Saat mambaca catatan ini..., hatiku terdiam.., tergugu..
karena apa yang tersirat benar adanya..?
Semoga di hari "Kartini" ini bukan hanya emansipasi
wanita saja yang didengungkan atau sekedar ikutan
berpakaian kebaya.. namun lebih jauh kedepan..
mengisi setiap sisi pembangunan, walaupun hanya
sebagai rumput kecil di pinggiran jalan menuju
mata air..
dimanakah kita sekarang..??
Jeritan hati seorang Ikhwan yang mendamba
Bidadari dunia..
From : SSQ blog
MENCARI AKHWAT YANG HILANG
Duhai akhwat idaman, dimanakah kau kini berada?
Aneh, mengapa kini aku terlalu sering menemukanmu
dimana-mana, apakah kau tak lagi menjadi idaman
para pengidam kesucian, tak lagi special,
bak bidadari syurga yang hadir di bumi,
tak pernah tersentuh jin dan manusia.
Tak kubayang, akhwatku hilang, tak lekang,
dimakan jaman yang garang.
Dulu kau tak terlihat,
tapi aku tak perlu mencari-cari dirimu.
Karena aku yakin kau ada,
seperti keyakinanku beriman kepada yang ghoib.
Semakin ghoib, semakin indah, semakin beriman.
Wuih. Subahanallah.
Tapi kini kau tak lagi ghoib,
kau begitu menyebar,
kau begitu visual, kau begitu obral,
sehingga justru aku kehilanganmu
di antara kerumunanmu.
Terlihat tapi tak terlihat,
tak terlihat justru terlihat.
Duhai akhwatku, yang cantik sinergi iman.
Ketahuilah bahwa semakin ghoib dirimu maka
semakin besar energi dirimu, sehingga
semakin besar kualitas keakhwatanmu, maka
semakin aku merindukanmu. Kami menyayangimu.
Sayang sekali jika kau tak menyayangi dirimu sendiri lagi;
dalam kekhawatiranmu yang berlebihan pada Tuhan.
Ku tahu kau berhijab dalam hizabmu.
Tapi mengapa harus kau lupakan inti perjuanganmu,
apakah karena hizabmu tidak lagi tegas padamu.
Apakah identitasmu harus bergantung
pada identitas hizabmu yang mulai teragu?
Ku yakin, kau tahu bahwa kau bagai perhiasan
di mata ikhwan atau kawan.
Dan karakter dari perhiasan adalah
butuhnya sebuah atau banyak perhatian.
Yang memperhatikan nikmat, dan
yang diperhatikan bahagia.
Dan biasanya perhiasan eksklusif berkarakter :
"diam, tersembunyi, dijaga ketat,
personal & privacy,
dan hanya orang-orang yang sudah
menunaikan akad “jual beli” yang boleh memakainya."
Kecuali perhiasan murahan,
tak perlu akad spesial pun
sudah bisa dipakai siapapun ….
lalu menjadi manusia terbuang…
na’udzubillahi min dzalik.
Duhai akhwat budiman kekasih ikhwan beriman,
perhatikanlah bahwa kau adalah
perhiasan terindah.
Bisakah kau bayangkan, bahwa perhiasan itu
“diam”nya saja sudah indah dan menggoda.
Maka apa yang terjadi jika engkau pun bergerak
Terlalu bergerak – kesana kemari- sehingga
mata ikhwan memandangmu, sengaja tidak sengaja,
sebab syaitan itu cerdas dan waras.
Sedangkan ikhwan itu cerdas tapi terbatas.
Karena ikhwan itu terbatas, maka kau pun
harus membatasi diri dari pandangannya,
agar syaitan usahanya pun terbatas
menggoda manusia beriman, akhwat dan ikhwan.
Kuharap kau lebih banyak diam yang penuh gerakan,
daripada gerakan yang membuat ikhwan terdiam.
Kau begitu indah untuk tidak diperhatikan,
perhiasan itu begitu banyak yang memperhatikan,
kadang saling bersaing antara satu perhaiasan
dengan perhiasan lainnya, bersaing untuk diperhatikan…
tentu saja karena adanya perhatian.
Perhatian hadir karena adanya sumber perhatian
dan adanya yang memperhatikan.
Fokus dakwah pun kadang berubah,
bahasan bab menikah dan poligami
lebih menjadi perhatian daripada bagaimana cara
memperjuangkan dakwah ini,
dan mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah,
Ilahi Robbi?
Duhai akhwat, kau bukan syahwat;
ku tak menyalahkanmu,
Sebab aku pun mudah gelisah
tapi marilah mulai hari ini
sama-sama kita mengambil porsi
yang tidak melampaui suci.
Sebab akhwat itu wanita, dan wanita itu
makhluk indah sejati yang penuh perasaan,
maka perlu diberikan banyak batasan.
Agar perasaannya tidak meluap dan tumpah
di sembarang nyawa.
Sebab, jika satu atau dua batasan
sudah mulai dianggap tak membatasi,
maka berkhawatir dirilah jika engkau
kesulitan mengontrol perasaanmu yang agung itu….
Wahai akhwat sejati,
bukanlah karena cantikmu engkau diperhatikan,
tapi karena diperhatikanlah
engkau menjadi cantik.
Berterimakasihlah kepada
orang-orang yang memperhatikanmu,
dan bersyukurlah kepada Allah
agar DIA tetap memperhatikanmu.
Kalau Allah yang memperhatikanmu,
maka para ikhwan beriman pun
insya Allah bersegera tuk memperhatikanmu.
Tapi kalau perhatian manusia yang engkau kejar,
maka kemanakah kau tempatkan perhatian Tuhanmu,
dari hatimu yang agung,
wahai calon ibu,
wanita yang paling perhatian….
dan butuh perhatian.
Harus diperhatikan.
Dan diriku
Kurang memperhatikan
Maaf ...
Tertulis dan Tertulus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar