Abu ‘Abdullah Ibnu Al Qoyyim Syamsuddin Muhammad bin Abu Abakar bin Ayyub bin Sa’d Al Zar,iy/Al Zur,iy adalah tokoh dari Madzhab Hanbali yang menururut Syaikh Ibnu Katsir adalah seorang yang yang menjalankan Sholat dengan panjang, beliau memanjangkan dan berlama lama dalam bersujud. Bahkan Syaikh Ibnu Rojab sangat menyanjung beliau ini dengan sanjungan yang sangat Ghluw (jika diukur dengan pola pikir Salafi/Wahhabi), sebab Ibnu Rojab berkata tentang beliau: “Beliau tidaklah Ma’shum, tetapi tak ada ungkapan yang lebih tepat dari itu, sebab saking kuatnya Ibadah beliau” (Sumber http://ejabat.google.com/ejabat/thread?tid=02c6e984f72eb8a dan juga diamini oleh beberapa situs seperti sunnah dot org, islamport dot com dll).
Salah satu kitab terkenal Syaikh Syamsuddin adalah Kitab Al Ruh, dimana didalamnya terdapat beberapa keterangan yang unik, antara lain tentang kemungkinan berinteraksinya Ruh orang mati dengan orang yang masih hidup, ruh ruh orang mati itu bisa berkenalan dan saling berkunjung satu sama lain jika ruh tersebut termasuk yang mendapatkan keni,matan. Beliau membagi ruh itu dalam dua bagian; Ruh yang Menerima Azdab dan ruh yang menerima Kenikmatan)
Beliau membawakan sebuah ayat 42 surat Al Zumar:
الله يتوفى الأنفس حين موتها والتي لم تمت في منامها فيمسك التي قضى عليها الموت ويرسل الأخرى إلى أجل مسمى إن في ذلك لآيات لقوم يتفكرون
“Allah memenuhi hak/mewafatkan jiwa (orang) ketika matinya, adapun jiwa yang belum mati, Allah menahannya didalam tidurnya yag telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir”.
Tetapi sungguh amat sayang, di dalam kitab tersebut tidak dijelaskan metode khusus agar jiwa kita bisa dikenal oleh Jiwa jiwa Suci dari Para Auliyaillah, hanya saja, dalam bab sebelumnya Syaikh Syamsuddin membawakan sebuah ayat yang menjadi dasar Umum bagaimana Ruhr ruh itu bisa saling mengenal, yaitu dengan ayat 69 surat Al Nisa:
ومن يطع الله والرسول فأولئك مع الذين أنعم الله عليهم من النبيين والصديقين والشهداء والصالحين وحسن أولئك رفيقا
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan berserta orang-orang yang diberi kenikmatan oleh Allah, yang terdiri dari para Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”.
Lalu, sebenarnya adakah cara agar kita bias dikenal oleh para arwah orang orang Shalih, agar kita mendapat berkahnya, doanya dan pertolongan ruhaniyyahnya?
Dalam hal ini mungkin dari beberapa kisah bertemunya para tokoh kita dengan para tokoh terdahulunya baik dengan cara bermimpi atau dengan cara yang Allah sendiri yang tahu, adalah sebuah pelajaran yang patut ditiru, antara lain disamping mencintainya, mengikuti jejaknya, yang terpenting adalah bersedekah kepadanya, tidak lain adalah mendoakannya, menghadiahi fatihah, menziyarahi kuburnya, sering membicarakannya, mengaguminya, dan menghormatinya.
Bersedekah yang dimaksud adalah menghadiahkan fatihah atau baca bacaan kalimah thoyyibah yang lain.
Dari : Web.PrabuAgungAlfayed
Tidak ada komentar:
Posting Komentar