Jumat, 22 Juni 2012

I Love Sun Set

Pemandangan sore hari di pantai pinggiran kotaku tercinta sangatlah indah, sejak dari sekolah dahulu aku sering kumpul lumpul disana, di pojok kota tepatnya dipantai yang bernama Melawai, banyak muda-mudi, atau keluarga menghabiskan waktu disana, hanya tuk sekedar menikmati sun set yang indah.
Di padu dengan banyaknya tempat nongkrong atau banyaknya para penjual makanan, seperti ; jagung bakar, pisang gapit, siomay, bakso, sate, gado2, nasi goreng, s/d pecel lele semua ada dan juga lengkap dengan bermacam2 minuman dari es kelapa sapai minuman juice.
Sampai sekarang aku sering datang ke Melawai besama anak dan suamiku, untuk mengejar sun set yang indah serta mengabadikannya, entah mengapa sejak memiliki HP Nokia C7 yang memiliki kamera 8 mega pixel, dgn hasil yang sangat tajam, aku jadi sering foto2, baik itu foto diri dan keluarga atau foto2 pemandangn yang indah di tempat yang baru dan bagus yang menurutku sayang untuk dilewatkan. bagiku setiap moment / foto memiliki daya tarik. Jadi kepingin jadi Fotografer nih.. bangga rasanya kalau hasil jepretannya bagus
Inilah hasil beberapa jepretan kameraku, yang membuatku bangga, walaupun orang menilainya foto biasa tetapi bagiku bagus.., dan setiap tempat memiliki keunikan tersendiri..

Busana Muslimah VS Celana HotPant

Biasanya kita pasti suka kalo jalan jalan ke mall, baik itu untuk belanja, atau sekedar cuci mata dan kongkow2 bareng teman. Tetapi tidak dengan diriku, aku malah ogah kalo jalan-jalan ke mall, soalnya pasti mata kita akan mendapati hal2 yang bikin mata panas dan gerah, sekarangkan lagi musim pakaian seksi dan hot pant walaupun aku sendiri wanita, tetapi aku tidak suka melihat pemandangan pakaian para pengunjung wanitanya yang minim, nerawang atau tidak sopan, walaupun tidak semua wanita berpakaian seperti itu.
Sekarang sepertinya lagi ngetrend celana hot pant untuk wanita yang super pendek, astaghfirullah.. jadi paha2 bertebaran di mana2, di jalan, di mall, di pasar, d bioskop, omg.. yang diherankan pemakainya tidak merasa canggung atau malu sedikitpun. Yang kasian tentu para cowok, memang bisa cuci mata, tetapi sudah pasti juga akan menambah dosa jika tak bisa menjaga pandangan. Memang wanita selalu dijadikan alasan "kormod" ( korban mode), tetapi sebagai konsumen pakaian wanita jika memang banyak pakaian seperti itu dijual / tidak sesuai dengan adat ketimuran yang sopan, seharusnya jika kita memiliki keteguhan untu menjaga budaya buruk dari luar negeri pasti kita tidak akan membelinya.
Di kotaku, kota minyak alhamdulillah 80% wanitanya yang sudah menutup aurat, tidak seperti di kota-kota besar lainnya, seperti di Jakarta, Surabaya dan Malang yang pernah aku kunjungi banyak yg belum berhijab kecuali dari mahasiswanya, lain dgn dikotaku tercinta kesadaran para wanitanya untuk menutup aurat/berjilbab lumayan bagus, walaupun masih ada sebagian wanita / perempuan yang memakai pakaian yang belum sesuai sunah tetapi itu sudah lumayan, patut diacungi jempol.
Kembali lagi ke masalah utama adalah jika ada wanita muda atau setengah tua yang berpakaian minim, hmm.. rasanya bikin mata sepet dan hati sebel melihatnya, inget hadist nabi " jika kamu melihat kemungkaran ubahlah dengan tanganmu, jika tidak bisa ubahlah dengan mulutmu dan jika tidak bisa dengan hatimu". Ini kadang membuatku mencibir melihatnya atau menahan nafas, sambil diliatin saja, mau di tegur takut tersinggung, kan ga' mungkin ujug2 langsung negur, "mba roknya pendek amat, belum jadi ya..", hehe.. apa ga' melotot tu orang, yah daripada panjang ceritanya dan berbabe, mendingan cukup kita do'akan saja biar mereka perlahan sadar bahwa itu tidak baik.
Yang repot kalau kita berjalan-jalan bareng anak lelaki kita, wah bingung deh ngomongnya, kadang berusaha mengalihkan perhatian aja biar liat ke lain, atau beri pelajaran padanya, seperti ; "kasian tante itu auratnya terbuka", atw "bajunya belum jadi", de el, el, yang menyatakan bahwa hal itu tidak baik.
Memang adanya perbedaan pemikiran/pemahaman dan agama, membuat mereka belum mengerti apa makna dari dari pakaian, apakah cukup seadanya, yang penting sudah menutup bagian penting dari tubuh, atau yang asal enak dipakai saja tanpa memperhatikan adab kesopanan. Pada dasarnya apa yang kita kenakan mempengaruhi penilaian orang lain terhadap diri kita.
Yang paling seru adalah jika bertemu dengan wanita yang berbusana muslimah serba longgar dan berwarna gelap ( seperti coklat, biru tua, hitam )plus cadarnya, biasanya dari Pesantren Hidayatullah, yang pemahaman agamanya tinggi, wooww.. suka kagum kalo melihatnya, jadi suka sibuk sendiri dalam hati, bisa ga' ya seperti itu, sanggup ga ya berpakaian seperti itu??
Dan suka ajaib aja kalo pada saat yang sama ada wanita yang berpakaian minim / seksi di sebelahnya.. kan bersebrangan banget tuh.. Jadi suka membandingkan dan berpikir kira2 berpikir ga' ya si wanita berpakaian minim itu, saat melihat kenapa si ibu/ wanita itu berpakaian serba tertutup begitu?, sedangkan saya serba terbuka??hehe.. dan melihat reaksi orang lain yang melihat, lebih menghargai yang serba tertutup, atau terbuka?
Jika saja mereka yang berpakaian minim dan terbuka itu, mau sedikit berpikir lebih dalam, tentunya mereka akan mendapat hidayah setelah itu. Semoga..
Inilah salah satu masalah sosial yang ada di jaman sekarang, yang menjadi PR kita bersama, orang berpakaian setengah telanjang.Kita do'akan saja semoga suatu saat mereka mendapat hidayah dan bisa berubah..aamiiin..

Selasa, 19 Juni 2012

Elang Gumilang

Menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.. itulah hal yang mendasari Elang Gumilang untuk berbisnis di bidang Property.., biasanya sebagai seorang muda yang notabene masih miskin ilmu wirausaha, namun tidak bagi Elang pahit getirnya sebagai entrepreneur sudah dijalaninya sejak masih SMA.. subhanallah..Allah selalu bersama hambaNya yang berjiwa sosial dan rendah hati..
Yuuk intip jalan hidupnya.. semoga bisa meng-INSPIRASI kita semua
Adalah Elang Gumilang 26 tahun, seorang mahasiswa sekaligus direktur utama sebuah pengembangan perumahan. Elang pernah muncul sebagai juara ketiga Marketing Games Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia di Universitas Trisakti. Ia juga pernah menjadi juara pertama kompetisi Ekonomi SMA Se-Jabodetabek 2003 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Juara pertama Economic Contest di Institut Pertanian Bogor, tahun yang sama. Pada tahun 2006, di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, dia mengubah akta perusahaan yang hampir tutup menjadi Elang Group. Bermodal awal Rp. 300 juta, kini nilai proyek Elang Group terbang menembus Rp. 17 miliar. “ Saya tergerak menyediakan rumah murah karena banyak orang kecil kesulitan membelinya,” ujar Elang.
Elang membuat situs www.elanggumilang.com untuk menjaring mitra baru. “saya menyeleksi wirausaha mandiri 2007, saya sependapat dengan juri, Elang anak muda berintuisi bisnis baik. Perhitungan dan cara berpikir bisnisnya jelas serta berani mengambil kesempatan. Elang punya potensi menjadi wirausaha sukses, masih perlu waktu dan ketekunan. Wajib menjaga kepercayaan dan perlu berdisiplin mengelola usaha. Dalam kmpetisi ketat, pengusaha harus berfokus dan pandai mengelola ambisi.” – Agus Martowardojo, Direktur Utama Bank Mandiri
“kondisi bangunan sesuai dengan harga. Listrik ada. Tapi belum ada fasilitas air ledeng. Air diambil dari sumur dengan mesin pompa air pemberian Elang Group. Kekurangan perumahan ini hanyalah tak ada tempat bermain untuk anak-anak.’- Dewi Fatimah, 35 tahun, pembeli Blok F Nomor 5, Bukit Warna Sari Endah, Cilebut.
Elang meraih penghargaan diantaranya; • Wirausaha Muda Mandiri terbaik Indonesia 2007 • Lelaki Sejati Pengobar Inspirasi 2008 • Man Of The Year 2008 dari TV One • Indonesia Top Young entrepreneur 2008 dari Warta Ekonomi
Elang Gumilang Sukses di Usia 24 Tahun Adalah Elang Gumilang (25) , wirausaha muda yang berada di balik pembangunan perumahan amat sederhana bertipe 22/60,mungil tapi fungsional tempat untuk pulang dan bernaung bagi mereka yang bisa terbilang miskin.Tangan dinginya menelurkan apa yang selama ini sangat jarang dilakukan pengembang kawakan – bermodal besar atau kecil – untuk membuat perumahan khusus orang miskin. Selama ini bisnis properti sepertinya hanya untuk ditujukan bagi kaum berpunya , demikian Elang berpikir. Mereka yang papa dan membutuhkan tempar bernaung justru hanya punya mimpi untuk memiliki rumah sendiri. “Ada 75 juta penduduk negeri ini yang membutuhkan rumah. Ini peluang bisnis , tapi kita sekalian ibadah membantu orang juga, ” katanya.
TARGET 2000 RUMAH
Berayahkan seorang kontraktor , buat elang bukan hal mustahil mencoba segala jenis usaha. Ditambah sejumlah pertimbangan mendalam, awal 2005-tatkala ia masih menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) – ia mulai membeli sepetak tanah dan membangun rumah pertamanya. Modal diperoleh dari patungan bersama teman-temannya semasa SMA maupun kuliah. Rumah sederhana berukuran 22 meter persegi dengan luas tanah 60 meter persegi ini langsung pindah tangan ketika selesai dibangun. Terbukti, orang haus akan rumah murah seharga 23-37 juta rupiah itu. Saat itu, jumlah pekerja Elang baru sekitar tujuh orang untuk mengurusi administrasi hingga pemasaran. Namun lambat laun , bisnisnya ini berakar, menggeliat, dan bertumbuh. Dari satu unit , bertambah menjadi tiga unit . Bertambah terus , sampai sudah sekitar lebih dari 200-an rumah dibangunnya. Target yang direncanakannya tak tanggung-tanggung. Perusahaan Semesta Guna Grup miliknya, ingin membangun 2.000 unit rumah sederhana. Dalam waktu setahun , investasi yang ditanamkan naik berlipat. Nilai jual objek pajak (NJOP) tanah yang tadinya hanya Rp 50 ribu misalnya, melejit hingga lima kali lipat dalam dua semester.
Omzet per tahunnya pasti bikin pengusaha mana pun berdecak kagum – mengingat awal mula sepak terjangnya – karena tak kurang dari Rp 20 miliar per tahun dapat ia bukukan.Belum lagi dari kontrak pre periodik terbarunya menambah Rp 80 miliar hingga Rp 100 miliar ke bisnisnya. Elang Gumilang, mahasiswa sederhana dari IPB – kampusnya petani- anak H. Enceh dan Hj.Priani, kini mempekerjakan ratusan karyawan pada setiap proyeknya. Sekitar 30 tenaga administrasi dan 100 pekerja di setiap proyek siap membantunya. Elang-lajang kelahiran Bogor , 6 April 1985 telah mengepakkan sayap bisnis sejauh yang ia bisa, dan terbang setinggi yang dapat ia capai.
Otot dan Otak Bisnis
Elang terlahir dari keluarga yang lumayan berada, namun bergaya hidup bersahaja. Pendidikan moral dari orangtuanya tertanam baik. Ajaran itu terus berurat akar dalam dirinya. Sebagai pelajar sekolah, ia termasuk siswa gemilang. Jiwa wirausaha Elang mulai terasah saat ia duduk di bangku kelas 3 SMU. Ia mempunyai target setelah lulus SMA harus mendapatkan uang Rp 10 juta untuk modal kuliah. Tanpa sepengetahuan orangtua, ia berjualan donat keliling ke sekolah-sekolah dasar di Bogor. Namun, akhirnya orangtuanya tahu juga. Elang disuruh berhenti berjualan karena UAN (Ujian Akhir Nasional) telah menjelang.
Dilarang berjualan donat , pemenang lomba bahasa sunda tahun 2000 se Bogor ini tertangtang mencari uang dengan cara lain. Pada 2003 , ketika fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB mengadakan lomba Java Economic Competition se Jawa, Elang mengikutinya dan berhasil memenanginya . Begitu pula saat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia menyelenggarakan kompetisi Ekonomi, Elang sukses menjadi juara ketiga. Hadiah uang yang diperolehnya, ia kumpulkan untuk modal kuliah. Setelah lulus SMU , Elang melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi IPB tanpa tes. Saat itulah, bermodalkan uang sejuta rupiah, ia kembali berniat untuk memiliki sebuah usaha.
Awalnya, uang itu ia belanjakan sepatu, yang lantas dijual di Asrama Mahasiswa IPB. Hanya perlu waktu sebulan , ia sudah bisa mengantongi uang Rp 3 jutaan. Sayang, setelah berjalan beberapa tahun, supplier yang digunakannya menurunkan kualitas sepatu. Bisnis sepatu pun sirna. Ia melihat, lampu-lampu redup di kampus IPB sebagai peluang bisnis pengadaan lampu. Elang mencoba menerapkan strategi bisnis tanpa modal. Ia mengisahkan hikayat seorang pemuda miskin di Amerika Latin. Setiap hari si pemuda melambaikan tangan pada seorang pengusaha tembakau kaya raya dari Amerika yang sedang bertandang. Pada awalnya, lambaian tangan itu tidak dipedulikan. Namun, karena selalu berulang, pengusaha tembakau itu penasaran dan menanyakan maksud sang pemuda. Jawab si miskin adalah ” Saya punya tembakau berkualitas bagus . Bapak tidak usah membayar dulu, yang penting saya dapat PO dulu dari Bapak”. Setelah mendengar jawaban tersebut ,si pengusaha kaya lalu mebuatkan tanda tangan dan stempel kepada pemuda tersebut. Dengan modal itu, sang pemuda mengumpulkan hasil tembakau di kampungnya untuk dijual ke Amerika lewat si pengusaha kaya raya itu. Maka , jadilah pemuda itu orang kaya raya tanpa modal.
Strategi inilah yang ditiru Elang. Bermodal surat dari kampus, ia melobi perusahaan lampi Philips pusat untuk menyetok lampu di kampusnya. “Alhamdulillah proposal saya gol, dan setiap penjualan saya mendapat keuntungan Rp 15 juta,” Ucapnya bangga. Namun, karena bisnis lampu ini musiman dan perputaran uangnya lambat, terpikir oleh Elang untuk mencari bisnis yang lain. Setelah melihat celah di bisnis minyak goreng, Elang menekuni jualan minyak goreng ke warung-warung . Tapi karena bisnis minyak ini 80 % menggunakan otot, sehingga mengganggu kuliah, ia memutuskan untuk berhenti berjualan.
Menyimak perjalanannya, Elang mengaku bahwa bisnis demi bisnis yang dilakukannya lebih banyak menggunakan otot dari pada otak. Ia lalu berkonsultasi ke beberapa pengusaha dan dosennya untuk memperoleh wawasan lain. Enlightment lalu ditemukannya. Bisnis tidak harus selalu memakai otot, dan banyak peluang bisnis yang tidak menggunakan otot. Setelah mendapat berbagai masukan, ia merintis bisnis Lembaga Bahasa Inggris di kampusnya. Karena lembaga kursus itu ditangani secara profesional dengan tenaga pengajar dari lulusan luar negeri, pihak Fakultas Ekonomi mempercayakan lembaganya itu menjadi mitra. Karena dalam bisnis ini ia tidak terlibat langsung, ia manfaatkan waktu luangnya untuk bekerja sebagai marketer perumahan.
UNTUK ORANG LAIN
Sebenarnya , tanpa beralih ke bisnis properti, untuk dirinya sendiri, Elang tidak bisa dibilang kurang mapan. Pemuda antirokok ini sudah mempunyai rumah dan mobil sendiri. Namun dibalik keberhasilannya itu, Elang merasa ada sesuatu yang kurang . “Kenapa kondisi saya begini, padahal saya di IPB hanya tinggal satu setengah tahun lagi. Semuanya saya sudah punya, apalagi yang saya cari di dunia ini ?” ia berdialog dengan nuraninya. Ilham dari atas diperolehnya. Bisnis propertilah yang ditunjukkan Tuhan kepadanya. Namun,bisnis properti yang ditujukan untuk orang miskin lebih karena hatinya ikut tersentuh.”Banyak orang di Indonesia terutama yang tinggal di kota belum punya rumah, padahal mereka sudah berumur 60 tahun. Biasanya kendala mereka karena DP yang kemahalan, cicilan yang kemahalan, jadi sampai sekarang mereka belum berani untuk memiliki rumah.”unkapnya pada sebuah kesempatan.
Karena modalnya pas-pasan, untuk media promosinya sendiri Elang hanya mengiklankan di koran lokal . Karena harganya yang relatif murah , pada tahap awal pembangunan langsung terjual habis. Meski harganya murah, tapi fasilitas pendukung di dalamnya sangat komplet, seperti klinik 24 jam,angkot 24 jam,rumah ibadah,sekolah,lapangan olahraga, dan juga dekat dengan pasar. Karena rumah itu diperuntukkan bagi kalangan ekonomi bawah, kebanyakan profesi konsumennya adalah buruh pabrik, staff tata usaha (TU) IPB, bahkan ada juga para pemulung.
S
ukses yang sudah ditangan tidak membuat Elang lupa diri. Justru, ia semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Salah satu wujud rasa syukur atas nikmatnya itu, dalam setiap proyek ia selalu menyisihkan 10 persen untuk kegiatan amal.”Uang yang 10 persen itu saya masukkan BMT (Baitul Mal Wa Tanwil/tabungan) pribadi, dan saya alokasikan untuk membantu orang-orang miskin dan orang-orang yang kurang modal,”Bebernya. Bagi Elang, materi yang saat ini ia miliki mengandung hak orang miskin yang wajib dibagi. Selain menyisihkan 10 persen dari hasil proyeknya, Elang juga memberikan sedekah mingguan, bulanan, dan bahkan tahunan kepada fakir miskin. Pendirianya;sedekah tidak perlu banyak tapi yang paling penting adalah kontinuitas dari sedekah tersebut.
Masih banyak sebenarnya yang ingin Elang lakukan . Diantaranya, ia bercita-cita ingin mendirikan perusahaan yang dapat mempekerjakan 100 ribu orang. Elang Gumilang, masih akan terus mengepakkan sayapnya.***** Tulisan inspiratif ini diambil dari buku “Wirausaha Muda MANDIRI” ketika anak sekolah berbisnis oleh Prof Rhenald Kasali,Ph.D. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama

Rabu, 13 Juni 2012

Jangan Siksa Anak dengan Kesenangan

Sebuah artikel menarik tentang anak yang sangat berguna khususnya untuk diriku pribadi..dalam memdidik anak, dan mudah2an juga berguna untuk para pembaca yang memiliki anak dengan usia dibawah 18 tahun.. karena untuk kemandirian anak tersebut pada masa dewasanya..
Jangan Siksa Anak dgn Kesenangan
Anak yang lahir dan tumbuh dalam keluarga-keluarga yang serba ada, penuh kasih sayang tetapi kurang disiplin, menghasilkan anak manja. Semua keinginan mereka relatif terpenuhi berlimpah.
Ada banyak alasan orangtua memanjakan anak. Di kota besar alasan klasik adalah orangtua kasihan dengan anak yang ditinggal sendirian di rumah hanya dengan pembantu. Kesibukan kerja membuat mereka lebih mengikuti kemauan anak. Pemanjaan sebagai jalan mengatasi rasa bersalah. Semua fasilitaspun disediakan.
Sementara itu, ada orangtua yang tergoda memanjakan anak karena trauma dengan masa lalunya yang sulit dan pahit. Hidup dalam kemiskinan (ortu) yang menyakitkan. Setelah dia menjadi “orang” alias kaya, dia mau anaknya senang. Fasilitas diberikan secara berlebihan.
Tak jarang anak sampai taraf duduk di SMP, untuk membuat minumanpun selalu sang Ibu atau pembantu yang menyediakan. Mengangkat tas ke mobil, dan sebagainya ada supir. Akibanya anak tidak mandiri. Daya juangnya tidak bertumbuh.
Harga diri mereka pun relatif rendah. Sebab harga diri mereka dibangun atas apa yang mereka miliki (secara lahiriah) bukan pada karakter dan nilai hidup yang sehat. Penyebab lainnya adalah hubungan batin dengan orang tua tidak terbangun, sehingga mereka cenderung menjadikan teman sebagai sarana curhat dan menghabiskan waktu. Jika mereka bertemu dengan teman yang salah, mereka mudah tersesat dalam pergaulan yang buruk. Apalagi mereka diberi uang jajan berlebihan.
Akibat dimanjakan, daya tahan stres merekapun tidak terbangun dengan baik. Tantangan dan kesulitan menjadi barang mewah bagi anak yang dimanjakan ini. Hingga masa remaja, mereka tidak cakap membedakan mana itu keinginan (wants) dan kebutuhan (needs).
Dalam pengalaman kerja, di beberapa pusat rehab dan depresi, kami menemukan banyak dari remaja tersebut besar dengan dimanjakan. Mereka tidak cakap mengelola konflik saat berada di bangku SMP dan SMU. Mereka mulai menghadapi pelbagai kesulitan yang mereka tidak jumpai di rumah. Apalagi saat menjumpai orangtuanya mulai keras dan kasar, tidak seperti dia masih duduk di sekolah TK dan SD.
Akibatnya anak mudah stres, marah dan frustrasi, dan obat (narkoba) yang ditawarkan teman mereka rasakan mampu meredakan konflik batin tersebut. Meski mereka mungkin tidak sampai menggunakan narkoba, daya juang mereka relatif rendah. Ini mempengaruhi prestasi studi dan jenjang karir. Tidak sedikit mereka berpindah-pindah kerja hanya dengan alasan tidak enak dan tidak cocok dengan rekan sekerja.
Sebagai penutup tulisan ini, Penulis mengajak kita memikirkan hal ini. Bahwa hal yang menyiksa hidup (anak) kita sesungguhnya bukanlah kesusahan tetapi justru kesenangan (berlebih). Mereka yang terbiasa dengan kesenangan, (sering) merasa tak pernah puas dengan kesenangan. Saat kesusahan datang dia bingung bukan kepalang serta sulit bersyukur. Mudah stres dan mencari jalan pintas, seperti drug hingga mencelakakan diri.
Sedangkan mereka yang terbiasa hidup dengan disiplin dan hidup dengan kesusahan, justru lebih tahan banting dengan kesusahan. Mereka mudah terhibur dan menghargai kesenangan meski hanya sedikit. Mereka tertantang mengejar kesenangan (kesuksesan) secara sportif, bukan dengan jalan pintas karena fasilitas orangtua mereka. Bagi mereka kesulitan justru menjadi pemicu untuk maju dan bertumbuh. Ketika sukses mereka menghargai proses lebih dari pada hasil.
Semoga kita diberi hikmat, kasih dan kebijaksanaan mengasuh anak-anak titipanNya. Terhindar dari perilaku yang bisa menjadi “penyiksa” anak-anak dengan memanjakan mereka secara berlebihan.
Editor : fitriadi Sumber : Kompas.com

Kucingku, Kucing Tetanggaku

Sedari dulu saat aku masih SMP / remaja aku sudah suka sekali memelihara binatang, terutamanya kucing, karena itu di sekitar rumah pasti ada saja kucing berkeliaran. Kucingku2 sangatlah lucu kadang2 suka bermain-main denganku ataupun selalu dekat-dekat denganku. Aku sangat senang sekali, walaupun kucing2ku tak pernah kuberi nama. Dan kucing2ku kucingku lumayan pintar karena pada saat dia BAB tidak di sembarang tempat. sepertinya binatang itu mengerti
Terinspirasi sebuah hadis nabi "Sayangilah apa2 yang dibumi niscaya engkau akan disanyagi oleh mereka yang dilangit", maka sampai sekarang setelah aku menikah dan memiliki satu orang anak akupun masih suka memelihara kucing, karena itu yang paling gampang, maka akupun mengajari pada anakku bahwa kita harus sayang pada binatang peliharaan, baik itu kucing, ikan ataupun ayam.
Akhirnya memang benar anakku juga ikut suka memelihara kucing. seperti pada saat kami selasai makan dan ada sisanya pasti disisihkan untuk kucing, atau jika di piring tak bersisa di ambil langsung dari makanan yang ada didapur. setiap memberi makan kucing aku jarang sekali memberinya dengan memakai piring sebagai alasnya tetapi memakai kertas atau plastik, begitupun sampai sekarang.
Tetapi sudah setahun belakangan ini aku sudah jarang memberi makan kucing.., karena disela kesibukanku bekerja dan karena rumahku di atas loteng maka aku jadi jarang memberi makan kucing-kucing yang biasanya ada 4 atau 5 ekor, selidik punya selidik ternyata semua kucing2ku telah ganti tuan alias makan di rumah tetangga. Sebenarnya dalam hati kecilku aku iri karena terasa ada yang hilang dari keseharianku dulu yaitu tidak memberi makan kucing lagi, namun karena kesibukanku jadi aku agak mengabaikan hal itu.
Tapi betapa malu dan sedihnya aku di pagi itu, saat masih jam 7 pagi.., ku dengar ribut-ribut kecil dari tetangga dibawah rumahku, ternyata dengan santainya beliau sedang memberi makan kucing-kucingku, kucing yang selama aku biarkan dengan menggunakan. piriing!! subhanallah... dan bukan satu piring untuk 5 atau 6 ekor kucing seperti yang aku biasa lakukan.., tetapi satu piring untuk satu ekor kucing, salut buat tetanggaku ini
Jadi tetanggaku itu betul-betul memelihara binatang dari hatinya, tidak sekedarnya seperti aku :((, terbukti memang di halaman rumah beliau yang hijau dan asri, karena di halamannya penuh dengan pohon, ada juga biatang peliharaan lain.., seperti kelinci, ayam dan angsa ( angsa bertugas menjaga rumah dimalah hari.. krn rumah beliau yg agak menyudut sudah 3x kemalingan dan memang angsa adalah solusi mujarab sebagai penjaga rumah yang bisa diandalkan. setelah itu rumah tetanggaku jarang lagi kemalingan . dan konsekwensinya tetanggaku harus membersihkan kotoran angsa itu setiap harinya, makanya disetiap pagi ramai sekali rumah tetangga sebelahku, ada suara angasa, ayam dan kucing, seru juga mendengarnya .. hari gini masih bisa mendengar bermacam2 suara binatang..yang sangat jarang dikota-kota besar.
Yaa.. Allah berilah aku kesempatan untuk memelihara kucing-kucingku lagi denga lebih baik, jika mereka mau kerumahku.. Memang saat aku memberi kucing makanan dgn alas kertas atau plastik ada rasa kasihan dan tak enak, namun aku memang orangnya ga' mau repot, ada aja pikiran gimana nanti piringnya kotor( nyucinya jijik , takut di jilatin tikus, takut hilang, dsb krn agak jauh dari pintu dapurku..
Tetangga sebelahku yang terdiri dari Suami, Istri dan dua orang anak perempuan , kelas 2 SMP dan kelas 5 SD adalah sebuah contoh keluarga ideal jaman sekarang.., So..Tetanggaku.. Inspirasiku..:P yang pasti aku sangat iri dengan tetanggaku untuk hal kasih sayangnya terhadap binatang. Dalam hati aku juga ingin seperti mereka.