyamanan pekerjaan Anda saat bekerja," ujar Hugo Westerlund, salah seorang peneliti dari The Stress Research Institute di Stockholm University seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (11/11).

"Secara tidak langsung, kita akan merasa 8 hingga 10 tahun lebih muda. Ini berdampak bagi semua kalangan, mulai dari para direktur hingga pekerja rendahan," tambah Westerland.

Hasil penelitian juga menunjukkan, efek peremajaan ini tidak hanya bersifat sementara, tetapi bertahan lama, dan sangat cepat melepaskan beban-beban di pundak. Tidak hanya akan merasa lebih muda 10 tahun, efeknya juga akan terasa hingga 10 tahun setelah pensiun.

"Perkembangan positif terhadap kesehatan akan tetap bertahan hingga 10 tahun setelah masa pensiun. Anda juga akan tidur lebih enak setelah pensiun," kata Westerlund.

Studi ini melibatkan 14.700 orang dan dilakukan dengan cara memantau kesehatan mental dan psikologis partisipan selama 7 tahun, sebelum dan sesudah pensiun. Hasilnya, berbagai penyakit dan tekanan mental hilang permanen setelah pensiun.

Orang yang bekerja dalam tekanan adalah yang paling signifikan merasakan dampak peremajaan setelah pensiun. Studi ini berlawanan dengan studi sebelumnya, yang dilakukan para peneliti dari University of Maryland AS. Mereka menyarankan agar orang pensiun sebaiknya tetap bekerja paruh waktu atau beraktivitas apa saja untuk menghindari penyakit diabetes, rematik, dan hipertensi. [dth/www.hidayatullah.com]

Jumat, 04 Februari 2011

Arjuned Mencari Akhwat

Sebuah cerita menarik yang lucu tentang keinginan seorang laki-laki biasa, yang mencari pasangan hidup seorang wanita yang sholehah.
Note: akhwat : wanita sholehah, ikhwan : lelaki sholeh

Arjuned mencari Akhwat

“Kalo kamu pengen bahagia, kamu kudu nikah ama akhwat, jangan ama cewek!” Juned terpekur. Pikirannya ngelantur. Perkataan Sarif- seorang penjaga masjid di kampung sebelah membuat dirinya tak bisa tenang dalam perjalanan pulang.
Akhwat ? Makhluk jenis apakah itu? Di mana saya bisa menemukannya?
Kemana saya harus mencari? Sekarang puluhan pertanyaan berkelabat dalam kepalanya.
Nama lengkapnya Junaedi Rahman Rahim. Panggilannya Juned.

Dia anak seorang juragan minyak yang kaya-raya. Seorang kumbang yang

lahir pas jum’at kliwon dan berwajah agak mirip Delon. Sebagai seorang kumbang. Rasanya berbagai jenis wanita pernah singgah dan bertekuk lutut pada Juned. Kapasitasnya sebagai seorang playboy cap kabel tak perlu diragukan lagi. Julukannya pun tak main-main : Arjuned.

Ada puluhan gadis yang pernah menjadi kekasihnya. Dari mulai yang putih-bersih, item manis, blasteran, sampai yang bahenol pun pernah menjadi pacarnya. Kecuali yang satu ini : Akhwat. Satu kata yang baru kali ini dia dengar. Seorang perempuan yang katanya bakalan memberikan kebahagiaan baik di dunia maupun di akherat.

“Apa gue balik lagi aja ya… ? Kenapa gue gengsi buat nanya lebih jauh tentang akhwat sama si Sarif?” sekarang Juned benar-benar kebingungan. Dia lebih mirip orang yang linglung. Menyesal. Rasanya baru tadi dia membentak si Sarif.
“Eh, jangan sok tau luh! Sampe nasehatin gue kudu nikah ama siapa.
Jangankan akhwat! Marshanda pun bisa gue dapetin….! ” Ujar Juned berapi-api.

Padahal di dadanya tersimpan banyak kekhawatiran. Sekelabat dia teringat kembali kata-kata ibunya yang super bawel.”Jun…pokoknya elu kudu cepet-cepet nikah! Ibu udah ga tahan denger elu gonta-ganti cewek melulu….!”
Duh, cewek emang bikin susah….!Batin Juned nyerocos sendiri.

Sebenarnya Juned berniat untuk cepat menikah. Usianya yang sudah dua puluh lima tahun menjelaskan hal itu. Sebagai seorang pewaris tunggal harta bapaknya. Segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia: harta dan pangkat, telah dia miliki. Cuma seorang istri yang bisa mendampingi disaat susah dan senang saja yang belum dia miliki.
Beberapa kali dia mencoba merajut kasih. Namun dari sekian puluh cewek yang dia pacari ternyata tak satupun yang mampu membuat dirinya bahagia. Apalagi beberapa diantara mereka hanya mengincar hartanya saja. Sungguh menyedihkan.

Hal ini membuat Juned tak pernah serius menjalin hubungan dengan cewek manapun. Juned mencari seseorang yang tulus mencintainya. Membuat dirinya mampu tersenyum lahir batin. Bukan karena dia seorang pewaris harta bapaknya. Tapi karena dirinya seorang manusia.
‘Juuneeed juga manusia…Punya rasa punya hati….’ (Mungkin lagu itu yang sekarang sedang dinyanyikan Juned he..he).

Pagi berseri. Matahari tersenyum keki. Dengan gesit Juned berdandan sambil melantunkan lagu dangdut kesukaannya, ‘Teelaaah, kutemuuukan diirimu….’, Suara Juned terdengar fals dengan volume yang terus meninggi sehingga merusak pagi yang penuh harapan. Ya, harapan yang telah Juned pupuk sejak tadi malam. Pagi ini Juned memutuskan untuk mencari seorang akhwat. Dan dia berjanji tak kan kembali sebelum pencariannya berhasil.

Semalaman Juned berpikir. Dan dia memutuskan akan menikahi seorang akhwat. Seseorang yang bisa membuatnya bahagia, setidaknya itulah yang diceritakan si Sarif. Seseorang yang terkenal jujur di kampungnya.
“Do’akan Juned Bu, Do’akan juned Pak….” Akhirnya Juned pergi. Terlihat cucuran air mata dari sang ibu yang sedih melepas kepergian sang buah hati. Ayahnya yang juragan minyak sayur itu pun seperti tak rela melepas putra tercinta.

Seketika motor Juned yang di sisi kanannya bertuliskan ‘Arjuned’ melesat meninggalkan kedua orang tuanya yang masih termangu melihat kegigihan putra semata wayangnya. Dari kejauhan keduanya melambaikan tangan perpisahan. Juned, do’a kami menyertaimuuu. .. ..

Motor Juned melesat kencang. Vespa antik berwarna kuning itu pergi jauh meninggalkan kampung Seger Hitut yang penuh kenangan. Angin yang bertiup kencang menemani kepergiannya.
Kota. Aku akan mencari akhwat ke Kota! Ucap juned dalam batinnya. Terlihat semangat yang membahana di kedua bola matanya. Kecepatan motor vespanya terus bertambah.

Kotaaaa! I’m Coming…. Iya lah ke kota! Masa sih cari akhwat ke gunung! Tul ga ? Yuu…
“Cekiiiiittttt” Vespa Juned akhirnya berhenti di sebuah pasar di dekat kota. Mata Juned langsung celingak-celinguk. Wajahnya keringetan. Mulutnya terbuka, hah-heh-hoh. Diambilnya sebuah parfum merk pusara di tas birunya.
“Srooott…Srooot. .. .”
Satu dua kali disemprotkan parfum beraroma melati campur kemenyan itu ke tubuhnya. Konon, parfum itu adalah peninggalan buyutnya Juned dan sudah turun temurun menjadi senjata pamungkas dalam menggaet perempuan. Cuma, parfum itu belum pernah dicoba untuk menggaet seorang akhwat. Jadi ini adalah pengalaman dan uji coba pertama. Juned lalu membuka sebuah kertas pemberian seorang ustadz di kampungnya.

“Ciri pertama pakaiannya tertutup, ciri kedua rajin ibadah, ciri ketiga matanya ga celilitan, ciri keempat mulutnya ga celamitan, ciri kelima-enam- tujuh….” Juned membaca satu persatu isi kertas itu. Pikiran Juned kembali ngelantur. Matanya menatap angkasa. Otaknya mulai berpikir. Menembus batas-batas kehidupan yang tak pernah bisa dia mengerti.

Di kampungnya, para remaja telah kerasukan budaya barat. Kehilangan identitas. Termasuk para gadis yang dulu polos kini banyak berubah. Mereka berpakaian tetapi telanjang. Inilah dampak lain yang terjadi gara-gara program “internet masuk desa”. Cara hidup orang barat yang super “free” diserap begitu saja oleh para pemuda-pemudi kampung. Juga oleh remaja-remaji di kampung Juned. Kampung yang dulu terkenal sebagai kampung santri. Kini berubah jadi kampung “peragawati” . Peragawati kesasar. Ya..ya..ya.. .itulah nasib kampungnya Juned. Kampung Seger hitut.

Para pembaca yang budiman! Dalam sepuluh tahun ini kehidupan menjadi sangat berbeda. Cara berpikir dan bersikap ala kebarat-baratan telah menjadi virus “mengasyikan” bagi para generasi muda.
Sosok seorang akhwat pun saat ini sangat sulit untuk ditemui. Yang ada hanyalah tampilan cewek-cewek berdandan ala Britney Spears. Dengan pakaian yang super minim. Dan…centilnya itu lho! jadi gimana…gitu!

Dan Juned sangat percaya akan sosok akhwat yang masih misterius. Walaupun Juned ga tau sama sekali seperti apa sosok seorang akhwat. Namun dia yakin bahwa seorang akhwat adalah seorang cewek yang soleh. Perhiasan dunia yang paling indah.
Kata Pa ustadz, ketika awal tahun 2000, masih banyak jumlah akhwat di Indonesia. Tapi Juned yakin, walau stocknya terbatas, yang namanya akhwat itu pasti tetap ada. Pokoknya, gue kudu nikah ama seorang akhwat! Ujar Juned dalam batinnya.

Ok, sekarang kita kembali kepencarian. Juned kembali konsentrasi. Matanya kembali mengintai. Setiap orang diperhatikannya. Tapi… di sana dia hanya melihat ibu-ibu yang berpakaian ketat. Juned lalu melanjutkan perjalanan ke kota. Di pinggir jalan dia melihat banyak Masjid. Namun tak terdapat kehidupan di sana. Masjid butut tak terurus, sama seperti di kampungnya.

Akhirnya Juned sampai di sebuah tempat bertuliskan ‘Modern Super Mall’. “Wow, fantastik….” Uar Juned dengan lidah yang hampir saja keluar. Baru kali ini dia datang ke kota, dan baru kali ini dia melihat pemandangan seperti ini.
Busyeetttt.. .!! ! Itu baju apa daun pisang ? Tipis banget gitu lho…!!!
Jelas banget gitu lho…Mata Juned terbelakak melihat gadis-gadis kota yang berpakaian super sexy. Seketika dia menghela nafas “Emang bener jaman mau kiamat” Ujarnya pelan sambil mengusap-ngusap dada.

Juned meneruskan perjalanan. Vespa antiknya kembali berlari. Dikunjunginya setiap tempat di kota, tetapi sosok seorang akhwat tak jua dia temukan. Tak kurang seribu tanya telah dia lemparkan pada setiap orang yang ditemuinya. Namun tak ada yang tahu di mana akhwat berada. Juned hampir saja frustasi. Pikirannya kembali ke sana-ke mari. “Gue kudu cari masjid, ya, cari masjid….” Seketika Juned teringat masjid, sebuah tempat yang paling jarang dia singgahi.

Akhirnya Juned sampai di sebuah masjid yang besar. Masjid itu terlihat lusuh tak terurus. Diambilnya air wudhu walau sebenarnya dia merasa jijik dengan air yang bau dan berwarna agak ke kuning-kuningan. Benar-benar ga keurus!
Sekarang dirinya siap melaksanakan shalat ashar. Batinnya mencoba untuk khusyu. Ketenangan sekejap menyelimutinya. Tubuhnya yang panas penuh keringat berubah menjadi sejuk karena hembusan angin sepoi yang menentramkan hatinya. “Ya, Allah, ampunkan salah hamba selama ini. Ampunkan kelalaian hamba selama ini. Jangan engkau masukan hamba ke dalam neraka yang ngerinya minta ampun. Matahari yang jauh aja udah panas, apalagi neraka.

Ya, Allah, hamba sekarang sedang mencari seorang akhwat. Perempuan yang katanya mencintai engkau dan engkaupun mencintainya. Perempuan yang katanya bisa membawa hamba pada kebenaran.Tapi, ternyata mencari akhwat itu sulit banget yaaa! Tunjukan jalan-Mu Ya Allah. Biar Juned bisa nikah ama Akhwat. Ya, Allah! pliss…Bantu Juned!” Juned berdo’a dengan khusyu dan penuh pengharapan. Sehabis shalat Juned terpekur duduk di teras masjid. Matahari bergerak cepat kearah barat. Sebentar lagi senja tiba. Dan Juned masih belum menemukan sosok akhwat yang dicarinya.
“De, kok melamun sih ? ga baik lho kalau anak muda melamun….”

Juned yang sedang ngelamun terperanjat mendengar sahutan seorang kakek berjanggut putih yang seketika ada di hadapannya.
“Iya,nih, saya lagi bingung….”
“Bingung kenapa….?” Tanya kakek itu lagi.
“Begini, Kek… saya ingin menikah.” Ujar Juned. Mantap.
“Menikah mah gampang atuh De, duh si Ade mah, pikir atuh De piikirrrr !!!” Si kakek berjanggut langsung nyerocos sewot. Membuat Juned keheranan. Ni, aki-aki peot, kok jadi sewot sih!
“Eh, bukannya saya ga berpikir ! emang seeh menikah jaman sekarang itu mudah. Jangankan satu istri, 4 biji pun saya mampu! Cuma saya pengen nikahnya ama akhwat. Bapak tau ga di mana saya bisa menemukan seorang akhwat ?”

Si kakek terlihat berpikir. Keriput di wajahnya makin terlihat mengerut. “Gampang, De, Jangankan seorang, kesebelasan akhwat pun kakek tau….”.
“Wah, yang bener Kek, di mana Kek ?” Juned terlihat super antusias. Matanya berbinar. “Sepengetahuan Kakek, yang namanya akhwat itu bisa ditemukan di daerah Ngalong. Sebenarnya di daerah lain juga masih ada sih…. tapi yang Kakek tau sih di sana….”Juned langsung terperanjat girang. “Thanks ya Kek….”

Setelah bertanya alamat lengkap. Juned langsung menggeber vespa antiknya menuju daerah Ngalong. Sebuah daerah pinggiran kota. Tempat yang katanya masih ’steril’ dan ’sehat’.
Akulah Arjuneeeeed
Yang mencari akhwaaat
Wahai para akhwat
Cintailah aakuuuu….

Juned mengemudi sambil menyanyi kayak orang kesurupan. Kecepatan motornya bikin orang-orang di pinggir jalan pada keder. Siapa dulu donk, Arjuned gitu lho….
Akhirnya Juned sampai. Setelah turun dari motor mata Juned langsung terbelakak. Takjub. Kagum. Nafasnya naik turun ga karuan. Matanya seolah tak mau berkedip. Hebat euy…

Inikah yang namanya akhwat ? Wow, kereeennn… .
Ucap Juned dalam batinnya ketika melihat sekelompok perempuan berjilbab yang sedang keluar masuk masjid. Bener-bener cocok dengan yang diceritakan Pak Ustadz.
Ya, ga salah lagi…ini pasti yang namanya akhwat! Yesss…!!!berhasil … .
Juned berkata kegirangan. Dia merasa heran dengan suasana disini. Berbeda dengan daerah lainnya.

Di daerah Ngalong yang namanya masjid itu rame banget. Gimana cara ngedeketin akhwat ? Apa gue langsung tembak aja? Ato langsung diajak nikah kali ya ? pertanyaan-pertanya an itu sekarang mulai berseliweran dalam kepala Juned. Pikiran Juned mulai ngelantur lagi. Hatinya berbunga-bunga dan penuh harapan. “Ah, mendingan gue tanya aja ama orang itu ?” Ujarnya ketika melihat seorang pemuda yang memakai peci kordofi dan berjanggut tipis.
“Maaf Mas…” sapa Juned.
“Eh, iya, ada apa ?”
“Wanita-wanita itu akhwat kan?” si pemuda terlihat keheranan dengan pertanyaan konyol Arjuned.
“I..iya akhwat, emangnya kenapa ?”
“Ga kenapa-napa. ..pengen nanya aja!”
“O…Cuma nanya tooo.”

Juned terlihat malu-malu. Namun akhirnya dia to the point juga.
“Eh, mas, kalo mau nikah sama akhwat caranya gimana….?” Tanya Juned sambil petantang-petenteng . Pemuda itu hanya tersenyum mendengar pertanyaan Juned. Agak kaget. Setelah itu dia terlihat berpikir. Ditatapnya Juned dari atas sampe bawah. Kaos oblong berwarna item, dipadu jaket kulit yang udah kucel, plus jelana jeans yang udah bolong-bolong. Fuihhhh…makhluk ajaib darimana nich….? Batin pemuda itu nyerocos.

Ditatapnya kembali wajah Juned yang terlihat udah ga sabar.
“Emang beener, mas…mas… ”
“Nama saya Arjuned.”
“Oiya, emang bener mas Arjuned mau nikah sama akhwat ?” Tanya pemuda itu. Terlihat ragu. “Yoi donk, kalo ngga buat apa saya berkorban capek-capek kemari. Pengorbanan saya buat sampe di tempat ini berat lho! Gimana, bisa kan?” Sang pemuda kembali terdiam. Wajah putih bersihnya terasa menyejukan di mata Juned. Kemudian dia memandang Juned. Tersenyum tipis.

“Oh, gampang, akhwat itu nikahnya sama ikhwan. Kalo Mas Arjuned ikhwan atau bukan….? Juned terdiam. Otaknya langsung macet. Jawaban pemuda berjanggut langsung membuat mulutnya terkunci. Ditatapnya mentari dalam lembayung senja yang mulai memerah. Angin berhembus mengibas rambutnya yang acak-acakan. Kemudian dia kembali menatap pemuda yang berdiri tegap dihadapannya. Tatapannya tatapan memelas. Bingung. Sekarang hanya ada satu pertanyaan yang keluar dari mulutnya.
“Maaf, Mas…ikhwan itu siapa ….???”

—selesai—

Pendar Cahaya Kosan, 2005-2006
Persembahan untuk para wanita shalihah :
perhiasan dunia, calon bidadari surga.
Keep Istiqomah

So.. pelajaran yang bisa dipetik dari kisah ini adalah jika kita ingin mendapatkan pasangan (suami/istri) yang sholeh harus mensholehkan diri kita terlebih dahulu..
baru klop.. hehe..

YAA.. ALLAH.. KAPAN AKU MENGANGKAT KOPERKU SENDIRI

Sebuah kisah menarik yang menyentuh hati...karena kedekatannya pada Allah Swt.
maka do'anya cepat di ijabah oleh-Nya.

Saat itu adalah bulan Muharram tahun 1424 H. Seorang pria bernama Mamat yang bekerja di Bandara Soekarno-Hatta sedang sibuk mengangkat koper-koper penumpang. Koper bukan sembarang koper. Semua koper yang baru saja dibongkar dari pesawat Saudia Airlines itu memiliki kesamaan; berbentuk besar, berwarna biru tua dan bertuliskan nama pemilik, nomer kloter dan asal kota. Koper-koper tersebut adalah milik jemaah haji yang baru saja selesai menunaikan ibadah haji di Tanah Suci pada tahun itu.

Setiap kali mengangkat satu koper, Mamat selalu membaca basmalah dan shalawat kepada Rasulullah Saw. Sudah berpuluh koper yang ia angkat, hingga rasa itu muncul di dadanya. Pada kali selanjutnya, tatkala tangannya menggamit pegangan koper, ia sempat membaca doa kecil kepada Allah Sang Penguasa Alam di dalam hatinya,
“Ya Allah, kapan saya mengangkat koperku sendiri seperti ini…?!” Sebenarnya yang ia maksud adalah ia begitu berharap dapat berangkat haji ke Baitullah. Rupanya Allah mendengar jeritan hati Mamat. Hanya selang 4 bulan saja, Subhanallah, namanya keluar sebagai salah seorang dari 17 orang pegawai yang mendapatkan jatah naik haji tahun itu atas biaya kantor. Mamat pun amat bersyukur kepada Allah Ta’ala karenanya.

Namun kebahagiaan ini tidak serta-merta membuat Mamat puas hati. Ia tahu bahwa berita ini boleh jadi akan membuat Iis, istrinya bersedih. Sebab hanya dia saja yang dapat berangkat naik haji, padahal mereka berdua selalu berdoa kepada Allah Swt agar dapat berangkat naik haji bersama-sama.

Maka tatkala menyampaikan berita ini pun, Mamat amat hati-hati dalam mengemasnya.
“Semoga tidak ada bahasa yang terpeleset dan melukai hati”, itulah harapan Mamat.
“Is…. Akang minta maaf ya sama kamu…” Mamat mencoba membuka percakapan dengan meminta maaf terlebih dahulu.
“Emangnya ada apa, Kang?” sang istri bertanya. “Akang ingin beritahukan sesuatu ke kamu, tapi kamu jangan marah ya… apalagi sedih…?” sambut Mamat.
Kalimat itu membuat Iis menjadi gelisah. Ia coba tenangkan hati untuk mendengar berita gak enak ini. Mamat pun kemudian menyambung kalimatnya dengan nada hati-hati, “Is… Akang hari ini mendapat kejutan. Akang terpilih menjadi salah satu karyawan yang akan diberangkatkan haji oleh kantor…” “Alhamdulillah….!!!”
Iis berteriak kegirangan.

Ia langsung melompat ke arah Mamat suaminya dan memeluknya dengan erat.
Dengan bersemangat Iis berkata, “Kirain berita sedih…! Berita bagus kayak begini kok dibawa sedih kayak begitu Kang? Iis ikut senang ngedengernya!”
“Ya… emang sebenarnya ini adalah berita gembira, cuma yang bikin Akang takut membuat kamu sedih adalah ….. karena Akang gak punya duit untuk ngeberangkatin kamu, Is! Akang khan cuma pegawai kecil seperti kamu tahu… Kalau saja, duit itu ada, tentu Akang akan ajak kamu juga untuk berhaji ke rumah Allah!”

Iis lalu mengerti kegundahan yang berkecamuk dalam hati suaminya. Sambil tersenyum, Iis berujar, “Udah kang gak usah dipikirin, Iis rela melepas Akang naik haji. Tapi jangan lupa doain Iis ya biar cepat nyusul!” Akhirnya, apa yang dikhawatirkan Mamat tentang perasaan istrinya pun tidak berlaku. Sekali lagi Mamat bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla karenanya.

Hari itu adalah jadwal Mamat untuk berangkat haji. Seperti kebiasaan orang kampungnya, maka kepergian Mamat diantar dengan adzan dan iqamat. Pembacaan shalawat dustur yang dikumandangkan oleh seorang ustadz pun membuat semua orang haru meneteskan air mata. Saat itulah, Mamat berpamitan dengan menyalami serta merangkul orang-orang yang ia kenal seraya meminta restu. Semua anggota keluarga, kerabat, tetangga, sanak famili menghadiri acara itu. Semuanya sudah bersalaman dan berangkulan dengan Mamat. Hingga saat Mamat hendak naik ke atas kendaraan, saat itulah tiba giliran Iis mencium punggung telapak tangan suaminya dan suasana haru pun tercipta.

Air mata suami-istri itu pun jatuh membasahi bumi. Saat mereka berdua berpelukan, Iis berucap, “Kang Mamat…., jangan lupa untuk doain Iis ya di Baitullah… panggil-panggil nama Iis di sana. Insya Allah, Iis dan anak-anak ikhlas ngelepas Akang. Semoga kita semua, dengan doa kang Mamat, bisa nyusul berangkat haji bareng-bareng…!” Tak kuasa Mamat menahan tangis.

Pelukan itu makin ia pererat. Ia hanya mampu mengucapkan kata ‘Amien’. Dalam hati, Mamat berucap agar Allah Swt juga berkenan mengajak istri dan anak-anaknya untuk berhaji seperti dia. Di dalam kendaraan Mamat masih sempat berdoa kepada Allah Swt untuk keluarga yang ia tinggalkan: ALLAHUMMA ANTAS SHAHIBU FIS SAFAR, WAL KHALIFATU FIL AHLI. HR. Muslim “Ya Allah, Engkau adalah pendampingku dalam perjalanan. Engkau juga yang menggantikan aku untuk menjaga keluarga yang ditinggalkan… Amien” HR. Muslim.

Usai membaca doa, ia pusatkan konsentrasinya untuk khusyuk beribadah kepada Allah Swt. 42 hari Mamat menuntaskan semua ritual ibadah haji di kota suci Mekkah Al Mukarramah dan Madinah Al Munawwarah. Semuanya dijalani dengan begitu khusyuk dan nikmat. Sesampainya di tanah air pun, ia langsung mendapatkan sebuah titel baru dari masyarakat. Kini ia dikenal dengan panggilan Haji Mamat di kampungnya.
Lepas 6 bulan setelah kepulangannya dari tanah suci.

Iis istrinya yang dulu sempat berucap ikhlas melepas kepergian suaminya ke tanah suci, pagi itu ia kelepasan berujar bahwa dirinya sebenarnya begitu ingin juga berangkat ke tanah suci untuk berhaji. Kalimat itu dituturkan dengan nada sedih yang mengguncang hati Mamat.

Kegundahan itu memang pernah diduga sebelumnya oleh Mamat. Namun baru kali ini kegundahan itu membuncah, dan tercetus lewat penuturan akan kerinduan untuk datang ke rumah Allah Swt dalam ritual haji. Muslim atau muslimah mana yang tidak mau untuk berhaji?

Maka demi menghibur hati Iis, Mamat pun berujar kepadanya, “Is… kamu memang berhak untuk berangkat haji seperti orang lain, tapi Akang belum cukup punya uang. Sekarang kita hanya mampu untuk berdoa kepada Allah Swt…. Dia Maha Kuasa…. Jangankan minta haji…. minta yang lebih dari itu Dia pun amat kuasa. Nanti malam kita bangun ya untuk shalat tahajud…! kata ustadz, doa pada sepertiga malam terakhir amat dikabul. Nanti kita doa sama-sama untuk minta naik haji. Insya Allah akan dikabulkan… percaya deh!”

Demikian ajakan Mamat kepada istrinya untuk melakukan shalat tahajud dan berdoa bersama nanti malam. Dan ajakan itu, disambut dengan anggukan kepala oleh Iis tanda setuju. Rupanya Mamat pulang dari kerja tidak seperti biasa. Hari itu ia tiba di rumah lewat dari pukul 20.00 WIB. Rupanya ada pekerjaan ekstra yang ia lakukan. Biasanya Mamat sudah tiba di rumah pukul 5 sore. Mungkin, ada pesawat lain yang tiba di luar jadwal, sehingga beberapa kuli panggul seperti Mamat disiagakan untuk bongkar muatan.Mamat pulang dengan badan yang letih.

Usai menjalani shalat Isya, ia langsung rebahan di atas kasur dan langsung tertidur. Rasa letih membuatnya lupa untuk makan malam terlebih dahulu, atau menyapa keluarganya yang masih menunggu kedatangannya. Iis dapat memaklumi hal itu. Tidak beberapa lama kemudian, Iis pun menyusul tidur di atas ranjang bersama suaminya.

Seperti apa yang telah mereka janjikan, Iis terjaga dan bangkit dari tidur pada pukul 3 pagi. Kemudian ia tepuk-tepuk kaki suaminya. Karena terlalu letih, Mamat tak sanggup untuk bangkit dan hanya berujar, “Ah…ah…!” tanda bahwa ia tak sanggup membuka mata. Iis langsung bangkit menuju kamar mandi. Usai berwudhu, ia kembali lagi ke kamar untuk bertahajud. Sajadah telah dibentangkan dan mukena pun telah ia kenakan.

Sebelum melakukan shalat, untuk kedua kalinya Iis menepuk kaki Mamat agar ia bangun dan melakukan shalat tahajud bersama-sama. Sekali lagi, Mamat hanya mengeluarkan kata, “Ahh…ahh…!” Ia terlalu lelah untuk bangkit dan menyusul istrinya untuk bertahajud. Iis pun memaklumi. Raut wajah Mamat yang letih sudah mengabarkan bahwa ia terlalu lelah bekerja hari itu. Iis pun melafalkan takbiratul ihram tanda ia memulai shalat tahajud. Begitu khusyuk shalat yang Iis dirikan, dan di atas pembaringan Mamat pun menyaksikan sosok istrinya yang bermukena sedang menjalankan shalat. Namun ia dalam kondisi antara tidur dan terjaga.

Kata orang, ini adalah tidur ayam. Tidur tak mau, bangun tak kuasa. Setiap gerakan shalat yang Iis lakukan selalu ia iringi dengan tetesan air mata. Sungguh…, seolah Allah Swt hadir menyambut kedatangan Iis dalam keheningan malam itu. Hingga kedekatan dengan Sang Maha Pencipta pun dapat dirasakan oleh Iis yang menjalankan shalat tahajud. Tak terasa waktu bergulir dengan cepat. Sudah satu jam lebih Iis melakukan shalat dan dzikir kepada Allah Swt. Waktu telah menunjukkan pukul 4 lebih. Dan ia berkeinginan untuk bermunajat kepada Allah Swt dalam lantunan dan rangkaian doa yang ia bacakan.

“Allahumma, ya Allah… Izinkan hamba-Mu ini untuk dapat berhaji ke rumah-Mu. Mudahkan jalan hamba…. Lapangkanlah rezeki kami. Engkau Yang Maha Kuasa atas segalanya…. Berikan perkenanmu agar aku sanggup datang ke rumah-Mu untuk beribadah dan memakmurkannya… Dengarkan doaku dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu…!” Dalam kesyahduan doa yang dibaca oleh Iis kepada Tuhannya, rupanya Mamat pun sempat mengamini di dalam hati tanpa sepatah kata pun terucap.

Sungguh, malam itu telah terbangun sebuah jalinan suci antara seorang hamba dengan Allah Swt dalam rangkaian doa yang penuh hikmat dan cita.Adzan Shubuh mulai terdengar di beberapa masjid dan mushalla. Untuk terakhir kali, Iis membangunkan Mamat suaminya sambil berujar, “Pak Haji… ayo bangun! Malu sama tetangga. Masa sudah haji enggak shalat Shubuh berjamaah? Ayo bangun, Kang….!” Mamat pun bangkit.

Berat sekali rasanya ia mengangkat badan. Setelah berwudhu, ia pun mengenakan pakaian yang bersih lalu berangkat menuju mushalla untuk melaksanakan shalat Shubuh. Mamat mengucapkan salam saat masuk kembali ke rumah. Iis dan anak-anak pun sudah bangun semua. Inilah rumah yang berkah. Semua sudah terjaga dan bangkit untuk menyongsong hari yang indah. Mamat kemudian meminta Iis membuatkan secangkir kopi untuknya. Kemudian dengan tasbih di tangan, ia baru saja hendak menempelkan pantatnya ke kursi sofa di ruangan depan.

Namun tiba-tiba hasratnya untuk duduk, dihentikan oleh dering telfon yang berbunyi keras di pagi hari. Mamat pun mengangkat gagang telfon. “Assalamu’alaikum….. ini dari mana dan mau bicara dengan siapa?” Mamat membuka pembicaraan. “Mat… ini teh Sulis, Iis ada nggak?” demikian suara di seberang menjawab. Mamat pun tahu bahwa orang yang menelfon ini rupanya adalah kakak iparnya sendiri. Tanpa berpikir panjang, Mamat pun memanggil Iis yang saat itu sedang hendak membuatkan kopi untuknya. Mamat kembali duduk di atas kursi sofa.

Sementara Iis duduk di lantai untuk menerima telfon. Baru saja Iis mengucapkan salam kepada teh Sulis, namun setelah itu tidak ada satu patah kata pun yang meluncur dari mulut Iis. Yang ada adalah deraian air mata dan kata, ‘iya Teh!’ berulang-ulang diucapkan. Pembicaraan telfon di pagi hari itu sudah lebih dari 10 menit berlangsung.

Melihat istrinya terus menangis, Mamat menduga bahwa ada berita buruk yang terjadi terhadap keluarga hingga pagi-pagi begini sudah menelfon dan membuat istrinya menangis. Mamat mengira bahwa ada salah seorang familinya berpulang kepangkuan Ilahi. Gagang telfon itu kemudian diletakkan Iis.Ia masih sesenggukan menahan tangis. Iis mencoba mengangkat wajah dan menghadap ke arah suaminya.

Saat itu Mamat mencoba menyelak dengan pertanyaan, “Siapa yang meninggal, Is..?” Masih sesenggukan Iis menjawab, “Gak ada yang meninggal, Kang!”
“Lalu kenapa kamu menangis kayak begitu, emangnya berita sedih apa yang diceritain teh Sulis?” Mamat masih mengejar dengan pertanyaan yang lebih menukik. Saat itulah Iis menceritakan hal sebenarnya, “Kang…., barusan teh Sulis bilang bahwa ia berniat berangkat haji tahun ini. Kebetulan kang Andi suaminya lagi banyak kerjaan. Kang Andi gak bisa nemenin…. Teh Sulis tadi nanya saya, kamu khan belum berhaji, mau gak saya ajak? Teh Sulis mau bayarin biaya haji saya…. tapi saya disuruh minta izin dulu ke Akang. Iis gak nyangka, Kang…. begitu cepat Allah menjawab doa yang baru saja Iis sampaikan dalam tahajud. Sekarang, pilihan mah ada di Akang. Jika Akang izinkan, saya siap. Kalau Akang enggak izinin saya juga ikhlas…!”

Iis berhenti sejenak mengatur nafasnya yang masih sesenggukan. Air mata itu masih menetes tanda haru dan syukur atas doa yang Allah Swt kabulkan. Sementara Mamat masih terdiam, terperangah dan takjub atas kemurahan Tuhan. Mamat langsung merangkul istrinya ke dalam dekapan. Mamat berujar, “Kamu boleh berangkat haji untuk beribadah dan nemenin teh Sulis. Akang ikhlas mengizinkan kamu dan merawat anak-anak di rumah. Silahkan kamu berhaji untuk melengkapi agama kamu, Is!”

Keduanya masih berpelukan erat tanda haru dan syukur atas nikmat Allah Swt yang tiada ternilai. Dalam keharuan tersebut ternyata masih tersisa sebuah penyesalan dalam dada Mamat yang kemudian terbersit di hatinya, “Coba, saya ikut bangun tahajud dan berdoa kepada Allah untuk minta haji. Mungkin bisa berangkat bareng-bareng juga kali ya….?!”

Itulah kisah sepasang suami-istri hamba Allah Swt yang dimudahkan untuk berhaji ke Baitullah. Semoga Anda dan saya dapat menerima anugerah serupa. Amien!
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. 2:185) .

HIDUP ADALAH ANUGRAH

Semoga terinspirasi untuk di Renungkan..!!

SETIAP LANGKAH ADALAH ANUGRAH

Seorang profesor diundang untuk berbicara di sebuah basis militer pada tanggal 1 Desember. Di sana ia berjumpa dengan seorang prajurit yang tak mungkin dilupakannya, prajurit itu bernama Ralph.

Ralph yang dikirim untuk menjemput sang profesor di bandara. Setelah saling memper kenalkan diri, mereka menuju ke tempat pengambilan kopor. Ketika berjalan keluar, Ralph sering menghilang. Banyak hal yang dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh dan terbuka. Kemudian mengangkat dua anak kecil agar mereka dapat melihat sinterklas. Ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar.

Setiap kali, ia kembali ke sisi profesor itu dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.
“Dari mana Anda belajar melakukan hal-hal seperti itu ?” tanya sang profesor.
“Melakukan apa ?” kata Ralph.
“Dari mana Anda belajar untuk hidup seperti itu?”
“Oh,” kata Ralph, “selama perang, saya kira.”

Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga tentang tugasnya saat membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ia harus menyaksikan satu per satu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.

“Saya belajar untuk hidup di antara pijakan setiap langkah,” katanya.
“Saya tak pernah tahu apakah langkah berikutnya merupakan pijakan yang terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki.
Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini.”


Kebahagiaan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, atau seberapa banyak harta benda kita, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang berkualitas dan bermanfaat bagi orang lain..
Luar biasa sekali kehidupan dari seorang Ralph.

Ingat pepatah "Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain"
Hanya caranya saja yang berbeda-beda untuk setiap orangnya.
Siapkah anda menerima Tantangan ini..!!

HIDUP ADALAH ANUGERAH.

Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar
Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu
Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu
Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu
Ingatlah akan seseorang yang masih ingin hidup namun sudah harus kembali ke rumah sesungguhnya.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu
Ingatlah akan seseorang yang begitu mengaharapkan kehadiran seorang anak,tetapi tidak mendapatnya.

Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai
Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.

Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh
Ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.

Ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu
Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.

Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain
Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Allah

Ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu
Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

Hidup adalah anugerah, jalanilah dengan baik,
nikmatilah sebaik2nya, rayakan dengan orang2 yang kamu kasihi
dan isilah itu dgn kebahagiaan.. ^_^

sumber : http://m.cybermq.com/

Semua yang terjadi pada diri kita semua sudah Allah scenario-kan dengan sebaik-baiknya dan seindah-indahnya dengan sifat Rohman dan Rohimnya.
Saat senang kita harus bersyukur dan saat sedih/ terkena musibah bersabarlah.
Ingat kata kuncinya :”Tersenyumlah untuk bahagia, jangan menunggu bahagia untuk tersenyum.”
Wallahu`alam bishshowab
*******

DO'AKU :

Ya Allah Yang Maha Tangguh dan Maha Lembut jadikanlah hambaMu ini

setegar batu karang….
setangguh gunung….
sekuat badai….
selembut angin ….
seindah pelangi ….
semanis senyuman ….
Amiiiiin

Semoga Allah mengkaruniakan PELANGI disaat HUJAN mulai turun….
Semoga Allah mengkaruniakan SENYUM disaat diri ini SEDIH….
Semoga Allah mengkaruniakan ASA disaat KEPUTUSASAAN mulai datang…
Semoga Allah mengkaruniakan KEKUATAN disaat diri ini mulai jatuh terkapar TAK BERDAYA…

Semoga Allah mengkaruniakan KETEGARAN disaat diri ini mulai GOYAH…
Semoga Allah mengkaruniakan JALAN disaat diri ini tak tahu lagi harus kemana MELANGKAH…
Semoga Allah mengkaruniakan SAUDARA disaat rasa SEPI mulai menyapa…
Semoga Allah mengkaruniakan ILMU disaat diri ini JAHIL…
Semoga Allah mengkaruniakan KETEGUHAN HATI disaat ANGIN mulai BERTIUP kencang….

********
[Keisya Avicenna]

RAHASIA KEMAJUAN BANGSA JEPANG

Seperti yang kita tahu banyak produk2/ peralatan sehari-hari yg berkualitas yang kita gunakan adalah buatan negara Jepang, spt motor, kulkas, televisi atw peralatan rumah lainnya, yuuk coba kita intip apa sih rahasia kesuksesan mereka..?? Semoga saja bisa kita jadikan contoh semampu kita untuk menjadi lebih baik lagi...^_*

1. KERJA KERAS

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam / tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam / tahun), Inggris (1911 jam / tahun), Jerman (1870 jam / tahun), dan Perancis (1680 jam / tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan "agak memalukan" di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk "yang tidak dibutuhkan" oleh perusahaan. hmm..

2. MALU

Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri(bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena "mengundurkan diri" bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya.
Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3. HIDUP HEMAT

Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Dimasa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.
Hemaat euy.. kalo orang Indo hmm sangat konsumtif.. lihat saja banyak mall yang dibangun... pasti akan membuat kita tergoda u/ beli ini-itu yg ga' terlalu perlu jadi ga ada waktu tuk memikirkan/membantu orang lain...

4. LOYALITAS

Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan.
Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.

5. INOVASI

Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio-Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics.

Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk.

Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.

6. PANTANG MENYERAH

Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner.
Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah.

Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi,maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo . Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun
berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian.

Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini

7. BUDAYA BACA

Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA.

Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan. Ingat ayat pertama yang diterima Rasul Iqro : bacalah...

8. KERJASAMA KELOMPOK

Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok.
Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang.

Ada anekdot bahwa "1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok" .
Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan "rin-gi" adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam "rin-gi".

Berarti bangsa Jepang memiliki ukhuwahnya yang kuat dan tidak individualis spt kita terutama yang hidup di kota2 besar.. atw hanya bersatu untuk kepentingan tertentu saja atw karena materi jika sudah terlaksana bubar jalan deh.

9. MANDIRI

Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya
sendiri.

Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka "meminjam" uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.

10. JAGA TRADISI

Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.

Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.

Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata "tidak" untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena "hai" belum tentu "ya" bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk
melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian.
Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

Kelihatannya kesuksesan bangsa Jepang seperti diuraikan diatas adalah karena mereka secara tidak langsung dan tidak sadar telah melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Semoga hal ini dapat memacu kita sebagai umat Islam untuk mengikuti apa yang sudah diperintahkan bagi kita sehingga kesuksesan dunia dan akhirat dapat kita raih. Aamiiin.

Kamis, 03 Februari 2011

RAHASIA TIDUR YANG BAIK

Lamanya tidur bagi kita orang dewasa adalah antara 6 s.d 8 jam/hari maka tidur adalah merupakan salah satu hal penting yang kita lakukan, maka sangat wajar jika kita perlu tahu bagaimana sih tidur yang baik ?? karena jika kualitas tidur kita baik maka tubuh akan merasa bugar saat bangun di pagi harinya namun jika tidur kita terganggu maka tubuh akan terasa berat/tidak segar.

Tetapi respon tubuh setiap orang berbeda2 tergantung kebiasaannya, karena ada yang tidur hanya dgn 6 jam sudah cukup, tetapi lain halnya dgn kebiasaan orang yang tidur 7-8 jam maka saat hanya tidur selama 6 jam, bawaannya ngantuk melulu, kepala pusing, dll.

ALAS TIDUR

Manusia normal yang berada di atas bumi pasti melakukan aktifitas ini, meskipun cuma 1 jam tiap hari. Jaman dahulu kala orang tidur memakai bantal kayu atau batu atau bahkan tidak memakai bantal. Sekarang aja enak, orang tidur pakai yang empuk-empuk.

Kebiasaan tidur dengan bantal kayu atau batu, menyebabkan orang-orang dahulu bisa bangun dengan segar bugar, karena tubuh mereka bisa beristirahat total saat tidur. berbeda dengan mereka yang tidur di atas kasur empuk, tubuh mereka tidak bisa istirahat dengan total, karena saling menekan dengan alas tidurnya.

Berarti lebih sehat menjadi orang biasa2 saja ya.. krn tidak tidur di kasur empuk yang ternyata belum tentu baik. Sederhana itu baik bagimu..

POSISI TIDUR

Posisi tidur yang benar adalah tubuh miring ke kanan dengan kaki bagian atas di tekuk, dan tangan kanan sebagai bantal. Tidur dengan posisi ini akan mengalirkan darah ke otak dengan sempurna, karena posisi kepala lebih rendah dari jantung.

Posisi tidur yang membuat bodoh adalah : terlentang, tengkurap, dan kaki mengangkang. Posisi ini diibaratkan sebagai cara tidurnya binatang, karena aliran darah tidak lancar, perut dan dada tertekan, juga aliran darah ke otak juga terhambat.

Posisi tidur yang dianjurkan diatas sesuai dgn tuntunan Rasulullah krn posisi jantung di atas dan ternyata semua yang dianjurkan / disyariatkan memiliki kebaikan untuk manusia. spt tidur dlm posisi terlengkup/tengkurap saudaranya syaitan, dll.



Saat tidur yang baik adalah jam 20.00 WIB - 01.00 Pagi. Selanjutnya 01.00-04.00 digunakan untuk belajar, pukul 04.00 - 06.00 untuk olahraga, dan seterusnya...

Saat tidur yang tidak baik adalah pukul 06.30 WIB setelah matahari terbit, pada tengah hari pukul 11.30 - 12.00 WIB dan pukul 17.30 WIB saat matahari tenggelam. Tidur pada saat tersebut akan mengakibatkan seseorang linglung dan separuh kesadarannya hilang, diakibatkan oleh keseimbangan alam yang pada waktu-waktu tersebut harus berada pada kondisi sadar.

CAHAYA LAMPU SAAT TIDUR

Tidur yang baik berada dalam keadaan atau ruang yang gelap, terhindar dari cahaya yang menyengat dan silau. Rangsang cahaya yang terlalu banyak, menyebabkan otak tidak optimal dalam melakukan defragmentasi data-data yang terekam sebelum tidur, hal ini akan berdampak kepada daya ingat pada jangka waktu yang lama.

Para ilmuwan menemukan bahwa tubuh perlu suasana gelap dalam menghasilkan zat kimia pelawan kanker. Bahkan ketika menyalakan lampu toilet, begadang, bepergian melintas zona waktu, lampu-lampu jalanan dapat menghentikan produksi zat melatonin.

Tubuh memerlukan zat kimia untuk mencegah kerusakan DNA dan ketiadaan zat melatonin tersebut akan menghentikan asam lemak menjadi tumor dan mencegah pertumbuhannya.

Prof. Russle Reiter dari Texas University yang memimpin penelitian tersebut mengatakan “Sekali Anda tidur dan tidak mematikan lampu selama 1 menit. Otak Anda segera mendeteksi bahwa lampu menyala seharian dan produksi zat melatonin menurun”.

Jumlah anak-anak pengidap leukimia naik menjadi dua kali lipat dalam kurun 40 tahun terakhir. Sekitar 500 anak muda dibawah 15 tahun didiagnosa menderita penyakit ini pertahun dan sekitar 100 orang meninggal.

Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia diadakan di London menyatakan bahwa orang menderita kanker akibat terlalu lama memakai lampu waktu tidur dimalam hari dibanding dengan yang tidak pernah memakai lampu waktu tidur.

Hal ini menekan produksi melatonin dimana normalnya terjadi antara jam 9 malam s/d jam 8 pagi. Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa orang-orang yang paling mudah terserang adalah para pekerja shift yang memiliki resiko terkena kanker payudara.

Pada kenyataannya, Orang-orang buta tidak rentan terhadap melatonin memiliki resiko yang lebih rendah mengidap kanker. Maka disarankan utk menggunakan bola lampu yang suram berwarna merah atau kuning jika takut pada kegelapan.

Ternyata benar Rasullah mnganjurkan kita tidur setelah Isya.. berarti maksudnya ga' baik jika malam2 terlalu lama tidak tidur karena pastinya kita berinteraksi dengan lampu penerangan sedangkan kondisi tubuh kita inginnya yang gelap / remang2.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan tidur kita menjadi lebih berkualitas..^_^

Selasa, 01 Februari 2011

Kecintaan Rasul pada Umatnya

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Anas bin malik, Rasulullah shollallahu 'alahi wa sallam bersabda, "Alangkah ril lndunya aku untuk berjumpa dengan saudara-saudaraku." Lalu seorang sahabat bertanya, "Bukankah kami-kami ini saudaramu ya Rasul?" Rasul menjawab, "Benar, kalian adalah sahabat-sahabat/saudaraku. Adapun yang kumaksud adalah dengan saudara-saudaraku itu adalah kaum yang datang sesudahku dan beriman kepadaku padahal mereka tidak pernah berjumpa denganku."

SubhanAllah... Dari ucapannya melalui hadits di atas, beliau sebegitu rindunya pada kita-kita ini ummatnya yang hidup jauh dari masanya dan rindunya itu menurut saya adalah sebuah penghargaan untuk kita. Beliau menghargai kita karena sampai saat ini kita masih beriman padanya walau tanpa pernah sekalipun berjumpa secara langsung menatap wajahnya. Begitulah Rasulullah manusia special yang dimulaikan Allah dengan segala budi pekertinya yang amat luhur dan terpuji, sesuai dengan namanya "Muhammad" yang memiliki arti "insan yang terpuji".

Di sisi lain beliau juga tidak hanya rindu pada kita ummatnya, tapi sangat peduli. Coba saja kita ingat cerita pada akhir hidupnya ketika ajal menjelang, beliau amat mempedulikan ummatnya. Pada detik-detik terakhir ruh akan lepas dari raga, lisannya berucap "ummati...ummati...ummati". Sungguh peristiwa itu sebuah pemandangan diluar kebiasaan manusia umum, disela-sela rasa sakit, beliau Nabi shollallahu 'alahi wa sallam. masih sempat terfikir akan keadaan ummatnya selepas beliau wafat. Bayangkan...andai kita saat itu sempat menyaksikan peristiwa tsb, sudah pasti itu akan menjadi salah satu peristiwa yang amat mengharukan dalam sejarah hidup kita.
Masih dalam keadaan sakaratul mautnya, dari peristiwa itu juga kita bisa lihat kecintaan Rasulullah pada ummatnya. Saat badan mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi, dari bibir yang senantiasa basah menyebut asma-Nya, terucap sebuah permohonan yang amat memilukan hati "Ya...Allah, dasyat nian maut ini. Timpakan saja semua maut ini (baca:rasa sakitnya) kepadaku, jangan pada ummatku". SubhanAllah...sungguh terpuji akhlaqmu ya rasul.

Tapi apa yang terjadi saat ini ?! mungkin di antara kita masih ada yang biasa-biasa saja terhadap Rasulullah. Sholawat jarang terlantun dari lisan dan kerap kali meninggalkan sunnah-sunnahnya. Bukan kah sejatinya kita pun merasa rindu dan berterima kasih padanya dengan memperbanyak sholawat dan selalu berusaha menjalankan sunnah-sunnahnya dengan baik. Karena bisa dibayangkan keadaan kita saat ini tanpa Rasulullah hadir di dunia ini, pastinya kita akan hidup dalam kegelapan, arah tujuan hidup tidak jelas dan akhlaq kita pun akan jauh dari nilai-nilai kemuliaan.
Pada hadits lain Rasulullah shollallahu 'alahi wa sallam bersabda : "Manusia yang paling mengabaikan aku, adalah orang yang apabila disebut namaku dihadapannya, dia tidak bershawat kepadaku. Shalawat kepadaku dan kepada keluargaku menghilangkan kemunafikan".

Oleh karena itu mari kita perbanyak bersholawat pada Rasulullah ! seperti yang sudah sama-sama kita tau bahwa sholawat akan mendatangkan syafa'at di Yaumil Akhir nanti ?! jelasnya syafa'at itu adalah pertolongan. Nanti di kala amal baik kita kurang dan karena sebab itu kita tidak memenuhi syarat untuk masuk ke syurga. Tapi bila kita mendapat syafa'atnya, keadaannya akan lain...kita akan menjadi orang yang beruntung bisa terhindar dari jilatan api neraka yang amat panas.

Kembali pada hadits yang pertama tadi di atas. Ketika pertama kali saya mengetahui hal itu, rasa kagum kian bertambah pada Rasulullah dan tak berhenti hanya di situ, banyak lagi kisah-kisah dari perjalanan hidup beliau yang amat memukau. Salah satunya sekelumit kisah yang akan saya ceritakan ini, yaitu perjalanan Isra Mi'raj baginda Nabi Muhammad S.A.W dimana kala itu Nabi berjumpa dengan Allah S.W.T. dan berdialog langsung dengan-Nya.

Dialog tsb diabadikan di dalam bacaan Sholat pada bacaan Tahiyyat. Berikut ini potongan cerita perjalanan nabi pergi menuju langit ke Tujuh (Sidratul Muntaha). Perjalanan beliau kesana mengendarai Buraq dan pada akhir perjalanan nabi menjadi hanya seorang diri untuk masuk menuju ke Sidratul Muntaha, pasalnya para malaikat tidak mampu lagi mengantarkannya, bahkan ketika malaikat Jibril diminta untuk mengantar, ia berkata "Aku tidak mau ikut lagi, sebab kalau aku ikut, sayapku akan terbakar".

Sebelum rasulullah sampai ke tempat itu, beliau menyaksikan kebesaran Allah yang meliputi Langit dan Bumi. Lalu setibanya rasul disana, beliau pun melakukan penghormatan dengan berucap "Attahiyyatul mubarakatush showatuth thayyibatul lillah" artinya : "Segala Kehormatan, Keberkahan, Kebahagian dan Kebaikan hanya milik Allah saja. Lalu Allah berkata pada rasulullah "Assalamu'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh" artinya : "Salam Rahmat dan Berkah-Nya aku tujukan kepadamu wahai nabi (nabi muhammad)". Bisa kita bayangkan, betapa bahagianya nabi muhammad mendapat salam langsung dari Allah SWT.

Tapi setelah Rasulullah mendengar salam dari Allah, apa yang terjadi selanjutnya...??? ini yang membuat saya terkagum-kagum, ketika Allah memberikan salam-Nya pada Nabi dengan salam itu tadi, Nabi tidak begitu saja ingin berbahagia sendiri, tapi ia ingat pada ummat-ummatnya. Lalu Nabi pun berucap pada Allah "Assalamu'alaina wa'ala ibadillahi sholihin" artinya : "Salam Keselamatan semoga tetap tercurah untuk hamba-hamba yang Sholeh", melalui jawabannya itu Rasulullah tidak menginginkan kesejahteraan dari salam Allah tadi dilimpahkan hanya pada dirinya saja, tapi ia ingin menyebarkan kesejahteraan itu kepada semua hamba-hamba Allah yang sholeh. SubhanAllah....begitulah kecintaan Rasulullah pada ummat-ummatnya.

Dari kisah-kisah di atas dan kisah-kisah lain dari perjalanan hidup Rasulullah, sebagai manusia yang masih mau mendengarkan hati nurani, pastilah akan terkagum-kagum. Terutama kita sebagai seorang muslim harus merasa berterima kasih pada baginda Nabi Muhammad shollallahu 'alahi wa sallam dengan memperbanyak sholawat serta selalu berusaha menjalankan sunnah-sunnahnya dengan baik, dengan harapan akan mendapat syafa'atnya kelak nanti di yaumil akhir.

Bila diluar sana ada sekian banyak orang yang melecehkan dan menghina Rasulullah, saya yakin mereka sedang melawan hati nuraninya yang dengan sengaja menegatifkan (negative thinking) cara pandang dan berfikirnya ! kenapa begitu, pastinya mereka memang membaca kisah yang sebenarnya dan secara hati nurani, awalnya mereka juga terkagum akan pribadi yang menawan dari Rasulullah. Tetapi karena ada faktor-faktor tertentu hingga membuat mereka berlaku tidak senonoh seperti itu terhadap kanjeng Nabi Muhammad shollallahu 'alahi wa sallam dan tentu saja atas tindakan mereka itu ummat muslim diberbagai belahan dunia yang menyaksikan hal tsb menjadi amat berang - marah sekali tidak terima sang panutannya itu dihina.

Begitu pun saya sama dengan ummat muslim lainnya amat kesal dan marah sekali pada mereka yang telah menghina baginda Nabi Muhammad shollallahu 'alahi wa sallam dan dalam suasana hati yang panas, saya inginnya Allah S.W.T mengutuk dan melaknat mereka ! tapi bila masih mungkin, terangilah hati nurani mereka ya Allah dengan cahaya-Mu agar mereka teguh dalam melihat kebenaran, aamiin.

Meskipun demikian bila toh Nabi Muhammad hidup dimasa kini dan mendengar atau bahkan melihat sendiri dihinaan yang ditujukan padanya, kekasih Allah yang mulia itu (baca:Nabi Muhammad) pastinya akan sangat arif sekali menyikapi hal itu. Seperti kisah ini, ketika itu nabi shollallahu 'alahi wa sallam dilempari dengan kotoran hewan dan beliau dikatai dengan sebutan "gila". Malaikat jibril yang mendengar hinaan itu, membuatnya marah besar, konon sampai berkata pada Rasulullah...ia akan memindahkan gunung untuk ditimpakan pada mereka yang telah mengina Nabi ! tapi Rasulullah tidak tertarik dengan tawaran itu dan dengan tersenyum beliau berkata "sudahlah jibril, tidak apa-apa aku ikhlas. Mereka bersikap seperti itu, hanya karena tidak mengerti".

SubhanAllah...begitu luhur budi pekertinya ! sampai dunia berakhir nanti, niscaya tidak akan ada orang yang mampu menandinginya.
Mari kita bersholawat padanya "Allahumma sholli wassalim 'ala saidina Muhammadin wa 'ala ali saidina Muhammad".

Itulah salah satu alasan mengapa aku memberi nama putraku dengan awalan Muhammad..
karena harapanku anakku kelak berakhlak seperti Rasulku..aamiin..

Atas Nama Ukhuwah

Saat lagi browsing dapet nih artikel bagus..:D mewakili hatiku yang saat ini rindu dgn yang namanya UKHUWAH/persaudaraan itu... masihkah rasa ukhuwah itu ada..??
dimanakah dia.. kemanakah dia..?? yg dulu pernah kurasakan.. hmm indahnya persahabatan dalam Islam.
Semoga rasa Ukhuwah itu masih ada.. diantara kita tanpa di kotori dgn krn adanya materi atau lainnya. tetapi murni sbg kasih sayang terhadap sesama muslim.. aminn..

AN.Ukhuwah
Sungging senyumnya tak seindah dahulu saat aku masih polos. Tutur sapanya tak serenyah dahulu saat aku masih canggung dan malu diajak untuk menuntut ilmu agama. Gerak tubuhnya tak selembut dahulu saat aku masih gemetar menahan sabar untuk berpakaian yang benar serta meninggalkan nyanyian dan gambar.
Sorot matanya tak sehangat yang dulu saat aku masih seiring dan sejalan dalam pengajian dan kepanitiaan.

Kini aku telah jauh, hatiku mengeluh, kulitku berpeluh, ragaku jarang terbasuh, terbaring lunglai tak berdaya, berduka, dan merana.
Celakanya, dia seakan tak mau tahu, sibuk memikirkan dirinya dan teman-temannya yang ada.

Atas nama ukhuwah, aku menuntut senyum, sapa dan kelembutannya yang dulu…
Ukhuwah –yang definisinya sudah masyhur terpahami–, seiring dengan perjalanan waktu kadang menguap tak berbekas, hilang, lalu meninggalkan kesan bahwa ukhuwah hanya dibutuhkan untuk sementara, hanya untuk menarik simpati belaka di awal cerita.

Saudaraku, tiap masa dan waktu kita menyaksikan para thullabul ilmi itu datang dan pergi –futur–. Dulu saat masih sekolah dan kuliah, tunduk bersimpuh di majlis-majlis ilmu. Kini saat sudah berumah tangga dan bekerja, harus menanggung beban yang tidak sama seperti dulu dan menghadapi permasalahan yang tidak sesederhana seperti dulu, sementara bisikan-bisikan jahat makin kerap menyapa dan makin beragam. Memundurkan lahkah yang dulunya teratur di jalan Allah.

Lalu pedulikah kamu terhadap apa yang membuatnya perlahan meninggalkan jalan lurus yang seharusnya mengasyikkan dan menentramkan itu? Kebanyakan mengindikasikan adanya kesenjangan dalam ukhuwah. Di satu sisi alasan itu memang tidak bisa dibenarkan, tapi di sisi yang lain seharusnya membuat kita intropeksi dan “nyadar” akan perilaku ukhuwah kita yang memang kebanyakan masih temporer dan tidak permanen, padahal masih sesama muslim.

Saudaraku, tiap masa dan waktu kita menyaksikan orang-orang berjiwa hanif itu datang dan pergi –futur–. Dulu saat masih muda dan sama-sama belia, getol dan intens mengkaji hal-hal syar’i, haus mereguk siraman-siraman rohani, idealis dan penuh gelora meniti jejak tapak pendahulu Islam yang shalih.

Kini saat umur mulai menua, saat perjalanan takdir mengantarkan pada simpangan-simpangan yang banyak, menuntut pilihan-pilihan hidup yang makin sulit dan saling kait-mengait. Sementara singkapan dunia dan segala buaiannya siap menerkam dari segala arah. Iapun terkadang bingung dan perlahan salah langkah. Lalu pedulikah kamu terhadap apa yang membuatnya perlahan meninggalkan jalan lurus yang seharusnya mengasyikkan dan menentramkan itu? Kebanyakan mengisyaratkan adanya ketimpangan dalam ukhuwah. Boleh saja dia beralasan seperti itu, sebagaimana engkaupun beralasan tentang ukhuwah “dari sisi yang lain” (dengan sekian dalil yg telah engkau persiapkan, namun tidak terpahami olehnya). Tapi elokkkah itu dipertentangkan ketika kita masih dibingkai dalam bingkai indah yang sama yaitu Islam, muslim?.

Ukhuwah bukan saatnya di-teori-kan dan di-dialektika-kan antara kita, apalagi kita sama-sama menyandarkan diri pada ikrar syahadatain. Disaat engkau semakin sibuk dalam perjuangan menuntut ilmu syar’i dan dakwah mengajak orang lain ke jalan Allah, dengan bahasa lisan, tulisan dan pergerakan yang memukau. Disaat yang sama engkau lupakan orang yang dahulu pernah berjuang bersamamu, yang kini entah berada dimana.

Mereka menjadi tidak penting lagi bagimu karena jarak telah memisahkan. Bahkan aku yang kini terbaring lemah, tiada tempat berkeluh kesah, pun engkau abaikan.
Atas nama ukhuwah aku menuntut! Tidakkah engkau peduli dengan masa-masa indah dahulu. Selamilah barang sejenak nasib dan perasaan saudaramu ini, jika engkau masih sudi. Aku tidak peduli dengan seluruh aktivitas dakwahmu dan segudang dalil argumen yang membuatmu berpaling. Aku hanya ingin ukhuwahmu hadir –walau hanya secuil– meredakan penyakitku yang mulai akut ini.

Saudaraku –ah,semoga engkau tidak risih dengan panggilan berulang itu–, keluhanku ini memang tidak ilmiah, tidak ada satupun dalil Qur’an dan Hadits yang aku bawakan, tidak juga aqwal dan atsar salafush-shalih yang aku nukilkan (karena kuyakin engkau lebih alim dalam hal ini). Aku hanya mengeluh, semoga Ukhuwah Islamiyah itu tidak pupus dan kembali hadir diantara kita. Aku memang sakit dan sedang terbaring lemah, tapi aku belum “mati”. Sekali lagi aku belum “mati”, imanku masih ada didalam hati walau hanya secuil –insya Allah–. Ataukah engkau memang sedang menunggu “kematianku”?

* aku: seorang musafir * mhswa S3 di tokyo
Brahmantyo