Kamis, 27 Februari 2014

Dakwah, Tugas Kita yang Terlupakan

Sahabat, Dakwah adalah tugas setiap muslim, disini ada sebuah gambaran tentang keharusan setiap muslim untuk berdakwah, sesuai ilmu yang didapat dan diamalkannya walaupun hanya satu ayat.,
Gambaran Keharusan Berdakwah :
Dalam suatu kesempatan, seorang rekan berkisah tentang seorang pembantu rumah tangga. Pada awal kerjanya, dia diberitahu majikannya bahwa tugasnya adalah membersihkan lantai, membersihkan jendela, membersihkan halaman, menyiram tanaman dan membuka-tutup pintu untuk orang yang datang dan pergi. Majikannya menjanjikan bonus tertentu bila dia melakukan tugas-tugasnya dengan baik; Sederhana dan tampaknya mudah; bekerja sebaik-baiknya lalu dia akan dapat gaji ditambah bonus.
Dengan suka hati dia menghapal ‘diluar kepala’ kelima tugasnya. Membersihkan lantai, membersihkan jendela, membersihkan halaman, menyiram tanaman dan membuka-tutup pintu. Diulang-ulangnya hingga dia dapat memastikan bahwa kelima tugas tersebut dapat diselesaikannya dengan sebaik-baiknya. Demi bonus yang akan diperolehnya, diapun berkonsentrasi pada tugas-tugasnya.
Suatu ketika sang majikan harus pergi dengan meninggalkan anak-anaknya di rumah. Sementara anak-anak yang besar sibuk dengan urusannya masing-masing, si bungsu malah asyik bermain di halaman. Dia mendekati kolam lalu berusaha untuk berenang. Adalah suatu hal yang berbahaya bagi anak kecil bermain-main di kolam seorang diri, meski kolam itu ada di dekat rumah. Namun demikian sang pembantu coba menyakinkan diri bahwa tugas dia hanya lima. Menjaga anak bukanlah tugasnya. Dia coba meyakinkan lagi bahwa bila saja dia tunaikan kelima tugas tersebut dengan sebaik-baiknya tentu dia akan mendapatkan bonus sebagaimana yang dijanjikan kepadanya.
Singkat cerita, sang anak bungsu ‘gelagepan’ di kolam lalu tenggelam. Sang pembantu masih coba meyakinkan bahwa menolong anak tersebut bukan tugasnya. Untuk lebih menyakinkan lagi, dia ucapkannya kembali kata-kata majikannya tentang tugasnya, yakni membersihkan lantai, membersihkan jendela, membersihkan halaman, menyiram tanaman dan membuka-tutup pintu. Ternyata tidak dia jumpai tugas menjaga anak. Maka dia tidak bergerak sedikitpun untuk menolong anak tersebut hingga tak ada lagi gerakan di kolam. Anak tesebut mati lemas.
Ketika sang majikan datang dan menanyakan kemana si bungsu, tanpa rasa bersalah sedikitpun sang pembantu memberitahu bahwa anak tersebut ada di kolam, barangkali tenggelam di sana, sembari mengingat-ingat tugasnya yang lima yang selalu ditunaikannya dengan baik. Lalu bagaimana reaksi sang majikan terhadap pembantu ini? Bila kita adalah majikan tersebut, tentu saja kita tahu tindakan apa yang paling pantas terhadapnya.
Keadaan kita hari ini, barangkali tidak bedanya dengan keadaan sang pembantu tersebut. Kita telah berusaha sebaik-baiknya menunaikan tugas apa saja sebatas pada yang ‘diperintahkan’ kepada kita. Kita tahu betul bahwa kewajiban sholat lima waktu harus kita tunaikan sebaik-baiknya setiap hari, namun kita tidak peduli dengan orang-orang lain yang melalaikannya. Kita tahu betul tanggung jawab kita terhadap diri sendiri, istri, anak, orangtua dan saudara-saudara kita, dan apa saja yang dapat kita berikan sebagai tanda sayang kita kepada mereka, namun kita tidak peduli dengan yang selainnya. Kita tahu bagaimana ‘mengamalkan’ agama tapi kita lupa bahwa dakwah adalah bagian dari amal agama.
Hari ini kita mengetahui bahwa membunuh adalah dosa, mencuri atau korupsi adalah dosa, berzina adalah dosa, minum arak adalah dosa, berkata dusta adalah dosa, akan tetapi kita lupa bahwa meninggalkan dakwah juga termasuk dosa, jika kita mampu. Padahal dosa tidak dakwah kadarnya mencakup dosa membunuh, mencuri, zina dan sebagainya. Karena tidak ada dakwahlah maka ada pembunuhan. Karena tidak ada dakwahlah maka ada pencurian. Karena tidak ada dakwahlah maka ada perzinaan dan seterusnya.
Sebagian dari kita mengatakan bahwa untuk dakwah kita perlu punya ilmu dulu. Dan ilmu yang dimaksud adalah penguasaan yang baik atas berbagai pengetahuan (yang justru baru berkembang bersamaan dengan menyebarnya Islam ke seluruh pelosok dunia). Barangkali pernyataan ini benar, bila kita bermaksud menyempurnakan segala sesuatunya. Namun demikian, sebagaimana yang kita sampaikan kepada para mu’alaf, kita tetap harus melakukan sholat meskipun kita baru bisa mengucapkan basmallah. Dan dengan cara yang sama, kita harus buat dakwah meskipun kita baru bisa menjabat tangan saudara kita.
Menjadi da’i sebenarnya tidak sesukar yang kita bayangkan pada hari ini. Siapapun dari ummat ini yang memiliki kalimah laa ilaaha illallah dalam hatinya adalah orang-orang yang punya tanggung jawab untuk ‘menumpahkannya’ kepada orang lain. Keadaan saat ini dimana kita mempersulit diri dengan berbagai syarat agar kita ‘layak’ buat dakwah, hanya menunjukkan betapa jauhnya kita dari kepahaman para sahabat Rasulullah saw.
Lalu pertanyaannya adalah berapa lamakah seseorang dapat menjadi da’i sejak pertama kali dia bersyahadat? Adakah setiap orang berkewajiban menuntut ‘ilmu’ yang menjadikannya layak dipanggil ‘ulama atau ustdaz, baru setelah itu buat dakwah? Mestinya tidak demikian bila referensi kita adalah para sahabat Rasulullah saw.
Saat Abu Bakar ra. menyatakan keislamannya, dia telah mengajak beberapa orang lainnya kepada iman-yakin yang benar pada hari yang sama. Dari usahanya pada hari itu beberapa orang mengimani bahwa Allah adalah tuhan mereka dan tidak ada tuhan selain-Nya dan mereka mengimani bahwa Muhammad (saw) adalah nabi dan rasul-Nya.
Pada hari pertama Abu Dzar Ghiffari ra bersyahadat, dia telah umumkan keislamannya kepada kaum Quraisy di depan ka’bah. Seolah-olah dia ingin mengatakan sekaligus mengajak kaum yang belum beriman tersebut agar segera beriman. Kalau saja Ibnu Abbas (yang saat itu masih dalam kekafiran) tidak mengingatkan kaumnya akan perhubungannya dengan kaum Ghiffar, tentu mereka semua sudah membunuhnya.
Selanjutnya bila kita baca atau dengar lagi dan lagi kisah-kisah mereka (yakni sahabat-sahabat Rasulullah), kita akan jumpai di sana bahwa mereka adalah para da’i sejak awal keislamannya. Demikianlah Rasulullah saw membina mereka sehingga siapa saja yang menyatakan keimanannya, mereka akan meyakini bahwa dakwah adalah tugas mereka. Setiap orang yang buat dakwah adalah da’i. Lalu kita dapati di sana (pada masa Rasulullah saw), setiap da’i akan ‘melahirkan’ da’i baru. Bahkan sebelum perintah ibadah (sholat) diturunkan, mereka menyangka bahwa agama ini identik dengan dakwah manusia kepada Allah.
Kita mestinya bangga dengan titel da’i. Gelar inilah yang pada gilirannya kelak akan menjadikan kita mulia, bahkan ketika kita masih hidup di dunia ini. Bayangkan, betapa pilihan Allah tidak pernah salah. Dia memilih (selalu yang terbaik dari kebanyakan manusia) orang-orang yang akan mengemban kerja para nabi. Dia memuliakan kita dengan kerja ini sebagaimana kita meletakkan sesuatu di puncak ketinggian.
Dan pilihan itu telah jatuh kepada kita ketika Dia berkata, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab (Kristen/Yahudi) beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS 3:110)
Ketika kita sadar dan kita tidak ingin seperti pembantu di atas, maka tidak ada jalan lain buat kita (bahkan bagi keselamatan ummat ini) selain dengan segera buat dakwah. Hendaknya kita tidak menundanya lagi hingga ‘anak yang akan tenggelam’ dapat diselamatkan. Kita bergerak menjumpai manusia dan tidak menunggu sampai mereka datang kepada kita. Kita yakin bahwa pada saatnya kelak, sama saja apakah kita mengharapkannya atau tidak, kita akan mendapat gaji, bonus dan tentu saja hadiah yang luar biasa dari Allah yang maha memiliki lagi maha kaya.
Subhanallah.
By. KH. Didin Hafiudin Sumber: Hikmah Republika

Rabu, 19 Februari 2014

Kemana Roh Orang Muslim dan Orang Kafir di Alam Kubur ?

Sebuah pertanyaan yang cukup penting untuk kita ketahui sebagai seorang muslim, yang di ambil dari Eramuslim - Rubrik Tanya Jawab, semoga bermanfaat, ^_^
Pertanyaan ;
Assalamu’alaikum Ust, Pertanyaan saya: ketika seseorang meninggal dunia berarti rohnya sudah dicabut oleh Allah sedangkan alam kubur atau alam barzah adalam alam ke empat di mana seseorang akan berada di sana untuk menunggu alam akhirat tiba. Bagaimana keadaan seseorang yang dalam kuburan itu? apakah rohnya yang sudah dicabut akan dikembalikan ke jasad yang sudah di dalam kuburan itu sehingga ia kembali utuh seperti waktu ia hidup dan menunggu hari kiamat? Bagaimana juga keadaan seseorang yang sudah dalam kuburan itu ketika menjawab pertanyaan dari malaikat? apakah malaikat bertanya kepada jasad yg sudah dikubur itu saja atau rohnya sudah dipasang lagi ketika malaikat mau bertanya padahal saat kita meninggal kan roh kita sudah dicabut. minta penjelasannya.Trimakasih sebelumnya. Waalaikumussalam Wr Wb
Jawaban Ustadz Sigit Pranowo Lc ;
Saudara Marhamah yang dirahmati Allah swt
Didalam hadits yang diriwayatkan dari al Barro bin ‘Azib bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Berlindunglah kalian kepada Allah dari adzab kubur—beliau menyebutkan 2 atau 3 kali—kemudian berkata,’Sesungguhnya seorang hamba yang beriman apabila akan berakhir (hidupnya) di dunia dan akan mengawali akheratnya maka turunlah para malaikat dari langit dengan berwajah putih seperti matahari dengan membawa kain kafan dan wewangian dari surga dan mereka duduk disisinya sejauh mata memandang.
Kemudian datanglah malaikat maut dan duduk disebelah kepalanya dengan mengatakan,”Wahai jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan dari Allah dan keredhoan-Nya.’ Beliau saw bersabda,’Maka keluarlah ruhnya seperti tetesan air dari bibir orang yang sedang minum maka dia (malaikat maut) pun mengambilnya. Dan tatkala dia mengambilnya maka para malaikat (yang lain) tidaklah membiarkannya berada ditangannya walau hanya sesaat sehingga mereka mengambilnya dan menaruhnya diatas kafan yang terdapat wewangian hingga keluar darinya bau semerbak kesturi yang membuat wangi permukaan bumi.’
Beliau saw bersabda,’Mereka kemudian naik (ke langit) dengan membawa (ruh) orang itu dan tidaklah mereka melewati para malaikat kecuali mereka bertanya,’Ruh yang baik siapa ini?’ Mereka menjawab,’Fulan bin Fulan, dengan menyebutkan nama terbaik yang dimilikinya di dunia’ sehingga mereka berhenti di langit dunia. Mereka pun meminta agar dibukakan (pintu) baginya maka dibukalah (pintu itu) bagi mereka dan mereka berpindahlah ke langit berikutnya sehingga sampai ke langit ketujuh dan Allah mengatakan,’Tulislah kitab hamba-Ku ini di ‘illiyyin dan kembalikanlah ke bumi, sesungguhnya darinyalah Aku ciptakan mereka dan kepadanyalah Aku mengembalikan mereka dan darinya pula Aku mengeluarkan mereka sekali lagi.’
Beliau saw bersabda,’Dan ruh itu pun dikembalikan ke jasadnya. Kemudian datanglah dua malaikat yang mendudukannya dan bertanya kepadanya,’Siapa Tuhanmu?’ dia pun menjawab,’Tuhanku Allah.’ Keduanya bertanya lagi,’Apa agamamu?’ dia menjawab,’Agamaku Islam.’ Keduanya bertanya,’Siapa lelaki yang diutus kepada kalian ini?’ dia menjawab,’Dia adalah Rasulullah saw.’ Keduanya bertanya lagi,’Apa ilmumu?’ dia menjawab,’Aku membaca Al Qur’an, Kitab Allah, aku mengimaninya dan membenarkannya.’
Terdengarlah suara yang memanggil dari langit,’Karena kebenaran hamba-Ku maka hamparkanlah (suatu hamparan) dari surga, pakaikanlah dengan pakaian dari surga, bukakanlah baginya sebuah pintu menuju surga.’ Beliau saw bersabda,’maka terciumlah wanginya serta dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang.’
Beliau bersabda,’Datanglah seorang laki-laki berwajah tampan, berbaju indah dengan baunya yang wangi mengatakan,’Bahagialah engkau di hari yang engkau telah dijanjikan.’ Orang (yang beriman) itu mengatakan,’Siapa angkau? Wajahmu penuh dengan kebaikan’ dia menjawab,’Aku adalah amal shalehmu.’ Orang itu mengatakan,’Wahai Allah, segerakanlah kiamat sehingga aku kembali kepada keluarga dan hartaku.’
Beliau saw bersabda,’Sesungguhnya seorang hamba yang kafir apabila akan berakhir (hidupnya) di dunia akan akan mengawali akheratnya maka turunlah para malaikat dari langit yang berwajah hitam dengan membawa kain dan merekapun duduk disisinya sejauh mata memandang kemudian datang malaikat maut dan duduk disebelah kepalanya dengan mengatakan,’Wahai jiwa yang buruk, keluarlah menuju amarah dan murka Allah.’
Beliau saw bersabda,’maka dipisahkanlah ruh dari jasadnya seperti duri yang dicabut dari kain yang basah kemudian malaikat (maut) pun mengambilnya dan tatkala malaikat maut mengambilnya maka mereka (malaikat lain) tidaklah membiarkannya berada di tangannya walau sesaat sehingga meletakkannya dikain itu dan dibawanya dengan bau bangkai busuk yang meyebar di permukaan bumi. Mereka pun membawanya dan tidaklah mereka melintasi malaikat kecuali mereka bertanya,’Ruh buruk milik siapa ini?’ mereka menjawa,’Fulan bin Fulan dengan menyebutkan nama yang paling buruknya di dunia.’
Kemudian mereka sampai di langit dunia dan meminta untuk dibukakan (pintu) baginya maka tidaklah dibukakan baginya kemudian Rasulullah saw membaca firman-Nya,”Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga hingga unta masuk ke lobang jarum.” Kemudian Allah berkata,’Tulislah kitabnya di sijjin di bumi yang paling rendah maka ruhnya dilemparkan dengan satu lemparan. Kemudian beliau saw membaca,”Dan barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka dia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar burung, atau diterbangkan ke tempat yang jauh.’
Ruhnya pun dikembalikan ke jasadnya dan datanglah dua malaikat mendudukannya seraya bertanya,”Siapa Tuhanmu?’ maka dia menjawab,’a..a… aku tidak tahu.’ Keduanya bertanya.’Apa agamamu?’ dia menjawab,’a…a…aku tidak tahu.’ Keduanya bertanya,’Siapa laki-laki yang diutus kepadamu ini?’ dia menjawab,’a…a…aku tidak tahu.’ Maka terdengar seruan dari langit.’ Karena pendustaan (nya) maka hamparkanlah (suatu hamparan) dari neraka dan bukakan baginya suatu pintu munuju neraka dan terasalah panas serta angin panasnya bagi orang itu dan dia pun dihimpit oleh kuburnya sehingga hancur tulang-tulangnya.
Datanglah seorang laki-laki yang berwajah buruk dengan pakaian yang bau busuk dan mengatakan,”Bergembiralah kamu dihari yang buruk bagimu yang telah dijanjikan ini.’ Orang itu berkata,’Siapa kamu dengan wajahmu yang penuh dengan kajahatan.’ Dia menjawab,’Aku adalah amal burukmu.’ Orang itu pun berkata,’Wahai Allah janganlah engkau adakan kiamat.” (HR. Ahmad)
Hadits diatas menjelaskan tentang keadaan ruh seseorang saat berpisah dari jasadnya pada saat sakaratul maut. Kemudahan saat itu dialami oleh seorang yang beriman sementara kesulitan yang luar biasa dialami oleh seorang yang kafir.
Hadits itu pun menjelaskan bahwa ruh yang dibawa menuju langit setelah terlepas dari jasadnya kemudian dikembalikan lagi ke jasadnya di bumi untuk merasakan fitnah kubur, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dua malaikat tentang siapa tuhannya, nabi-Nya dan agamanya.
Seorang yang beriman diberikan kemudahan didalam menjawab pertanyaan itu, sebagaimana janji Allah swt kepadanya, firman-Nya :
يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللّهُ مَا يَشَاء
Artinya : “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang dia kehendaki.” (QS. Ibrahim : 27
)
Sebaliknya dengan keadaan seorang yang kafir, ia tidak sanggup menjawab semua pertanyaan tersebut dikarenakan kekufurannya.
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa hadits itu memberikan pengetahuan bahwa ruh tetap ada setelah berpisah dari badannya berbeda dengan orang-orang sesat dari kalangan ahli kalam. Ruh itu juga naik (ke langit) dan turun (darinya) berbeda dengan orang-orang sesat dari kalangan ahli ilsafat. Serta ruh dikembalikan ke badan lalu orang yang meninggal itu akan ditanya maka ia akan mendapatkan nikmat atau adzab sebagaimana pertanyaan yang diajukan oleh malaikat penanya. Didalam kubur itu amal shaleh atau buruknya akan mendatanginya dengan suatu bentuk yang baik atau buruk.
Wallahu A’lam
Bila ingin memiliki karya beliau dari kumpulan jawaban jawaban dari Ustadz Sigit Pranowo LC di Rubrik Tanya-Jawab Eramuslim

Selasa, 18 Februari 2014

Sudahkan Kita Membaca buku Hari Ini ??

“Sesungguhnya, membaca bukan sekadar hobi, tapi sebuah konsep hidup” - DR. Raghib As-Sirjani (Penulis Spiritual Reading)
Membaca buku bukanlah budaya yang populer di Indonesia. Sangat jarang kita temukan, orang Indonesia yang begitu khusyuk membaca buku di tempat umum, taman, kampus, sekolah ataupun transportasi publik seperti kebiasaan penduduk negara maju di Jepang, Eropa maupun Amerika Serikat. Bahkan saya melihat dengan mata kepala sendiri, di sebuah perpustakaan kampus ternama di kota Bandung, yang notabene surganya buku-buku, alih-alih membaca buku, mahasiswa malah banyak yang melakukan browsing, bermain gadget, ngobrol bahkan asyik tiduran di sana. Kita patut miris dengan keadaan seperti ini. Bagaimana negeri kita mau maju dan mengalahkan negara lain, jika budaya baca saja kita ogah melakoninya.
Dosen-dosen saya mempunyai beberapa cara unik agar mahasiswanya mau membaca. Ada yang menugaskan mahasiswa membedah buku kemudian mempresentasikannya secara berkelompok. Ada yang menugaskan untuk mengeksplorasi buku dan bacaan lainnya sesuai dengan tema yang ditentukan, lalu dirangkai dalam bentuk tulisan. Ada yang menugaskan untuk membuat resume dari buku tersebut. Yang paling unik (baca: gila), mahasiswa-mahasiswa di kelas disuruh membaca satu orang satu paragraf, kemudian bergantian sampai jam kuliah habis. Setahu saya metode yang terakhir digunakan oleh guru SD ataupun SMP saya beberapa tahun yang lalu.
Semua hal tersebut dilakukan untuk satu hal, agar para mahasiswa yang lebih suka main gadget termotivasi untuk mau membaca (walaupun niatnya bisa jadi untuk nilai). Murabbi saya juga pernah memberikan tugas bedah buku kepada kami, agar kami mau membaca buku. Hasil penelitian UNICEF menyebutkan bahwasanya minat baca orang Indonesia tergolong rendah. Kalau dipresentasekan ada pada kisaran 0,01 persen, yang mengindikasikan satu buku dibaca oleh seribu orang di Indonesia (Republika.co.id).
Mengapa kita malas untuk membaca? Tak sadarkah kita bahwa wahyu yang pertama kali diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi kita yang mulia, Muhammad SAW lewat perantara Jibril as adalah perintah membaca? Ustadz Dwi Budiyanto dalam bukunya, Prophetic Learning mengatakan: “Iqra’ merupakan perintah Allah SWT yang luar biasa. Wahyu pertama itu tidak memerintahkan kita untuk shalat, puasa, zakat atau yang lainnya. ‘BACALAH!’, Ia menjadi dasar bagi tumbuh dan berkembangnya peradaban Islam.
Sebuah peradaban dan pengetahuan sebagai titik awal perkembangan. Sebuah peradaban yang dibangun melalui tradisi literasi yang kuat, yaitu tradisi yang menempatkan baca-tulis sebagai pijakan.” Peradaban Abbasiyah bisa memimpin dunia di abad pertengahan, kemudian Eropa bisa menaklukkan dunia di awal abad ke-15 dan bangsa Amerika menguasai ilmu pengetahuan di segala bidang di zaman modern ini dimulai dari kebiasaan membaca para generasinya.
“Membaca adalah kaidah yang pertama kali Allah ajarkan.” demikian dikatakan oleh Ustadz Muhammad Elvandi, penulis buku Syair Cinta Pejuang Damaskus dan Inilah Politikku. “Kaidah itu bukanlah rumus ajaib umat Islam, tapi ia adalah kaidah yang juga konstan dan universal. Ia adalah syarat kebangkitan umat manapun, untuk agama apapun. Kaidah ini pernah mengantarkan generasi muslim zaman Abbasiyyah memimpin peradaban, sebagaimana mengantarkan generasi berpengetahuan Eropa menaklukan dunia, dan seperti juga mengantarkan generasi pembaca Amerika memimpin pengetahuan.”
Mari kita tengok bagaimana ulama terdahulu sangat mencintai kebiasaan membaca. Imam Jahidz seorang sastrawan dan filosof muslim, meninggal karena rak bukunya jatuh menimpa beliau yang sedang tenggelam dalam membaca. Imam Turmudzi rahimahullaah, pemilik kitab hadis Sunan Turmudzi menghabiskan umurnya untuk mengumpulkan hadits Rasulullah SAW, sampai mata beliau buta karena kebanyakan membaca. Sahib Ibnu Abbad menolak menjadi perdana menteri Samarkand, tersebab merasa kerepotan untuk memindahkan buku-bukunya ke Samarkand, dibutuhkan sekitar 400 ekor unta untuk memboyong habis semua buku-bukunya tersebut.
Ibnul Jauzi rahimahullaah berkata: “selama menuntut ilmu, aku telah membaca buku sebanyak 20.000 jilid buku. Dengan buku aku dapat mengetahui sejarah para ulama salaf, cita-cita mereka yang tinggi, hafalan mereka yang luar biasa, ketekunan ibadah mereka dan ilmu-ilmi mereka yang menakjubkan. Semua itu jelas tak mungkin diketahui oleh orang-orang yang malas membaca.”
Al-Qathbu Al-Yunini bercerita mengenai Imam Nawawi rahimahullaah, pengarang Riyadush Shalihin, “An-Nawawi adalah orang yang tidak mau membuang-buang waktu, baik siang maupun malam. Ia selalu menyibukkan diri dengan urusan ilmu. Bahkan, saat sedang dalam perjalanan pun ia tetap sibuk menghafal dan membaca buku.” Abu Bakar Al-Anbari menjelang kematiannya berkata kepada dokternya, “aku membaca seratus ribu lembar halaman buku setiap minggu.” Ibnu Katsir menuturkan kepada Adz-Dzahabi, “aku selalu membaca dan menulis di malam hari di bawah cahaya lampu yang lemah sinarnya, sehingga mengakibatkan mataku buta.”
Bercermin dari kisah-kisah tersebut, bagaimana dengan kondisi kita. Sudah toko buku sedikit, uang tak banyak, jumlah buku yang berkualitas bisa dihitung jari, minat baca rendah, ke perpustakaan malas, bagaimana mau membaca banyak buku? Bagaimana mau memajukan Indonesia? Bagaimana mau memajukan peradaban Islam?
Layaknya pekerjaan lainnya, membaca buku juga harus kita niatkan hanya untuk Allah SWT, seperti yang dituliskan oleh DR. Muhammad Musa Asy-Syarif dalam bukunya Smart Reading for Muslim, “membaca itu amal perbuatan yang harus selalu berada di jalan Allah.” Dengan membaca kita bisa menambah ilmu, menambah wawasan dan pemahaman, mengetahui berbagai permasalahan yang mengancam dunia Islam, meningkatkan pengetahuan syari’at, memberikan inspirasi dan motivasi, meningkatkan keimanan kepada Allah SWT dan lain-lain.
Mudah-mudahan Allah yang Maha Pemurah, Penyayang lagi Bijaksana berkenan untuk memberikan kemudahan, kekuatan dan keistiqomahan kepada kita dalam membaca buku.
Pertanyaannya, sudahkah anda membaca buku hari ini?
Fais al-Fatih (Mahasiswa Pascasarjana Informatika)
Anggota Kelompok Studi Palestina
Sumber : Eramuslim.com
(Mohon maaf saya sendiri juga belum sampai setiap hari membaca buku, namun dalam seminggu insya Allah pasti ada, maklum kesibukan sebagai ibu rumah tangga dan pekerja sangat menyita waktu - By. Zahra)

Menjadi Muslim gara-gara di Kejar Anjing

Berikut ini adalah sebuah kisah menjadi muslimnya seseorang, hanya karena dia dikejar anjing dan sudah berlari kemana-mana namun tetap dikejar, namun kemudian anjing tersebut berhenti setelah dia masuk ke dalam mesjid, bagaimana kisahnya, ??
Segala puji hanyalah bagi Allah, Tuhan yang Maha Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan. Tuhan yang Mahakuasa atas segala sesuatu, yang mengatur pergantian siang dan malam. Tuhan yang melihat hamba-hamba yang tengah sujud di kegelapan malam, Tuhan yang mendengarkan doa-doa hamba-Nya.
Tuhan yang ketika disebutkan nama-Nya bergetarlah hati hamba-hamba-Nya yang beriman, dan ketika dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambah kokohlah iman mereka.
Tuhan yang Agung yang penuh belas kasih. Tuhan yang kepadanya semua makhluk akan kembali dan dikumpulkan.
Ia memberikan hidayah kepada manusia dengan cara-Nya. Kadang cara itu tidak terduga. Maha suci Allah…
Beberapa orang pemuda tengah berkumpul di rumah Allah, di sebuah mesjid, di kota Paris. Sebagian mereka adalah orang-orang yang baru memeluk Islam. Sebagian lain adalah muslim sejak kecil.
Setiap hari usai shalat subuh berjamaah setiap orang secara bergantian membaca kitab Riyadus Solihin yang disusun oleh Imam Nawawi.
Setelah hadits-hadits itu dibaca, mereka menghafalkannya dan menancapkan niat dalam hati untuk mengamalkan dan menyampaikan pada orang lain, sebagaimana pesan Rasulullah, “Ballighuu `anniy walau aayah”, sampaikanlah tentangku walau satu ayat yang kalian tahu!
Beberapa orang ulama menjelaskan hadits ini, ballighuu: sampaikanlah, adalah sebuah perintah dari Rasul yang harus diikuti, `anniiy, tentangku, adalah suatu kemuliaan menyampaikan risalah Rasul, walau aayah: adalah takhfif, sebuah keringanan. Di mana setiap muslim memiliki kesempatan untuk menjadi seorang muballigh, da`i ke jalan Allah SWT, mengajak manusia kepada ketaatan, menyampaikan apa yang ia ketahui tentang al-Qur`an dan hadits-hadits Rasulullah
.
Setelah membaca dan mendengarkan hadits-hadits dengan penuh cinta, ta`zhim dan tasdiq (membenarkan apa yang didengar), mereka bermusyawarah. Seseorang dari mereka ditunjuk untuk memimpin musyawarah.
“Saudara-saudaraku, tak henti-hentinya kita memanjatkan syukur kepada Allah `Azza wa Jalla, pada hari ini kita telah kembali dihidupkan. Allah memberi kita kesempatan untuk beribadah pada-Nya, bertobat atas dosa-dosa kita, menambah bekal untuk akhirat. Mari kita isi hari ini dengan memperbanyak istighfar, memperharui tobat dan beramal soleh.”
“Saudaraku, kita juga harus bersyukur Allah memberi kita kesehatan dan kelapangan untuk shalat subuh di rumah Allah swt ini. Sebuah hadits dari Ustman bin Affan radhiyallahu `anhu berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang shalat Isya berjamaah, maka seolah-olah ia telah mendirikan setengah malam, dan barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, maka seolah-olah ia telah mendirikan (shalat) seluruh malam”, hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim.”
“Dalam hadits lain disebutkan, dari Abi Zuhair Umarah bin Ruaibah radhiyallahu `anhu berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang shalat sebelum terbit matahari dan sebelum tenggelam matahari, yaitu shalat subuh dan ashar. Hadits ini juga diriwayatkan Imam muslim.”
“Saudaraku, mari kita isi hari ini dengan ketaatan. Kita manfaatkan setiap detik yang kita lewati, jangan sampai kita lalai, terpedaya oleh tipu daya setan dan hawa nafsu. Saudaraku, usai musyawarah ini hendaknya kita tetap duduk di mesjid untuk berzikir pada Allah.
Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian duduk berzikir sampai terbitnya matahari, lalu shalat dua rakaat, maka baginya pahala, seperti pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna.”
Dan terakhir, ada empat perkara yang jika berkumpul dalam diri seorang muslim dalam satu hari, maka ia akan masuk sorga, sebagaimana yang disebutkan Rasul, empat perkara itu adalah: Puasa sunat, menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, dan memberi makan orang miskin….
Mereka saling berbagi informasi tentang kegiatan silaturahmi pada hari sebelumnya. Siapa yang telah dikunjungi, bagaimana keadaannya, tinggal dimana, dan seterusnya. Mereka selalu bersemangat demi tersebarnya dakwah ke seluruh penjuru kota Paris dan ke seluruh bumi Allah, agar tidak ada satupun manusia yang meninggal kecuali telah beriman pada Allah subhanahu wa ta`ala.
Di tengah musyawarah mereka dikejutkan dengan masuknya seorang pemuda yang sedang ketakutan ke dalam mesjid, nafasnya tidak teratur, dari wajahnya terlihat bekas ketakutan itu. Ia habis berlari.
Pemuda itu menuju tempat mereka berkumpul. Salah seorang dari mereka dengan penuh lembut dan senyum menyapa pemuda tersebut. “Kenapa Anda terlihat sangat ketakutan, apa yang terjadi?” Pemuda itu masih berusaha mengatur nafasnya, setelah agak tenang, pemuda itu mulai berbicara.
“Tadi, sewaktu saya keluar rumah, di jalan besar tiba-tiba seekor anjing menggonggong kepada saya, saya ketakutan, saya lari, dan anjing itu mengejar saya. Kemanapun saya lari saya dikejarnya, lari balik ke rumah, tidak mungkin, karena jalan pulang ke rumah di belakang anjing itu, saya terus mencari tempat perlindungan. Di ujung jalan saya melihat ada rumah yang terbuka pintunya, di belakang saya anjing terus mengejar, dan akhirnya saya masuk ke sini. Tapi yang membuat saya heran, kenapa anjingnya tidak masuk mengikuti saya, sedangkan tadi kemana arah saya lari dia terus mengejar saya… ini rumah siapa dan tempat apa?”, tanya pemuda itu. “Ini rumah Allah, tempat kaum muslimin beribadah”, salah seorang dari mereka menjawab.
Pemuda itu masih heran. “Maksud Anda?” “Rumah Allah tidak dimasuki anjing, dia makhluk yang najis, sedangkan rumah ini suci, dinaungi oleh malaikat, dan siapa yang masuk ke rumah ini ia akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian” Pemuda itu tercengang-cengang. “Owh.. begitu” katanya masih diliputi rasa penasaran yang tinggi.
Kemudian mereka menjelaskan tentang islam padanya. Hati pemuda itu tersentuh dengan penjelasan-penjelasan yang mereka berikan. Tentang keagungan rumah Allah, tentang islam, tentang indahnya persaudaraan dalam islam, tentang hakikat hidup dan dunia, tentang kematian dan tentang akhirat.
Mereka melihat air matanya menetes, ia terharu, hatinya seolah merasakan tetesan embun hidayah yang menyejukkan.., kemudian mereka mengajaknya memeluk Islam dan pada saat itu juga pemuda tersebut mengucapkan dua kalimat syahadat… Subhanallah..
Salah seorang dari mereka berucap syukur dalam hati. Pemuda tersebut kerap ia lihat setiap kali ia menuju mesjid, tapi ia tidak kenal namanya. Pemuda yang tak henti ia doakan tiap malam dalam tahajudnya tersebut dengan tetes air mata, kini telah masuk ke pangkuan Islam. Ia pun terharu, memuji Allah, bertasbih, bertahmid dan bersyukur pada-Nya. Tanpa terasa pipinya basah..
“Alhamdulillah, segala puji bagi-Mu ya Rabb, Engkau telah mengabullkan doa hamba-Mu yang lemah ini yang hamba panjatkan sejak 4 bulan yang lalu,” ucapnya dalam hati.
Salah seorang dari mereka bertanya kepada temannya yang meneteskan air mata tersebut, “Kenapa menangis akhi?, tanyanya. “Saya begitu terharu akhi, Allah telah menggerakkan satu dari makhluknya dan menjadikan sebab masuk Islamnya saudara kita ini, subhanallah..”
Setelah pagi itu, mereka kian bersemangat merintis dakwah, mengajak manusia ke jalan Allah. Tahun demi tahun dilalui, mereka tidak pernah berkeluh kesah, tidak pernah lelah, bahkan semakin gagah dan teguh. Mereka terus berusaha, bergerak dari satu rumah ke rumah yang lain untuk mengajak manusia ke jalan Allah.
Dan berkat kesungguhan dan doa-doa panjang yang mereka panjatkan di tengah hening dan pekatnya malam, telah banyak orang-orang yang memeluk Islam dan telah banyak kaum muslimin yang sadar akan dirinya dan kembali ke jalan Allah, subhanallah..
Dan pemuda mualaf itu telah menjadi seorang yang gigih menyebarkan risalah islam ke seantero penjuru kota Paris. Ia tak kenal lelah, tak kenal siang dan malam. Dakwah telah menjadi tujuan hidupnya, ia tak kenal henti menangis di sepanjang malam, memohon pada Allah agar hidayah islam masuk ke dalam hati setiap manusia yang belum beriman.
Walau ia dicerca, dimaki ia tak surut, langkahnya telah kokoh sekokoh batu karang di tengah ganasnya ombak, niatnya telah teguh, hatinya telah mantap dan azamnya telah kuat. Tidak akan berhenti sampai ajal menjemput. Ia telah mencintai Islam dengan segenap raga dan jiwanya, cinta yang agung, cinta yang mulia dan cinta yang membawa kepada kenikmatan abadi di sorga kelak.
NB: Ini adalah kisah nyata yang saya dengarkan lansung dari seorang teman saya bernama Rosyid, dari Maroko. Sedikit ditambahkan ilustrasi agar ceritanya mengalir saja…
Salam perjuangan! marif_assalman@yahoo.com
Sumber : eramuslim.com

Perjalanan Panjang Mahasiswa Hindu menjadi Muslimah

Aasiya Inaya dilahirkan dari lingkungan keluarga penganut agama Hindu, yang meyakini bahwa Tuhan itu ada dalam berbagai wujud mulai dari air, sungai, batu sampai pepohonan. Oleh sebab itu, Asiya mengaku bangga sebagai penganut politheis, yang meyakini bahwa semua obyek ciptaan Tuhan layak disembah karena menurutnya, di setiap benda ada bagian Tuhan di dalamnya.
Tapi keyakinan Aasiya mulai berubah ketika ia mengenal Islam, yang mengawali perjalanan panjangnya menjadi seorang Muslimah. Sebelum memutuskan mengucapkan dua kalimah syahadat, Aasiya mengalami pergumulan jiwa yang hebat. Di satu sisi ia mengakui kebenaran Islam, tapi sisi hatinya yang lain masih membuatnya ragu menjadi seorang Muslim.
“Saya pertama kali mengenal Islam di sekolah menengah atas. Mayoritas teman-teman sekelas saya adalah Muslim dan setiap waktu istirahat kami biasa berdiskusi tentang Islam, utamanya karena propaganda anti-Islam yang dilancarkan organisasi-organisasi Hindu di India pasca serangan 11 September dan kerusuhan di Gujarat,” kata Aasiya.
Ia melanjutkan,”Sepanjang pembicaraan, mereka (teman-teman Muslim Aasiya) berusaha untuk meluruskan berbagai pandangan-pandangan saya yang salah tentang agama monoteis, hak perempuan, status mereka dan berbagai mitos tentang Islam yang klise.”
“Tapi, upaya mereka tidak begitu meyakinkan saya. Saya tetap memegang teguh keyakinan saya dan tetap bangga sebagai penganut politheis,” tukas Aasiya.
Meski demikian, ia mengakui bahwa sikap anti-Muslimnya agak berkurang setelah mendengar penjelasan dari teman-temannya yang Muslim. “Saya mulai merasa tersentuh dengan penderitaan mereka, bagian dari masyarakat kami, yang harus termarginalkan hanya karena ingin menjalankan ajaran agama mereka. Pandangan-pandangan saya pun jadi agak sekular …” sambung Aasiya.
Tapi semua itu belum menggerakkan hati Aasiya untuk memeluk agama Islam. Aasiya mulai beralih ke kelompok Arya Samaj, sebuah kelompok penganut agama Hindu yang keluar dari mainstream Hinduisme. Kelompok ini meyakini bahwa Hinduisme adalah agama monoteis dan tidak mengajarkan umatnya untuk menyembah berhala. Setelah menjadi bagian kelompok ini, Aasiya tidak lagi menyembah banyak benda, ia melakukan ritual Arya Samaj dan jadi rajin ke kuil.
Setelah beberapa waktu menjalani ritual Arya Samaj, Aasiya menemukan bahwa keyakinan ini juga memiliki banyak cacat dan kekurangan. “Saya merasa kembali berada di sarang laba-laba yang sama, dimana ritual dan penyembahan terhadap api menjadi bagian integral keyakinan itu, sama seperti keyakinan yang saya anut dahulu,” paparnya.
“Tapi saya menyebut itu semua sebagai langkah panjang, sebelum akhirnya saya sampai pada keputusan untuk memeluk agama Islam,” ujar Aasinya.
“Kejelasan tentang Islam mulai saya rasakan begitu kuat ketika saya menjadi mahasiswa fakultas hukum. Ketika itu saya mengikuti kuliah tentang hukum keluarga dalam agama Hindu dan Islam, mulai dari hukum perkawinan, perceraian dan urusan keluarga lainnya.”
“Saya menemukan bahwa hukum keluarga dalam agama Hindu banyak memiliki celah kelemahan karena beragamnya aturan terkait masalah teknis, perbedaan pendapat, sehingga hukum keluarga dalam agama Hindu kerap membingungkan dan tidak pasti. Di sisi lain, hukum keluarga yang diatur oleh Islam, sangat jelas, cermat dan pasti,” tutur Aasiya.
Sejak perkualiahan itu, pandangan Aasiya terhadap Islam berubah total. Selama ini, Aasiya memandang Islam sebagai agama yang kaku dan keras. “Saya melihat umat Islam sebagai umat yang statis, hidup berdasarkan pada masa lalu sementara dunia terus berkembang. Buat saya, apa yang diyakini umat Islam tidak masuk akal, tidak praktis, kejam dan ketinggalan jaman,” kenang Aasiya mengingat pandangan-pandangannya terhadap Islam di masa lalu.
“Tapi, sejak perkuliahan itu, pendapat saya langsung berubah hanya dalam satu malam. Apa yang selama ini saya anggap statis ternyata sebuah kestabilan. Ini membuat rasa ingin tahu saya tentang Islam memuncak dan saya menghabiskan waktu berjam-jam di internet untuk bicara dengan teman-teman saya yang dulu menjelaskan tentang Islam pada saya,” papar Aasiya.
Selain bertanya pada teman-temannya yang Muslim, Aasiya juga mencari berbagai informasi tentang Islam di internet dan aktif mengikuti berbagai forum diskusi. Pengetahuan Aasiya yang mulai bertambah tentang Islam mempengaruhi sikap dan pandangan Aasiyah tentang Islam ketika ia berkumpul dan membahasnya dengan sesama temannya yang beragama Hindu. Perubahan sikap dan pandangan Aasiya, tentu saja tidak mendapat tanggapan negatif dari sahabat-sahabatnya yang Hindu.
“Mereka menyebut bahwa saya sudah mengalami ‘cuci otak’ yang ingin mengubah penganut Hindu menjadi pemeluk Islam,” kata Aasiya tentang pendapat teman-teman Hindunya.
Saat itu, Aasiya mengaku khawatir dan takut melihat ketidaksetujuan teman-temannya tentang Islam dan ia merasa telah mengkhianati teman bahkan keluarganya. Tapi keyakinan Aasiya akan kebenaran Islam justeru makin kuat dan ia merasa tidak bisa lari dari kebenaran itu.
“Sampai kapan orang bisa menghindar dari kebenaran? Anda tidak bisa hidup dalam kebohongan dan menerima kebenaran membutuhkan keberanian seperti yang disebutkan dalam ayat Al-Quran dalam surat An-Nisaa; ‘ Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan’.”
“Hari itu, semua rasa kekhawatiran saya lenyap. Saya merasa, jika saya tidak pernah memeluk Islam dan selamanya saya tidak akan pernah memiliki Islam, saya akan tetap dicengkeram oleh kompleksnya kehidupan yang materialistis ini, dimana hawa nafsu membuat kita enggan melakukan hal-hal yang benar,” tandas Aasiya.
Aasiya akhirnya memutuskan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan resmi menjadi seorang Muslim. “Alhamdulillah, hari ini saya menjadi seorang Muslimah. Saya berusaha belajar dan terus belajar al-Quran dan Sunnah Rasulullah Muhammad Saw. Insya Allah, saya akan mengikuti sunah-sunahnya dengan lebih baik. Dengan bantuan beberapa teman dan sebuah organisasi Islam, saya belajar salat lima waktu,” tuturnya.
Persoalan Aasiya sekarang adalah memberitahukan tentang keislamannya pada teman-teman Hindunya dan orangtuanya. “Cepat atau lambat, saya pasti akan memberitahu mereka. Saya berharap mereka menghormati keputusan saya dan saya berdoa, semoga Allah swt memberikan kekuatan sehingga saya bisa istiqomah dengan keputusan saya menjadi seorang Muslim,” tandas Aasiya. (ln/readislam)
Sumber : eramuslim.com

Senin, 17 Februari 2014

Lingkar Kutub Tempat Dimana Matahari Tidak Terbenam

Subhanallah.. Tanpa kita ketahui ternyata di Bumi ini ada suatu tempat dimana matahari tidak akan terbenam, dimanakah itu ? yaa.. di daerah lingkar kutub, seperti yang kita bayangkan di lingkar kutub tersebut matahari hanya berputar putar tetapi tidak akan tenggelam, pada waktu tertentu.
Jadi jika kita ingin memaksimalkan sinar matahari pergilah ke utara! Seberapa jauh ke utara? Cobalah ke kawasan Lingkar Arktik (Lingkar Kutub Utara) atau Arctic Circle!
Selama musim panas, matahari tidak terbenam di atas Lingkar Kutub Utara. Bahkan, fenomena ini adalah yang membantu kita untuk mendefinisikan apa yang disebut dengan Lingkar Arktik. Seperti garis khatulistiwa, Lingkar Arktik juga adalah garis imajiner. Didefinisikan sebagai lintang di mana matahari tidak terbenam pada hari titik balik matahari musim panas (biasanya sekitar 21 Juni)
Utara dari Lingkaran Arktik, periode sinar matahari konstan berlangsung sampai enam bulan dalam setahun di Kutub Utara. Hal sebaliknya juga berlaku untuk setengah tahun yang lain. Diatas Lingkaran Kutub Utara, matahari tidak pernah terbit pada hari titik balik matahari musim dingin (biasanya sekitar 21 Desember). Bayangkanlah bagaimana jika kita tinggal di suatu tempat di mana selalu siang selama setengah tahun dan selalu malam untuk setengah tahun berikutnya?
Ada beberapa negara dengan daerah di dalam atau berbatasan dengan Lingkar Arktik. Banyak orang menyebut daerah ini dengan sebutan "Daerah Matahari Tengah Malam" karena di musim panas matahari sering terlihat lewat tengah malam. Beberapa daerah ini meliputi bagian-bagian paling utara dari Kanada, Greenland, Finlandia, Norwegia, Swedia, Rusia, Alaska dan Islandia.
Jika Anda benar-benar mencintai matahari, Anda mungkin ingin berlibur selama liburan musim panas ke Svalbard, Norwegia. Matahari tidak terbenam di sana dari sekitar tanggal 19 April hingga 23 Agustus setiap tahun!
Fenomena ini terjadi karena bumi sedikit miring pada porosnya sekitar 23,5 derajat. Ini berarti bahwa matahari hanya terbit dan terbenam sekali setiap tahun di daerah kutub-kutub bumi, baik utara maupun selatan.
Tentu saja, fenomena ini tidak hanya terbatas pada daerah utara. Fenomena juga terjadi di daerah selatan dekat Lingkar Antartika. Namun, tidak ada pemu****n manusia permanen di dekat Lingkar Antartika, sehingga sangat sedikit orang yang mengalami fenomena ini disana.
Orang-orang yang tinggal di daerah ini akhirnya terbiasa dengan konstannya sinar matahari/ konstannya kegelapan untuk waktu yang lama. Pendatang baru atau pengunjung, sering merasa sulit untuk menyesuaikan dan mungkin akan mengalami kesulitan tidur, terutama ketika matahari bersinar sepanjang malam.
Dibawah ini adalah foto-foto saat matahari tak jadi terbenam :
Nordkapp, Margeroi Island, Norway
Di Teshekpuk Lake, Alaska
Midnight Sun di Lofoten, Norway
Sumber: Viva-forum.co.id
Subhanallah indah sekali pemandangannya, hmm.. kira-kira bagaimana ya.. kehidupan orang disana apalagi yang muslim, dan bagaimana mereka berpuasa, atau sholat maghrib, isya dan shubuh? wah.. jadi pengen tahu niih, atau mungkin sebaiknya ga' usah menetap disana agar bisa hidup normal dan bisa menikmati nyenyaknya tidur malam tanpa sinar matahari.
Satu lagi kita mengetahui kebesaran Allah sang Pencipta, tidak ada yang Allah ciptakan itu sia-sia.
Wallahu alam bi showab.

Tilawah Qur'an memberikan Ketenangan dan Mencerdaskan

Tahfidz Merupakan penghafal al quran, banyak sekali keutamaan baik di dunia maupun di akhirat bagi orang yang menghafal Al-Quran, sayang tak banyak anak-anak yang mau menghafal dengan berbagai alasan.
Menghafal Quran bukanlah hal yang mudah, tapi juga tidak susah bila niat dengan tulus dan mempunyai keinginan dan berusaha dengan semaksimal mungkin, dengan menghafal otak kanan akan terbiasa berfikir dengan detail, dan fokus, karena menghafal Quran tidak dapat dilakukan dengan sembarangan harus benar sepenuhnya benar bacaan baik tanda baca maupun panjang pendeknya. Tidak ada yang tahu pasti bila tidak mempraktekanya karena Kenikmatan menghafal Al-Qur’an dan keistimewaannya tidak akan bisa dirasakan kecuali bagi mereka yang telah menghafalnya, tapi Satu hal yang pasti Allah selalu memberikan jalan kemudahan bagi setiap hambanya yang mau bersungguh-sungguh dan melakukan ibadah di jalanya.
Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Al-Qur'an dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur'an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al-Qur'an dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur'an.
Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Al-Qur'an dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.
Menurut penelitian membaca Al Qur’an sehabis maghrib dan subuh dapat meningkatkan kecerdasan otak sampai 80 % , karena di sana ada pergantian dari siang ke malam dan dari malam kesiang hari di samping itu ada tiga aktifitas sekaligus , membaca , melihat dan mendengar .
“Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Alqur’an”.
Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Alquran dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Alquran dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Alquran memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).
Mahabenar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila dibacakan Alquran, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”

Kamis, 13 Februari 2014

Keputusan Kontroversi Walikota Bengkulu

Satu lagi Walikota di Indonesia , yaitu Walikota Bengkulu ( H. Helmi Hasan, SE., cukup berani mengeluarkan Perda / Edaran yang agak kontroversi, yaitu tentang Kewajiban PNS shalat berjamaah, dan akan dapat reward menunaikan ibadah Haji, Umroh atau Mobil. Mungkin saja dengan di undi. Keputusan ini keluar sesuai kesepakatan bersama, dan baru berlaku mulai tanggal 12 Februari 2014. Dengan ketentuan sholat Dzuhur berjamaah setiap hari Rabu, di Mesjid At Taqwa, tetapi berlaku pula di tempat lain yang aturannya akan diatur kemudian.
Seperti cuplikan berita dari: bengkuluonline.com berikut ini ;
BENGKULU – Walikota Bengkulu H.Helmi Hasan, SE mengatakan Shalat berjamaah dengan reward haji, umrah, mobil, dan beberapa reward dari tampungan donator lainnya tidak hanya diwaktu Dzuhur, melainkan bisa Shalat-shalat lainnya sesuai dengan kesepakatan.
“Jadi kita menetapkan Shalat berhadiah itu pada Dzuhur karena berdasarkan musyawarah dengan FKPD, Kemenag, kita tentukan shalat Dzuhur untuk di Masjid At Takwa,” jelas dia, Kamis (13/2) siang.
Helmi mengatakan sesuai kesepakatan Shalat Dzuhur berjamaah berhadiah itu dipusatkan di Masjid At Takwa Anggut, namun bukan berarti Shalat shalat ditempat lain tidak bisa diberikan reward. Sebab menurutnya dari beberapa kecamatan bahkan sampai ketingkat kelurahan sekalipun bisa mengajukan untuk shalat berjamaah dan dirinya siap akan memberikan reward.
”Tidak hanya Dzuhur dan berfokus di Masjid At Takwa pada Hari Rabu saja, missal di Masjid Selebar tingkat kecamatan bisa malam Kamis atau di Masjid Kampung Melayu setiap Kamis tetapi shalat Asar,” kata dia.
Menurut dia dipilihnya Masjid At Takwa bukan berarti hanya focus disana, sebab kata adik kandung Menteri Kehutanan RI ini, diadakan kegiatan shalat berjamaah semarak reward ini untuk mengembalikan nilai-nilai luhur Agama Islam yang mulai luntur untuk melakukan ibadah shalat berjamaah.
Dan tujuan terakhirnya menciptakan kerukunan antar umat khususnya umat beragama Islam.“Jadi nantinya semua masjid itu akan berlomba-lomba, misalkan Masjid Raya Baitul Izzah boleh, datanglah beramai-ramai shalat Subuh disana. Dan kedepan setiap masjid ada kekhususan. Nah..nanti saling kunjung mengunjung, saya misalkan shalat di Selebar kemudian hari selanjutnya di masjid mana lagi,” tutupnya.(sey)
Subhanallah.. patut di acungi jempol keputusan tersebut, walaupun ada yang pro dan kontra, tetapi sebaiknya jangan dilihat dari hadiahnya tetapi lihatlah dari akibat yang timbul dari adanya perda tersebut, adalah secara tidak langsung membuat kebiasaan sholat berjamaah PNS khususnya, dan warga Bengkulu umumnya, dan tentu saja akan mempererat rasa persaudaraan dan ukhuwah islamiyah diantara mereka, semoga hal ini menjadi kebiasaan yang terus menerus, tetapi jangan lupa.. sebisa mungkin niat kita sholat tetap lillahi ta'ala, kalau hadiah misal itu bonus saja dari Allah Swt.
Perda tersebut sama saja dengan aturan dari orang tua yang akan memberi reward / hadiah anaknya jika sang anak dapat sholat lima waktu dalam 3 bulan misalnya, nanti akan diberi hadiah berupa sepatu baru, Sepeda, dll. sehingga anaknya akan terpacu untuk sholat 5 waktu, yang terpenting dari aturan tersebut adalah akan terbentuk kebiasaan yang baik..
Namun jika kita melihat syarat diterimanya ibadah kita adalah dilakukan sesuai syariah dan dilakukan dgn ikhlas, sesuai hadis qudsi (liat di TV Roja kemaren) bahwa Allah akan meninggalkan hamba dan amalannya jika amalan tersebut dilakukan bukan karena Allah, astaghfirullah al adzhiim.., karena itu lebih baik kita luruskan kembali niat kita.. hanya lillahi ta alla.
Wallahu a'lam

Walikotaku Pemimpinku

Bukanhanya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang gemar blusukan dan terjun langsung ke lapangan. Di Surabaya, Wali Kota Tri Rismaharini juga melakukan hal yang sama. Wali Kota wanita pertama Surabaya ini bahkan pernah turun tangan mengatur lalu lintas Surabaya yang macet. Risma menjabat sejak 8 Juni 2010. Sikap keras dan tanpa komprominya membuat dia sering berhadapan dengan DPRD Surabaya dan anak buahnya sendiri. DPRD bahkan berusaha melengserkan Risma tahun 2011 lalu, tetapi gagal.
Pemberitaan soal Risma memang tidak sebanyak Jokowi di Ibu Kota yang menjadi isu nasional. Risma sendiri mengaku dirinya memang spontan dan tak perlu terlalu banyak diberitakan. "Itu sudah tanggung jawab saya, karena nanti saya juga ditanya malaikat soal (kepemimpinan) itu. Membangun fisik Surabaya itu mudah, tapi membangun sumber daya manusia itu tidak mudah tapi lebih penting," ucap Risma. Apa saja aksi alumni Institut Teknologi 10 November Surabaya ini?
1. Hujan-hujanan Pantau Banjir
Awal Desember lalu, hujan deras mengguyur Surabaya dan mengakibatkan genangan air serta banjir di beberapa titik. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini rela tidak tidur dan turun tangan memantau banjir. "Saya langsung turun mengajak sopir hujan-hujan. Setelah menerima informasi banjir, saya langsung menuju pintu-pintu air," kata Risma kala itu. Risma memantau langsung pintu-pintu air di Surabaya. Seperti rumah pompa Jagir, Wonokromo. Kayun, Petemon, Patuah dan Simo serta Bozem Morokrembangan. Dia cerewet meminta pompa yang rusak segera dibenahi agar Surabaya tak kebanjiran. Risama bahkan membuka pintu air sendiri sambil berbasah-basahan.
2. Turun Tangan Cek Pohon Tumbang
Sambil menenteng handy talki, Wali Kota Surabaya Tri Risma Harini berdiri di pinggir sungai. Dia memberikan instruksi langsung pada anak buahnya untuk memberesi sisa-sisa pohon tumbang yang masuk ke sungai. "Ayo-ayo cepet-cepet. Keburu banjir nanti yang di sana," kata Risma pada beberapa petugas kebersihan, (25/12). Wanita berjilbab ini memantau pohon tumbang sepanjang Jl Ahmad Yani dan Gayung Kebonsari. Setelah hujan, air sungai memang meninggi dan hampir luber ke jalan.
3. Terjun Atur Lalu Lintas Macet
Wali Kota Surabaya Tri Risma Harini telat menghadiri naskah perjanjian hibah daerah kepada 51 kelompok masyarakat tahun 2012. Ternyata, Tri telat karena turun tangan mengatur arus lalu lintas di jalanan yang macet. "Mohon maaf bapak ibu sekalian, saya datang telat. Saya tadi harus ngatur lalu lintas karena macet parah," kata Risma (19/12). Risma mengatur lalu lintas di Kedungsari. Di sana kendaraan saling serobot menerobos lampu merah. Dia memerintahkan sopirnya menepi, ibu wali kota ini langsung turun dan mengatur lalu lintas bak polisi. Sebelumnya, Risma juga pernah turun mengatur kepadatan lalu lintas di bawah tol Mayangkara yang macet akibat perbaikan rel kereta api.
4. Marahi Bonek Saat Kerusuhan Sepakbola
Tragedi kerusuhan suporter di Gelora 10 November Tambaksari Surabaya memakan korban seorang bonek tewas. Walikota Surabaya, Risma Maharani mengimbau pada Bonekmania agar Tragedi Tambaksari adalah yang terakhir kalinya. Sebab, ujung-ujungnya selalu ada saja nyawa yang melayang. "Cukup sudah Rek, ini yang terakhir. Sampai kapan lagi harus seperti ini. Lihat keluarganya, kasihan. Ini korban anak tunggal," ujar Risma di depan Bonekmania dari ASP (Asosiasi Suporter Persebaya), awal Juni lalu.
Risma mengaku tak tega satu per satu nyawa warganya melayang karena kerusuhan sepak bola. Apalagi beberapa waktu lalu 5 Bonekmania tewas karena kerusuhan di Lamongan. "Semua itu ada garis pembatasnya masing-masing, jangan ditembus, jangan dilawan. Kemarin sudah lima dan saya pantau terus update dari anggota sampai tak bisa tidur," tegas Risma.
5. Ikut Razia ABG Mesum di Diskotek
Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini melontarkan amarahnya terhadap belasan anak baru gede (ABG) yang terjaring razia di tempat hiburan malam. Satpol PP menggelar razia. Tri semakin emosi ketika mencium aroma alkohol dari mulut salah seorang ABG. Bahkan para gadis ingusan itu diketahui menyalahgunakan keadaan, serta kebebasannya akibat perceraian kedua orang tuanya. "Masih banyak orang lain yang menderita, kalian itu jangan menyalahkan keadaan, baju kamu masih bagus, coba lihat di sekitar kalian," kata Risma.
"Kamu jangan gaya-gayaan. Kalian itu masih di bawah umur, pakai acara pergi ke diskotek segala, mau jadi apa kalian?," tegasnya dengan nada tinggi. Menurut Risma, belasan ABG ini terjaring razia di sejumlah rumah hiburan malam/umum (RHU) di Surabaya yang disinyalir mempekerjakan anak di bawah umur dini hari tadi. "Saat itu, mereka (para ABG) diketahui tidak membawa identitas (KTP) dan mulut mereka diketahui berbau minuman keras," katanya.
6. Marahi Tersangka Penjual Gadis ABG
Anggota Polrestabes Surabaya meringkus seorang ibu rumah tangga, Ayu Puji Astuti (27) yang telah menjual 11 anak baru gede (ABG) kepada pria hidung belang sejak 2004 silam. Mendengar penangkapan Ayu ini, Risma mendatangi Mapolrestabes Surabaya, Selain memuji kesuksesan pihak kepolisian, orang nomor satu di Surabaya itu juga kembali melontarkan makiannya kepada pelaku trafficking tersebut. "Yang kamu tawari itu kan cuma anak kecil. Di suruh apa-apa ya mau, wong dia nggak ngerti apa-apa. Coba anak kamu ditawari permen, biar beracun ya mau aja, wong anak kecil," tegas Risma dengan nada keras sambil menunjuk ke arah tersangka. "Kamu itu perempuan, lah kok tega-teganya menjual anak orang. Kamu nggak ngerti dosa apa, apa kamu nggak punya agama, makanya nggak ngerti dosa?" lanjut Risma dengan nada kesal.
7. Pulangkan 45 PSK dari Surabaya
45 Pekerja seks komersial (PSK) dari sejumlah tempat lokalisasi dipulangkan Pemkot Surabaya, Jawa Timur. Acara pemulangan itu dipimpin langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di kantor Keluruhan Putat Jaya, Sawahan. Dalam pidatonya Risma berharap, mantan pekerja seks tidak kembali ke profesi itu dan memulai hidup baru. "Jangan pernah berfikir, saya bukan bagian dari sampeyan (kalian), tapi berifikirlah bahwa sampeyan-sampeyan itu juga bagian dari saya. Sehingga bisa berbuat baik seperti yang orang lain lakukan," kata Risma dalam pidatonya di hadapan para PSK yang sebagian menutup wajahnya dengan cadar.
Meski pernah melakukan pekerjaan sebagai pekerja seks, Risma meminta agar mereka tidak berkecil hati saat berbaur dengan masyarakat. Tidak hanya itu, Risma berharap pada pertemuan berikutnya, mereka bisa bercerita mengenai kisah suksesnya. "Semua orang pasti berbuat salah, jadi jangan berkecil hati. Kalau sekarang sampeyan menutup wajah, ke depan sampeyan akan berani membanggakan diri sebagai bagian dari masyarakat umumnya. Suatu saat nanti, saya ingin sampeyan-sampeyan bertemu dengan saya dan menceritakan keberhasilan sampeyan," kata Risma bijak.
Komentar, kalau ane merasakan pembangunan surabaya menjadi asri, banyak taman dibangun bu risma, surabaya gag panas seperti doloe....
Sumber : Kaskusfan.blogspot.com

Walikotaku Pahlawanku

Adalah Tri Risma Harini - Walikota Surabaya yang berhasil membuat kota Surabaya (Kota Ke-2 terbesar di Indonesia) banyak meraih penghargaan, baik itu tingkat nasional maupun tingkat Internasional, seperti People of the Year 2013, Adipura, E-proc Award, Future Government (FutureGov) Awards 2013 tingkat Asia Pasifik untuk kategori Data Center dan Data Inclusion th. 2013 lalu, Asean Townscape Awards (ATA) untuk taman Bungkul, dll. masih banyak lagi, yang kesemuanya ada sekitar 51 buah penghargaan, bahkan beliau pun di calonkan menjadi Calon Walikota Terbaik Dunia, Luar biasa..?? Bangganya Indonesia Memiliki anak negeri yang sederhana seperti Bu Tri Risma Harini ini.
Bagaimana sih sosok Tri Risma Harini yang telah memimpin Kota Surabaya selama 3 tahun dan berhasil mendapat banyak penghargaan tersebut?? Sosoknya ada dalam acara "Mata Najwa" yang tayang tgl. 12 Februari 2014 lalu, (tadi malam), acara yang cukup bergengsi yang sering menampilkan tokoh-tokoh yang ; terkenal, terbaik, kontroversi, dll.
Dalam acara tersebut banyak hal yang dikupas, seperti hal-hal apa saja yang membuat ibu Risma memutuskan untuk menutup Kawasan Priostitusi - Dolly, dikatakan ingin mundur, dan lain sebagainya. Bagaimana jawaban Risma pada acara tersebut??
Disini Risma menceritakan dgn berlinangan airmata mengapa dia sampai berkeinginan kuat untuk menutup tempat prostitusi terbesar di Asia Tenggara (Gang Dolly), karena selama puluhan tahun dibuka kawasan Dolly telah banyak sekali membawa anak sekolah / pelajar / wanita muda yang "terperosok ke dalamnya", dan banyak sekali kisah kelam dibalik kehidupan seputar dolly yang menyedihkan, seperti ada yang masuk kesitu karena terpaksa, terjebak, dan lain sebagainya.
Seperti yang beliau ungkapkan bahwa setiap hari beliau blusukan, termasuk ke sekolah sekitar kawasan Dolly dan pasti beliau mau ngobrol dgn anak-anak tersebut hingga antri, sampai beliau minta disiapkan ruang khusus agar anak-anak / siswa tersebut bisa dgn leluasa curhat padanya, dan tak main-main beliau didampingi 5 orang psikater. Namun saat dikorek Najwa Shihab (pembawa acara mata Najwa) lebih dalam, apa saja yang diceritakan pelajar tersebut padanya, beliau terisak dan menjawab mereka terpaksa dan selain itu juga masalah keluarga, untuk detailnya Ibu Risma tak tega untuk menceritakannya, kasihan kata beliau
Belum lagi pengalaman beliau saat blusukan pada seorang Jompo, yang sudah menjadi PSK sejak umur 19 tahun s/d sekarang berumur 60 tahun, namun kehidupannya tatap pas-pasan (tidak bisa menabung), saat ditanya kemana saja uangnya, dijawab bahwa uangnya dipergunakan untuk makan sehari-hari, membeli pakaian dan make up, dan yang membuat miris adalah saat mendengar pertanyaan ibu Risma pada PSK Jompo tersebut, siapakah pelanggan yang mau pada ibu yang sudah berumur begini ? jawabannya sangat mengejutkan bahwa pelanggannya adalah anak SD dan SMP karena mereka punya uangnya sedikit jadi mampu-nya bayar yang murah jadi dapet yang tua, ( langsung deh saya berlinangan airmata ) kaget??, miris?? marah?? bahwa keberadaan Dolly tersebut mampu merusak sendi-sendi kehidupan sampai ke generasi muda kita?? dimana tanggung jawab orang dewasa?? kemana saja mereka selama ini?? apakah tidak melihat sampai begitu parah pengaruhnya terhadap para remaja sekitarnya??
Beruntung ibu Risma mau dengan sabar mulai mengurai masalah besar ini, yang kemudian Ibu Risma langsung memanggil kepala dinas terkait, memaparkan hal tersebut dan memohon dukungannya untuk menutup tempat prostitusi yang sudah ada berpuluh-puluh tahun tersebut.. karena jika tidak dari sekarang, kapan lagi?? dan seberapa banyak lagi kerusakan generasi muda yang terkena dampaknya??.
Keputusannya untuk menutup Dolly banyak yang menentang, Ibu Risma sempat pasrah dan hampir menyerah karena beratnya masalah ini, dan sudah berpesan pada keluarganya jangan kaget, jika kemudian hari ada apa-apa dgn beliau, dan beliau rela mati demi hal tersebut. Namun alhamdulillah Allah memberinya kekuatan, dan akhirnya tempat prostitusi yang telah menjadi ikon tersebut tersebut sedikit-demi sedikit berkurang jumlah wisma yang buka setelah diberi penjelasan yang positif dan mencari kerja yang lain yang positif, dan kedepannya semoga Surabaya menjadi Kota yang Bersih dari hal-hal seperti itu. amiin
Sosok Ibu Risma adalah sosok Ibu bagi warga-warga kurang mampu, terpinggirkan, karena yang ada dipikirannya adalah warga yang hidupnya masih susah di masa kepemimpinnannya, contohnya adalah :
Saat suatu waktu ibu sedang makan malam bersama suami/ keluarga, kemudian hujan turun dengan derasnya, kemudian Ibu blusukan dan melihat / mencari hal apa yang membuat air sungai tidak lancar mengalir, maka beliau sendirilah yang berusaha menarik / melepas penyebabnya. hingga beliau pulang pukul 10 malam.
Saat Beliau pagi-pagi blusukan menemukan 2 orang anak di semacam pos kamling begitu (kenapa ga' sekolah, ternyata anak tersebut adalah anak satpam yang istrinya sudah meninggal sehingga di titipkan pada tetangganya, lalu beliau minta ke tetangga, ayahnya untuk memlihara anak tersebut di sekolah anak terlantar miliknya.
Kemudian pernah juga ibu Risma mendapatkan seorang kakek jompo 90 tahun, yang sakit dijaga oleh anaknya berumur 60 tahunan yang gila dan mempunya anak berumur 41 tahuan tapi tidak bekerja, kemudian beliau membantunya, dan beliau masukan ke dalam yayasan yang dipimpinnya untuk membantu masyarakat yang kurang mampu. Beliau merasa bersyukur menemukan keluarga tersebut, tapi mungkin masih banyak lagi keluarga yang kurang mampu dan terlantar yang saya tidak tahu" katanya.
Beliau sangat takut saat hari "Pertanggung jawaban nanti" beliau ditanya Allah Swt. kok masih ada orang susah.. begitu katanya..??
Subhanallah.. Ibu Risma bekerja dengan hati nurani dan bertanggung jawab langsung pada Allah Swt. sehingga beliau betul-betul konsen pada warga yang susah. Itulah mengapa warga kota Surabaya begitu mendukung dan mencintainya. Kerena beliau memang layak menjadi pemimpin dan tauladan bagi pemimpin-pemimpin negeri ini.??
Sosoknya dicintai masyarakan kecil namun dalam memimpin tersebut ada juga mereka-mereka yang bersebrangan dengannya, sehingga beliau banya menerima tekanan. Tetapi walaupun begitu banyak pula yang masih berpihak padanya. Memang begitulah hidup adalah pilihan, kita mau mengikuti kecendrungan yang mana, yang baik atau yang buruk, .
Inilah contoh pemimpin masa datang terlepas dari beliau adalah wanita, namun saat ditanya Najwa Shihab saat acara Mata Najwa kemarin tentang terpilihnya Ibu Risma sebagai Capres mendapatkan rangking 1 dan Jokowi di rangking 2, menurut lembaga survei salah satu Univ. Bandung, beliau menolak, karena beliau tahu kapasitasnya, bahwa beliau bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa, serta tak ada pengetahuan untuk itu. Dan beliau pun berkata bahwa semua yang dia miliki sudah dia serahkan untuk kepentingan warga Surabaya, baik itu tenaga, pikiran dan kemampuan, atau apapun, tidak ada yang tersisa.
Karena penasaran Najwa pun menanyakan kembali demi meyakinkan bahwa benar beliau menolak jika dicalonkan menjadi Presiden disaat banyak orang lain ingin menjadi Presiden, Beliau tetap merendah dan menjawab, "biarlah, saya tahu siapa saya, negara Indonesaia itu luas lho mba', ga' main-main, saya takut pertanggung jawabannya kelak di hadapan Allah, kalau masih ada orang yang susah, bagaimana?? saya kan ingin masuk syurga juga.. hehe," begitu jawaban beliau.
Luar biasa..!, gambaran seorang pemimpin jaman sekarang yang begitu takut pada Tuhannya ( Allah Swt.), bagaimana dengan pemimpin lain ?? sering kita melihat perilaku mereka yang beranggapan seolah-olah hidupnya hanya didunia saja, hingga segara cara dilakukan demi mendapatkan apa yang diinginkannya..
Kalau kita lihat gaya kepemimpinanya Ibu Risma adalah merujuk cara kepemimpinan dari sahabat nabi "Umar Bin Khatab" yang selalu turun langsung melihat bagaimana kehidupan warganya, dan berusaha menyelesaikannya sesuai dengan kekuatan dan kemampuannya. Memang Islam adalah agama yang sempurna, semua peran ada contohnya, bagaimana seharusnya menjadi pemimpin, dll, jika semua pemimpin negeri ini memiliki cara pikir, cara pandang dan berberprilaku demikian, bukan tidak mungkin akan tercipta negara yang damai dan sejahtera, dan lebih ideal lagi jika pemimpinnya adalah seorang pria,Insya Allah..
Jadi teringat bahwa ada 7 Golongan yang mendapat naungan dari Allah Swt. di hari Kiamat kelak yang salah satunya adalah Pemimpin yang adil, kita berharap semoga Ibu Risma termasuk dalam golongan tersebut, amiin..
Dan kita do'akan bersama semoga Ibu Risma kuat, tegar dan mampu bertahan memimpin kota Surabaya, serta selalu di beri petunjuk Allah Swt. dalam menghadapi setiap masalah yang ada.
Dan semoga ibu Risma dapat menjadi tauladan pada pemimpin-pemimpin lainnya, di dimana saja dan kapan saja, Sebagai Pemimpin yang Pro Rakyat, dan yang memberikan kerja nyata bukan janji, Amiin.. ya Rabbal alamina.

Rabu, 12 Februari 2014

Apa Saja Amal Jariyah yang Mengalir Terus Pahalanya ?

Di petik dari Sebuah Khutbah Jum'at yang judulnya : Amal Jariyah, Amal yang Tidak Terputus
KHUTBAH PERTAMA
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Segala puji bagi Allah yang senantiasa melimpahkan karunianya kepada kita. Segala puji hanya milik-Nya yang telah menganugerahkan kenikmatan yang tak terhitung bagi kita semua. Dan diantara semua kenikmatan itu, nikmat Islam dan Iman adalah yang paling utama. Dengan nikmat itu, nikmat yang lain menjadi bernilai di hadapan Allah. Atas dasar nikmat itu, nikmat yang lain menjadi berharga di sisi Allah. Hanya dengan adanya nikmat itu, nikmat yang lain bermakna bagi kita, dalam pandangan Allah SWT.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Kehidupan dunia adalah kehidupan yang fana, kehidupan sementara, kehidupan yang sebentar saja. Jika kita dikaruniai usia yang sama dengan Rasulullah, hidup kita di dunia sekitar 63 tahun lamanya. Mungkin ada yang lebih lama dari itu, tetapi banyak juga yang kurang dari itu. Betapa banyak saudara dan teman kita yang meninggal di usia muda; entah didahului oleh sakit maupun kematian yang tiba-tiba. Melalui kecelakaan atau bencana alam, misalnya. Pendek kata, jika waktunya telah tiba, kematian tak bisa ditunda.
فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya. (QS. An Nahl : 61)
Maka hidup yang sangat singkat ini harus diisi dengan memperbanyak bekal. Selagi kematian belum datang maka hidup ini harus dipenuhi dengan amal. Dan diantara amal kebaikan yang dilakukan oleh manusia, ada tiga amal istimewa yang tidak akan terputus pahalanya meskipun sang pelaku telah berada di alam barzakh. Pahala tiga amal itu akan tetap mengalir kepadanya meskipun ia tak lagi hidup di dunia.
Apa saja tiga amal jariyah yang tidak terputus itu? Rasulullah SAW bersabda :
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih yang mendo’akannya. (HR. Muslim dan Ahmad)
Hadits yang sama, dengan matan sedikit berbeda diriwayatkan juga oleh Tirmidzi, Abu Dawud, dan An-Nasa'i)
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Amal pertama yang tidak terputus meskipun mukmin itu telah meninggal adalah sedekah jariyah. Yaitu sedekah yang kemanfaatannya terus mengalir. Selama ia bermanfaat, selama itu pula pahalanya mengalir kepada orang yang bersedekah itu, walaupun ia telah meninggal.
Dalam sebuah atsar yang diriwayatkan dari Anas r.a. disebutkan contoh sedekah jariyah ini; yakni membangun masjid, membuat saluran air, membuat sumur, menanam pohon, dan menulis/mencetak mushaf. Selama masjid yang dibangunnya itu ditempati shalat, ia mendapatkan pahala itu. Selama saluran air yang ia buat dimanfaatkan orang lain entah air minum ataupun irigasi, ia mendapatkan pahala itu. Selama sumur yang ia buat dimanfaatkan oleh orang lain, ia pun tetap mendapatkan pahala itu.
Selama pohon yang ia tanam, buahnya dimakan orang lain bahkan binatang atau menjadi tempat berteduh dan penyimpan air, ia mendapatkan pahalanya. Selama mushaf yang ia cetak atau ia sedekahkan masih dibaca, ia juga mendapatkan pahalanya. Tentu, lima hal itu adalah contoh dan tidak membatasi sedekah jariyah pada itu saja. Membangun sekolah, lembaga pendidikan, rumah sakit, jalan, jembatan dan seterusnya selama manfaatnya masih terus dirasakan, orang yang bersedekah membangunnya terus mendapatkan pahalanya. Mengalir.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Amal kedua yang tidak terputus meskipun mukmin itu telah meninggal adalah ilmu yang bermanfaat. Yaitu ilmu yang diajarkan kepada orang lain, lalu orang itu mengalamkan dan mengajarkannya kepada orang lain, dan demikian seterusnya. Maka sepanjang ilmu itu terus bergulir, diajarkan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan diamalkan, orang yang mengajarkannya mendapatkan limpahan pahala yang terus mengalir itu.
Orang-orang yang dikaruniai harta lalu mensedekahkannya, termasuk dengan sedekah jariyah, dan orang yang dikaruniai ilmu lalu menjadikannya ilmu manfaat dengan mengalamkan dan mengajarkan, kedua tipe orang itulah yang boleh diiri agar kita juga bisa seperti itu.
Tidak boleh hasad (iri) kecuali pada dua orang, yaitu orang yang Allah anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan orang yang Allah beri karunia ilmu, lalu ia menunaikan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Amal ketiga yang tidak terputus meskipun mukmin itu telah meninggal adalah anak shalih yang mendoakan kedua orang tuanya. Anak di sini tidak terbatas anak keturunan pertama, tetapi juga anak dari anak dan seterusnya. Maka di sinilah pentingnya bagi orang tua untuk mendidik putra-putrinya menjadi anak-anak yang shalih sehingga mereka mendoakan orang tuanya tatkala orang tuanya telah meninggal. Demikian pula anak-anak itu nantinya mendidik putra-putrinya untuk menjadi shalih dan shalihah lalu mendoakan orang tua serta kakek dan neneknya.
Karenanya salah satu doa yang sangat penting untuk kita panjatkan adalah seperti doanya Nabi Ibrahim:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. (QS. Ash Shafat : 100)
Doa ibadurrahman yang tercantum dalam QS. Al furqan ayat 74 secara implisit juga mengharapkan anak dan keturunan yang mendoakan orang tuanya.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al Furqan : 74)
>Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah
,
Kesimpulannya adalah, mari kita berusaha untuk memperbanyak sedekah jariyah yakni sedekah yang kemanfaatannya berjangka panjang bahkan "permanen" tentu saja tanpa mengesampingkan sedekah lainnya; kita berusaha untuk terus dan terus mencari ilmu (thalabul ilmi) disertai dengan mengamalkan dan mendakwahkan/mengajarkan ilmu tersebut; kita juga terus berusaha mendidik putra-putri kita serta mendoakan mereka agar menjadi anak yang shalih dan shalihah yang nanti secara sadar akan mendoakan kita. Sebab sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan kedua orangtuanya itulah tiga investasi utama, yang pahalanya terus mengalir meskipun kita meninggal dunia.
Sumber : bersamadakwah.com

Senin, 10 Februari 2014

Menjadi Muslim Setelah Menerima Hadiah Al Qur'an dari Kekasih

Namanya JR Farrell. Warga Amerika Serikat, tinggal di Chicago. Kehidupan Farrell semasa remaja dikelilingi oleh lingkungan yang buruk. Mulai dari keluarga, hingga teman-temannya. Ayahnya seorang berdarah campuran Jerman dan Irlandia, pekerja keras tapi juga pemabuk. Ia sering memukuli istrinya sendiri. Sering pula ia melampiaskan kemarahan kepada Farrel dan adik-adiknya dengan berbagai kekerasan fisik. Lingkungan masyarakat Farrel juga menggoda. Mulai teman wanita, minuman, klub malam, hingga narkoba. Adiknya sendiri juga menjadi salah satu pengedar narkoba terbesar di Chicago. "Tapi entah mengapa, saya melarang diri untuk terlibat dalam semua tadi. Saya hanya merasa itu tidak benar," tutur Farrel mengenang masa remajanya.
Masa Pencarian
Peristiwa-peristiwa di masa kecil hingga remaja Farrel membuatnya menyadari betapa rapuhnya kehidupan. "Saya tak ingin mati sebagai idiot, jadi saya mulai belajar apa pun dan semuanya." tutur Farrell. Mengetahui antusias Farrell, orangtuanya cemas. Mereka mengkhawtirkan ia akan tercuci otak atau mengikuti aliran atau mengkultuskan sesorang. Mereka benar. Pada 1994, Farrell menjadi Nazi. Ia mengaku saat itu menyukai fakta bahwa Hitler memiliki kendali atas ribuan orang. "Menjadi Nazi, membuat saya merasa penting, menjadi seseorang." Untuk satu ini, ayahnya tak menentang, justru senang dengan seluruh pemikiran Farrell.
Pada 1995, Farrell jatuh cinta kepada seorang gadis. Meski ia memiliki kesempatan untuk berbuat apa pun dengan gadis tersebut, lagi-lagi ia melarang dirinya. "Saya tidak bisa, saya tak membolehkan diri saya untuk memiliki hubungan intim dengan seseorang yang tidak saya nikahi." ujarnya. Beberapa bulan setelah itu ia melamar kekasihnya. Mereka bertunangan tanpa sekalipun berhubungan seksual, sesuatu yang tidak biasa di kalangan barat. "Kami berdua paham bahwa akan banyak masalah terjadi bila kami lakukan itu," tutur Farrell. Pada saat itu, Farrel sangat membenci Islam dan Muslim. Farrel termakan propaganda media bahwa Islam itu jahat dan penuh kekerasan. "Saya sungguh benar-benar membenci Muslim dalam tingkat yang tak anda percayai," kenangnya.
Kado Terbaik
Pada 1997, tunangan Farrell memberinya Al Qur'an sebagai hadiah. Gadis itu beralasan karena Farrel suka membaca. Namun, hadiah Al-Qur'an itu membuat Farrel marah karena ia membenci muslim. Bahkan ia sempat putus beberapa saat gara-gara hadiah itu. Hingga pada suatu malam Farrel mengambil kitab suci tersebut dan mulai membacanya. "Saya masih ingat betul saat itu, rumah begitu bersih, udara terasa enak dan nyaman, sorot lampu sungguh pas untuk membaca. Itu Alquran versi terjemahan Abdullah Yusuf Ali," tutur Farrell. Ia membaca bagian awalan, tiga halaman pertama, dan, "Saya mulai menangis seperti bayi. Saya menangis dan menangis. Saya tak bisa menahan diri. Seketika saya tahu bahwa inilah yang saya cari selama lini. Saya seperti ingin memukuli diri sendiri karena tak segera menemukan sejak dulu," ujar Farrell.
Ia merasa tersihir oleh bait-bait Al Qur'an. "Ini bukan Islam yang saya kenal. Ini bukanlah Arab, bukan sesuatu yang buruk yang saya pikir sebelumnya," kata Farrel. Ia merasa hidupnya dibungkus sepenuhnya dalam halaman-halaman tadi. Farrell menjumpai seperti membaca jiwanya dalam Alqur'an. "Sungguh indah, tetapi juga membuat saya menyesali diri. Setelah itu saya kembali menjalin hubungan dengan tunangan dan mendiskusikan banyak hal secara dewasa," ujarnya. Tak lama setelah itu, Farrel dan tunangannya memeluk Islam dan beritikad untuk hidup sebagai Muslim, meski itu berarti tinggal terpisah.
Begitu orangtua Farrel mengetahui itu, pecahlah kemarahan mereka. "Ayah saya mengancam membunuh saya. Ia berkata, 'Kamu lahir Katholik, jadi tolong Tuhan, saya akan memastikan kamu mati sebagai Katholik,'". Reaksi ibu Farrell pun setali tiga uang. Saat itu pula ia didepak keluar dari rumah dan Farrell pun tinggal di jalan selama 6 bulan. "Saya menyantap makanan dari tempat sampah, tidur di luar saat malam-malam terdingin, waktu itu tahun 1999," tutur Farrell.
Namun itu semua tak menyurutkan semangat Farrell. "Saya berjalan bermil-mil untuk bisa bersama Muslim. Saya dikejar keluar dari lingkungan tertentu oleh polisi hanya gara-gara masuk ke lingkungan kulit hitam demi mengikuti shalat Jumat. Saya dilempari batu, diludahi, dikasari. Saya hanya ingin bisa bersama Muslim lain," Hingga suatu hari ia bertemu seorang teman yang membantunya. Si teman berkata, bila Farrell bisa membangun sebuah masjid dalam toko knalpotnya, maka ia bisa tinggal di sana hingga menemukan tempat lebih layak. Farrell pun setuju.
Toko itu memiliki ruang di tingkat dua, sekitar 186 meter persegi yang dipakai untuk gudang. Setiap hari Farrell menghabiskan waktu berjam-jam untuk membuang sampah dan memindahkan pasokan inventaris. Dalam satu bulan ia telah menggarap setengah ruangan, membangun dinding, menambah jendela, memasang satu pintu, menggelar karpet, mengecat dan akhirnya membuka masjid toko knalpot pertama di Kota Chicago. "Saya belajar pertukangan dari paman saya. Itu adalah pekerjaan penuh waktu saya yang pertama." tuturnya.
Sekitar 6 bulan berikut ia berhasil mendapat satu pekerjaan bagus dan pindah bersama dua teman ke apartemen baru. Tunangannya tak ada dalam adegan hidupnya kini. "Kami telah setuju untuk hidup sebagai Muslim, bukan seperti orang bodoh. Saya lebih mencintai dia dari sebelumya, namun menjadi Muslim jauh lebih penting dari pada bersama seseorang dan kami belum menikah," ungkap Farrell.
Pada 1999 ia menjadi Presiden Asosiasi Mahasiswa Muslim di kampusnya. Setiap hari ia menghadiri majelis taklim, ke seminar. Ia mulai memiliki seseorang yang menjadi tempat bertanya dan membangun hubungan dengan teman-teman Muslim lain.
Pergi Haji
Pada tahun 2000 Farrell melaksanakan ibadah Haji. Sebuah pengalaman yang tak pernah ia lupakan. Ia mengunjungi Madinah dan lingkungan di sekitarnya. "Satu hal yang saya sadari Haji adalah kebenaran tentang Tuhan dan sejarah Islam. Selama ini saya mungkin hanya bisa mengetahui dari buku mengenai tempat dan orang-orang, di sana saya melihat dengan mata sendiri keajaiban sejarah Islam. Saya seperti hidup dalam sejarah. Saya merasa Hadis-hadis menjadi hidup. Saya seperti menyaksikan sahabat di atas puncak bukit. Saya mencium bau perang Badar. Saya menghirup udara yang dulu juga dihirup Rasul," tutur Farrell.
Meski ia sendiri tanpa istri dan keluarga, Farrell menyadari Islam adalah kehidupan. "Bukan hanya cara hidup tapi kehidupan itu sendiri. Saya memahami Islam bukan sekedar agama, karena agama dapat dibiaskan. Saya memahami bahwa Muslim bukanlah Islam dan Islam tak bisa dinilai karena aksi Muslim. Muslimlah yang dihakimi oleh nilai-nilai Islam.
Farrell selalu bermimpi bekerja di sektor bantuan yang meringankan dan menolong beban orang lain. Kini Farrell bekerja untuk Global Relief Fondation dan telah bergabung selama setahun. [Disarikan dari Republika]
Dari kisah diatas dapat disimpulkan bahwa Farrell mudah mendapatkan hidayah dari Allah Swt. karena kebersihan hatinya, jadi walaupun beliau non muslim namun mampu menahan syahwatnya tentang hal-hal yang dilarang agama misal berhubungan sebelum menikah atau minum-minuman keras, dll., Sehingga saat beliau membaca kalam Illahi tentang kebenaran langsung berpengaruh / merasuk dalam hati dan pikirannya.
Karena itu sangat penting bagi kita untuk menjaga hati agar selalu bersih sehingga hidayah Allah dapat dengan mudah merasuk ke dalam hati kita.
Semoga bermanfaat..^-^

Kamis, 06 Februari 2014

Nilai Kehidupan dari Sang Ayah

Malam itu tgl. 31 Januari 2014, sehabis makan malam, ga' sengaja liat acara Kick Andy yang temanya "My Dad My Hero", yang menurutku acaranya sangat inspiratif banget, karena menceritakan kesuksesan seseorang yang berasal dari nilai-nilai kehidupan yang diberikan oleh orang tuanya, terutama sang ayah.
Narasumber acara tersebut antara lain adalah Bp. Arwin Rasyid (Presdir Bank Swasta), DR. Nono Sampono (TNI-Purn)-(Pernah ikutan Pilgub Jakarta yang berpasangan dgn Alex Nurdin), dan Kakak beradik Tantowi dan Helmy Yahya (Entrepreneur).
Acara ini sangat menarik karena dari ketiga narasumber banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang baik yang mereka dapatkan dari ayah-ayah mereka, yang terbukti mereka dapat meraih kesuksesan dari gemblengan dan didikan keras dari sang ayah.
Ada pepatah yang mengatakan, “ayah adalah guru terbaik dalam memberikan pelajaran tentang kehidupan.” Sosok ayah di dalam keluarga adalah panutan bagi anak-anaknya. Di mata anak laki-laki, ayah adalah role model yang akan membentuk karakter dalam diri mereka
Salah satunya adalah Arwin Rasjid yang saat ini menjabat sebagai CEO sebuah bank swasta nasional. Menurutnya kesuksesan yang diraihnya sekarang adalah buah dari keteladanan sang ayah, Sutan M. Rasjid, yang pernah menjadi diplomat di Itali kemudian menjadi Mensos pada pemerintahan presiden Sukarno yang lalu, yang selalu memberikan pelajaran hidup yang berharga.
Dimata Arwin, ayahnya adalah sosok yang memegang prinsip dalam menjalani hidup. Meskipun lahir dan besar diluar negeri, Arwin fasih berbahasa minang. Karena orang tuanya selalu membiasakan dirinya berbahasa daerah dirumah. Sebagai anak diplomat, Arwin dididik agar tidak manja dan mau bekerja keras. Terbukti saat lulus sarjana ekonomi dari Universitas Indonesia, Arwin kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Hawai melalui jalur beasiswa.
Nilai-nilai kehidupan yang diajarkan oleh ayahnya menjadi pegangan hidup bagi dirinya. Seperti kita harus :
1. Respek pada semua orang, karena hidup itu bagaikan roda yang berputar, kadang diatas kadang dibawah, sapa tahu yang dulu jadi bawahan kita suatu saat bisa jadi atasan kita.
2. Jangan takut pada atasan tapi hormati, takutlah hanya pada Allah Swt. jadi kita harus berani mengeluarkan pendapat walau pendapat kita belum tentu diterima
.
3. Lebih baik memilih tidur nyenyak daripada makan enak, maksudnya adalah lebih baik bekerja yang lurus ( tidak neko-neko), dibanding bekerja tidak sesuai hati nurani sehingga tidak bisa membuat tidurnya nyenyak. Hal itulah yang kemudian membuat dirinya memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisi strategis di salah satu BUMN. Sebuah keputusan yang langka.
4. Hiduplah dengan hemat dan disiplin, walaupun beliau hidup dgn kecukupan namun kebiasaan yang ditanamkan sangat baik seperti matikan lampu yang tidak perlu, matikan keran saat keluar kamar mandi, dan lain sebagainya
Sosok berikutnya adalah Letjen TNI (Purnawirawan) Nono Sampono, yang merupakan jenderal bintang tiga yang pernah menduduki beberapa jabatan penting di TNI Angkatan Laut. Nono adalah lulusan terbaik di Akademi Angkatan Laut tahun 1976.
Dibesarkan dalam kondisi yang sangat sederhana tidak lantas membuat pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan SAR Nasional ini putus asa. Ayahnya, Idris Sampono hanya seorang sopir namun ia berusaha memberikan pendidikan terbaik bagi anaknya. Nilai Kehidupan yang diberikan sang ayah adalah “Untuk menjadi orang sukses, kita harus menjadi orang yang baik dan juga pintar.” Kutipan sederhana ini adalah nasehat yang selalu diingat Nono dari sang ayah. Ayahnya menerapkan kedisiplinan dan nilai-nilai hidup kepada Nono. Nilai-nilai ini kemudian ia wariskan kepada anak-anaknya.
Jadi jika lebih di perinci nilai-nilai tersebut adalah ;
1. Sering-seringlah kita berbuat baik, sehingga dengan demikian akhirnya kita akan disebut orang yang baik (walaupun kadang kita juga pernah berbuat salah), namun ;
2. Baik saja tidak cukup tetapi kita harus juga pintar, karena walaupun kita baik, tetapi jika kita bodoh tentu kita bisa dengan mudah dibodohin orang.
3. Jika kita telah sukses, janganlah kesuksesan itu untuk diri sendiri tetapi berbagilah pada sekitar kita, jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain
Dan hal itu di realisasikan oleh Bp. Nono dgn membangun Pesantren kecil-kecilan di dekat tempat tinggalnya, dan beliau sendiri kadang ikut mngajarkan pada anak-anak tersebut
Narasumber ke-tiga adalah Tantowi Yahya dan Helmy Yahya, kakak beradik yang sama-sama terjun di dunia entertainment dan sukses. Kesuksesan yang diraih mereka sekarang adalah buah dari pendidikan yang diterapkan ayah mereka, H. M. Yahya Matusin yang berprofesi sebagai seorang pedagang kaki lima.
Meskipun dibesarkan dalam kondisi ekonomi pas-pasan. Baik Tantowi maupun Helmy tumbuh menjadi anak-anak yang berprestasi. Helmy selalu mendapat predikat terbaik sejak di sekolah dasar hingga lulus dari Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN). Tantowi sendiri sejak SMA sudah belajar sambil mengajar bahasa inggris. Kemampuan bahasa ini kemudian mengantarkannya menjadi salah satu MC yang handal.
Baik Tantowi maupun Helmy mengakui bahwa tanpa didikan keras dari sang ayah, belum tentu mereka bisa sukses seperti sekarang. Mereka sadar apa yang dilakukan sang ayah adalah cambuk bagi mereka agar tidak hidup susah dikemudian hari. Kini Helmy dikenal masyarakat sebagai raja kuis, lebih dari 150 program televisi telah dihasilkannya. Sedangkan Tantowi terjun ke dunia politik dan berhasil menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014. Satu hal yang disayangkan oleh mereka berdua adalah sang ayah belum sempat merasakan kesuksesan mereka karena sudah lebih dulu dipanggil oleh Sang Khalik.
Jadi nilai kehidupan yang diambil dari Tantowi dan Helmi Yahya adalah bahwa seorang anak sejatinya berbakti/ menyenangkan kedua orang tuanya sebagai balasan atas kerja keras kedua orang tuanya sewaktu mereka kecil dan sekolah dulu, karena terbatasnya waktu bersama mereka, contohnya Helmi Yahya saat menerima gaji pertamanya, ayahandanya keburu wafat karena sakit, sehingga beliau merasa sedih.
Demikianlah nilai-nilai kehidupan yang bisa digali dari ke-tiga narasumber diatas, semoga dapat bermanfaat bagi generasi-generasi muda sekarang dalam mengarungi kehidupan, agar dapat menjadi manusia yang bermanfaat, yang sesuai dengan cita-cita tertinggi manusia dalam ajaran Islam, yaitu manusia yang paling baik adalah manusia yang bermanfat bagi orang lain. Wallahu'alam bi showab.